Tin
Tin
Suara klakson mobil tersebut menyebar di sepanjang perjalanan yang kini sedang dipadati oleh pengendara yang lain. Pria itu terus saja menekan klakson mobilnya dengan emosi yang tertahan.
Tin!
Hingga beberapa menit kemudian, jalanan yang tadinya padat oleh kendaraan beroda, kini kendaraan tersebut sudah mulai bergerak maju membuat mobil yang pria itu gunakan ikut melaju.
Setelah bebas dari kemacetan tadi, pria itu menambahkan kecepatan mobilnya diatas rata-rata hingga menimbulkan kemarahan pada kendaraan yang lain karena sangking kencangnya.
Tak lama kemudian, mobil itu terparkir rapi di sebuah parkiran rumah sakit. Pemilik mobil itu pun keluar sambil merapihkan jas nya yang sedikit kusut.
Dengan kaki jenjangnya, pria itu berjalan memasuki rumah sakit dengan langkah yang panjang dan angkuh.
Para suster yang berlalu lalang pun membungkukkan tubuhnya ketika melihat siapa yang berkunjung. Sementara pria itu tak perduli dan melanjutkan langkahnya menuju meja Resepsionis berada.
Sang Resepsionis melihat siapa yang datang pun segera membungkukkan tubuhnya singkat"ada yang bisa saya bantu,tuan? " tanyanya dengan sopan
"Erlangga Rahandika Bratajaya"ucap pria itu yang tak lain adalah Lucas.
Sang Resepsionis mengerutkan dahinya bingung " maaf tuan apakah yang anda maksud itu Erlangga Rahandika? "Tanyanya dengan hati-hati takut menyinggung orang didepannya ini.
" hm"
"Ruangan VIP nomor 204"ucap Resepsionis itu dengan senyum kaku
Lucas langsung melegang pergi meninggalkan Resepsionis itu yang cengo dan berjalan menuju ruangan Langga berada.tanpa disadari sedaritadi ada tiga orang yang diam-diam mengikutinya.
Lucas menelusuri lorong-lorong dengan wajah datar tapi ia merasa seperti ada yang mengikuti pun berhenti dan menoleh kebelakang dan terlihatlah tiga orang yang berbeda gender.ia menatap mereka dengan datar.
"Apa yang kalian lakukan? " tanyanya dengan nada dingin
"Hehehe kami, kami hanya-"
"Ingin ikut menjenguk bang Langga" sela Gaby dengan cepat sementara Aslan dan Aiden hanya mengangguk menyetujui.
"Iya bener tuh Dad"ucap Aslan berusaha menyakinkan.
Sosok yang mengikuti Lucas sedaritadi adalah Aslan, Aiden dan Gaby. Bagaimana Aslan bisa ada sana juga?itu karena tadi saat Aiden dan Gaby ingin menyusul Lucas mereka melihat sosok Aslan yang baru pulang kuliah mereka berdua pun langsung saja mengajak Aslan untuk pergi bersama dan berakhirlah mereka bertiga disini. Awalnya Aslan sempat menolak dengan dalih lelah karena baru pulang tetapi Aiden bilang akan nyesal jika tidak ikut. Karena jiwa keponya besar ia mengabaikan rasa lelahnya itu dan memilih untuk ikut pergi.
Lucas menatap mereka bertiga dengan datar dan melanjutkan kembali langkahnya yang sempat tertunda itu tak lupa pula ketiga anaknya yang mengekor di belakangnya.
Saat ini Lucas sudah berada di ruangan nomor 204 tanpa lama-lama ia pun langsung membukanya dengan tak sabaran sehingga menimbulkan suara.
BRAK
" astagfirullah "
🐥🐥🐥
"Langga" panggil Vier dengan nada rendah
"Ya? "
"Masih gak mau ngasih tau?" tanya Vier
"Maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA
Teen Fiction[Brothership not BL] Erlangga Rahandika Bratajaya nama yang cukup indah tapi tidak seindah hidupnya. Ia lahir tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya dan juga keluarganya. Hanya karena kesalahan yang dirinya sendiri pun tidak tau ia jadi dibeda-be...