Sorry for typo and selamat membaca semuanya~~
Terhitung ini sudah dua minggu lamanya Langga terkurung di rumah sakit. Hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu. Pasalnya hari ini ia akan pulang dan keluar dari rumah sakit Jahannam ini.
Awalnya Saka menolak mentah-mentah untuk kembali ke rumah karena kondisi Langga yang masih belum memungkinkan. Tapi dengan beribu keyakinan, Langga mengatakan bahwa ia sudah tak apa-apa dan akhirnya Saka pun memperbolehkannya untuk pulang dengan catatan harus mau mengikuti beberapa rangkaian terapi. Tanpa pikir panjang Langga mengiyakannya.
"Biarlah, yang penting adiknya keluar terlebih dulu dari rumah sakit ini. Masalah itu bisa dipikir-pikir lagi nanti." batin Saka.
Saat ini Langga sudah duduk manis di dalam mobil Saka dengan mulut yang tersumpal permen dan di tangan kanannya yang memegang sekotak susu cokelat.
Sedangkan Saka ia duduk di kursi pengemudi dan fokus mengemudi walaupun sesekali ia akan mencuri-curi padang kearah Langga. Saka tersenyum tipis melihat tingkah Langga yang seperti anak kecil.
Karena gemas Saka mengangkat tangan kirinya dan mencubit pelan pipi Langga yang membuat sang empu memberengut kesal.
"Abang!" kesal Langga dengan menatap garang Saka. jujur saja jatuhnya itu bukan seram melainkan imut.
"Jangan imut-imut dong dek." ucap Saka menahan gemas.
"Mata lo katarak kah? Orang seganteng ini dibilang imut!" ketus Langga dengan alis yang mengkerut.
"Ganteng ya? Hm ... " Saka melihat Langga dari kepala sampai ujung kakinya.
"Dari sudut mananya coba? orang imut begini." lanjutnya
"Tau ah! Gue mau pundung!" ucap Langga dengan tangan yang ia silangkan di dadanya sambil menoleh ke kiri menatap jalanan luar.
"Pundung kok bilang-bilang." ejek Saka dengan kekehan.
"Nyenyenye!" nalas Langga dengan kesal. Setelahnya disepanjang perjalanan mobil yang mereka tumpangi hanya diisi oleh suara Saka yang sibuk menjahili Langga dan rengekan Langga.
Setelah perjalanan panjang yang memakan waktu sekitar 45 menit, akhirnya mereka tiba di area mansion Bratajaya dan melihat beberapa mobil asing yang terparkir apik dihalaman mansion.
"Ada tamu kah, bang?" tanya Langga melihat jejeran mobil mewah yang terparkir di halaman mansion.
"Gak tau." jawab Saka dengan mengangkat bahunya acuh. Lalu turun dari mobil terlebih dahulu dan berjalan menuju bagasi untuk mengambil kursi roda milik Langga.
Setelah itu ia berjalan menuju pintu samping mobil yang sudah terbuka tepat dimana Langga duduk dengan mendorong kursi rodanya. Dengan cepat Saka mengangkat tubuh Langga dan mendudukkannya di kursi roda itu dengan hati-hati.
"Makasih." ucap Langga dengan tersenyum manis.
"Sama-sama" balas Saka dengan mengusak gemas surai hitam lebat milik Langga.
Akhirnya Saka mendorong kursi roda itu. Tapi sebelumnya ia sudah meminta kepada beberapa bodyguard untuk membawakan barang-barang milik Langga.
Para bodyguard yang berjaga membantu membukakan pintu masuk untuk kedua tuan mudanya. Seperti biasa, Saka berjalan dengan wajah datar andalannya dan langkah yang penuh wibawa. Sedangkan Langga yang duduk di kursi roda sesekali tersenyum kepada para bawahan yang lewat. Sungguh sangat berbanding terbalik sekali sifat abang-adik ini.
Karena mendengar suara dari ruang keluarga, dengan langkah pasti Saka mendekati langkahnya yang sedang berkumpul. Langga menatap heran orang-orang tersebut yang sangat asing baginya. Anak itu menunduk ketika orang asing itu menatapnya dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA
Teen Fiction[Brothership not BL] Erlangga Rahandika Bratajaya nama yang cukup indah tapi tidak seindah hidupnya. Ia lahir tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya dan juga keluarganya. Hanya karena kesalahan yang dirinya sendiri pun tidak tau ia jadi dibeda-be...