10. menepati janji (thorn)

162 23 46
                                    

"Solaaaarrrrrrr! Kak upaaaannnn!" Panggilnya berisik. Ya thorn menemukan mereka berdua di lantai 1. Haha anak itu, memang benar kalau dia naif☺️.

"Napa sih thorn. Brisik." ucan taufan sedikit kesal, ekhem bukan masalah gimana-gimana ya tapi mereka habis kalah main game sama geng sebelah. Siapa? Bukan siapa-siapa sih.

"Ehehe. Thorn cuma mau ngajak kalian bentar, ada ke-ju-tan di kamar kak ice" ucapnya sambil tersenyum leeebaaarr. Berharap makhluk cempreng yang merupakan kakaknya dan adiknya yang songong itu mau ikut dengannya.

"Ah udalah ter-se-rah, hadiah-hadiah! Kalo bener ada hadiah bawa kesini, bukan nyuruh kita ke kamar blaze. Emang hadiahnya apa?" Taufan tuh udah semaksimal mungkin buat gak marah sama adek nya yang icikiwir ini, takut kena marah gempa dia.

"Mayat" jawab thorn santai namun dengan senyuman yang semakin berseri, sontak membuat ke dua oknum yang mendengarnya terenyuh karna kaget! Apa-apaan itu tadi?

"Thorn ngomong gitu lagi jangan harap solar ngakuin thorn sebagai kembaran" jawab solar karna takut, tidak! maksudnya hanya tidak berani. Takutnya solar nanti di gentayangin, kalau dah gitu solar kan mines akhlak gimana mau selamat, lagian mayat siapa? Kenapa harus di rumah ini?

"Bercandwaa! Hahahah makanya ikut!" Teriak thorn antusias, tapi hanya mendapat muka menyebalkan dari solar dan Taufan. Thorn terdengar menghela nafas pelan, sebelum akhirnya memutuskan untuk menjelaskan sedikit lebih rinci. "Ehmm sebenarnya- thorn pingin kita baikan, bukankah lebih indah jika kita bersama? Dan saling melengkapi? Tolong jangan hilangin meski hanya satu bagian dari kita. Thorn mau_ kalian menerima ic-"

"Thorn, masih mikir kalo solar bakal nyesel meski dia mati? Yang pasti aku ga perlu jelasin kan? Karna semua udah jelas" tegas solar. "Lagian solar gak suka hal yang gak penting!"

"Hikss pantesan ga punya temen di kelas!" Ejek thorn pada solar, yaa memang keliatan nya gitu tapi kenyataannya beda.

"Haha lucu! Bukan mereka sih yang gak mau kawanin solar, tapi solar yang gak mau! Lagian mereka gak penting. Buat apa solar berteman dengan beban? Solar bisa sendiri dibanding di bantu sama mereka. Ga penting kan?" Memang solar itu egois dan sombong! Dia hanya menjawab sapaan temannya atau pertanyaan guru di kelasnya, jika ada yang meminta tolong padanya maka kalimat-kalimat pedasnya akan ia lontarkan tanpa memikirkan perasaan teman-teman nya. Tapi kalo soal di puji sih solar jelas suka, dan bisa-bisa teman-teman solar menjadi fans solar dan tetap bertahan dengan sikap solar. Huhh!

"Terserah solar! Tapi ayo ke sanaa"

"Ngapain? Maap-maapan? Ogah banget! dih lagian bisa-bisa tu anak buat empat orang sekaligus minta maaf...?"

"Pake jimat kali ya solar?"

"ntah lah ngeri juga kalo iya. Sudah, pokoknya aku bo-do a-mat, ngerti ! Kau tau thorn? Kita tak di perhatikan oleh orang tua kita, karna apa? Karna orang tua kita lebih mentingin anak pemalas yang gak ada tujuan hidup! Mending login alam sebelah, mati kek" Solar tampak kokoh dengan apa yang di ucapkannya, dan ya jangan lupakan solar memang sepedas itu.

"Tapi kan bukannya kak ice udah mati hehe" senyuman nya bahkan tak ia luntur kan saat mengatakan nya. Maksudnya kan memang mati, tapi masih bernafas.

