Tandai kalau typo
Happy Reading...
Pukul 14.00, Langga terbangun dari tidurnya. Ia terbangun karena merasakan rasa sakit pada perutnya. terlebih, pada uluh hatinya yang terasa nyeri.
"Ugh ... Shh s-sakit. " rintihnya dengan memegangi perut bagian kiri. Sepertinya maghnya kambuh.
Langga melengkungkan badannya dan terus memegangi bagian perutnya yang sakit. Karena sibuk dengan rasa sakit pada perutnya, sampai-sampai ia tidak menyadari kehadiran seseorang.
"Langga, kamu kenapa?. " tanya seseorang yang tidak lain adalah Lucas
bagaimana bisa ada Lucas disini? Itu bermula karena ia merasa bosan di ruangannya dan lagipula ia juga sudah cukup sehat. jadi, dirinya memutuskan untuk melihat keadaan Langga, berhubung keluarganya yang lain lagi sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Langga membalikkan tubuhnya dan menatap orang itu dengan mata sembabnya.
"Hiks daddy huhu perutnya sakit"adu Langga tanpa sadar. Sementara Lucas masih shock dan langsung keluar memanggil dokter. Karena panik ia seketika melupakan kegunaan tombol nurse call.
Tak lama Lucas masuk dengan dokter dan suster dibelakangnya yang berlari tergopoh-gopoh.
" hah ... apa hah yang sakit? " tanya dokter— Raymond itu dengan nafasnya yang memburu.
"Perut" jawab Langga
Dokter Raymond pun mengangguk dan mengatur nafasnya setelah dirasa sudah mendingan baru ia mulai memeriksa Langga.
"Apa kamu sudah makan? " tanya Raymond dengan melepaskan stetoskopnya.
Langga hanya menggeleng lemah
Raymond pun mengangguk mengerti dan memerintahkan seorang suster untuk mengambilkan jatah makan siang Langga.
"Bagaimana? "Tanya Lucas
Raymond menghela nafas panjang dan berujar "maghnya kambuh, selebihnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan"
Lucas mengangguk paham. Tak lama makanan Langga tiba, sang suster itu pun menyerahkan nampan yang berisi makanan untuk Langga kepada dokter Raymond.
Dokter Raymond pun memberikan nampan itu kepada Langga namun sebelum diterima oleh Langga suara Lucas lebih dulu menghentikan pergerakannya.
"Berikan pada saya" perintah Lucas dan Raymond pun mengangguk lalu memberikannya kepada Lucas.
"Nanti jika sudah selesai makannya, silahkan diminum obat yang sudah saya siapkan"ucap Raymond
" hm"
Raymond bisa menghela nafas maklum karena didepannya ini orang yang cukup terpandang kalau orang biasa saja sudah di sate tuh orang, belagu bener.
"Yasudah kalau begitu saya ijin pamit ingin memeriksa pasien yang lain"Setelah itu ia pun pamit mengundurkan diri diikuti oleh suster yang senantiasa membuntutinya.
"Ayo buka mulutnya" titah Lucas dengan ragu-ragu Langga membuka mulutnya dan sesuap makanan itu berhasil masuk kedalam perutnya.
Suasana saat ini sangat canggung tak ada yang mengalah untuk berbicara duluan. Keduanya sama-sama dilanda kecanggungan yang hakiki.
Langga menghabiskan suapan demi suapan makanannya dalam diam, begitu pun Lucas. Tangannya hanya melakukan tugas untuk menyuapkan makanan ke dalam mulut Langga tanpa berucap sepatah kata pun.
Setelah makanan itu tandas dan sisa air putih yang ada digelas telah habis di tenggak , akhirnya Langga membebani diri untuk membuka suara.
"Mmm ... "Walaupun nyatanya hanya sebuah gumaman yang mampu keluar dari mulutnya. Ntah mengapa lidahnya terasa kelu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA
Teen Fiction[Brothership not BL] Erlangga Rahandika Bratajaya nama yang cukup indah tapi tidak seindah hidupnya. Ia lahir tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya dan juga keluarganya. Hanya karena kesalahan yang dirinya sendiri pun tidak tau ia jadi dibeda-be...