"Thorn!?" Sarkasan dari Taufan itu pun juga hanya di balas senyuman lebar itu, dan itu terlihat menyebalkan bagi Taufan. Ada sesuatu yang sedikit mengganjal perasaan Taufan saat mendengar itu, h-hey! Memang nya boleh bicara sembarang?

"Memang nya apa yang buat kalian-maksudku kita semua benci kak ice, dia ga salah, dan dia bukan lah orang yang benar untuk kau benci dengan alasan 'orang tua kita lebih memperhatikan nya?', benarkan Solar? thorn punya alasan di balik pembelaan thorn terhadap kak ice " thorn bertanya sekali memojokkan dua insan dalam satu tragedi atau mungkin perdebatan...

"Udahlah ya pokoknya bodo amat. Kamu ga dengar thorn! Kita gak peduli titik." Taufan menekankan jawaban yang sama meski sedikit sulit.

"Apa kalo dia mati kalian juga gak peduli ya? Kak upan, solar, kesempatan ga datang 2 kali loh. Dan mungkin beberapa orang meminta hal yang telah pergi karna diabaikan untuk kembali, mereka menginginkan nya kembali, tapi selama itu ada mereka sama sekali tak peduli pada itu. Dengerin thorn kali ini okey? Apapun itu, itu ga akan pernah bisa datang 2 kali. Kalo dia udah pergi, maaf dan permohonan pun udah ga berlaku lagi!...sekalipun nangis darahh. Itu semua ga bisa buat dia kembali lagi. Dan. Waktu ga akan pernah bisa diulang! Apa yang telah pergi akan benar-benar pergi." Thorn berhenti sejenak, memandangi saudaranya satu persatu. Dan kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Sebelum menyesal... pasti ada kesempatan yang di buang sia-sia oleh seseorang. Karna pada apapun dasarnya menyesal akan setia berada diakhir cerita☺️. Karna gak ada apapun yang bisa menggantikan sesuatu yang telah hilang... " Ucapannya seolah olah ia benar-benar belajar dari kesalahannya, ia tak ingin 2 saudaranya itu menyesal di kemudian hari.

"Tapi, apakah kita akan menyesal jika hanya kehilangan benda tak berharga?" Taufan menundukkan kepalanya sambil bertanya, entah apa yang anak itu pikiran.

"Terserah😁. Seseorang akan sangat berharga jika kehadiran nya sudah tak di rasa. So, liat video nya dong!"

Thorn memberikan ponselnya dan memaksa taufan dan solar untuk memutar rekaman video itu. Hanya satu pertanyaan yang dapat menggambarkan perasaan mereka saat menonton video itu. 'salah kah mereka selama ini?'.

Rasanya mata ini seperti di bakar, rasa panas menjalar di mata mereka. Sesuatu yang menggambarkan perasaan terpendam dari sang saudara, bisa kah Thorn mengecilkan volume nya?

Tangisan dan teriakan itu bisa saja menetap di telinga mereka, membekas sampai tak bisa hilang. Otak mereka benar-benar merekam gambar dan suara dari video yang di tampilkan benda pipih canggih tersebut.

Yang hp thorn rekam itu benar-benar menyayat luka di hati. Mereka memang jahat ok. Tapi mereka juga manusia biasa seperti pada umumnya. Bagaimana dengan ice, dia juga manusia bukan? Memang kebanyakan dari manusia itu hanya memikirkan diri sendiri tanpa berfikir 'bagaimana jika mereka berada di posisi orang lain?' . Benar kan? Penjara akan penuh jika penjahat selalu mengakui kejahatan nya.





Tidak.






Ini akan menjadi mimpi buruk bagi solar,,,


TBC

JANLUP VOTE NYA, TINGGAL VOTE JUGA. Yang mau masuk gc DM chat pribadi ya.

Papay semoga ini gak terlalu buruk dari yang sebelumnya (book di akun sebelah🙂), karna tulisannya juga cerita nya rada di ubah🥲










Us the next life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang