ERLANGGA [32]

537 58 12
                                    

Seperti biasa aja, tandai kalo ada yg typo. Selamat membaca semuanya~~

Keesokan paginya...

Semburat cahaya matahari berhasil  masuk melalui celah-celah jendela kamar, Langga pun terbangun. Ia mengambil tongkatnya yang ada disamping tempat tidurnya dan berjalan menuju jendela dengan tongkat itu.

Langga membuka hordeng dan sinar matahari langsung mengenai wajahnya lalu Langga membuka jendela itu, dan udara sejuk dipagi hari langsung menyapanya. Langga dapat melihat orang-orang yang sedang bekerja dari atas, Langga tersenyum kala melihat Jio yang melambaikan tangannya kepadanya.

"Ngapain, dek?. "Tanya Saka yang tiba-tiba nongol dibelakang.

"Eh setan! "Latah Langga

"Kebiasaan banget sih lo, gimana kalau jantung gue copot terus pindah ke kaki? Mau tanggungjawab lo?. "Tanya Langga dengan tangan yang masih mengelus dadanya sabar.

"Apasih dek, drama amat. Abang cuma nanya adek lagi ngapain?. "Ujar Saka dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gak lo liat gue lagi ngapain? "Tanya Langga dan Saka pun menggeleng.

"Gue lagi menikmati udara pagi. "Ucap Langga dengan ketus.

"Masuk gih, ntar masuk angin. "Ujar Saka.

"Hm"

"Bang"panggil Langga

"Ya, kenapa? "Sahut Saka.

"Kira-kira kapan gue sekolah ya? "Tanya Langga.

"Tunggu pulih"

"Gue udah pulih, udah bisa jalan lagi ya walaupun harus pake alat bantu"ujar Langga.

"Itu artinya adek belum pulih"ucap Saka

"Gue bosen... "

"Abang tau adek bosen tapi, sabar sebentar lagi, ya?."ucap Saka dengan menatap Langga perihatin.

" jangan natap gue kayak gitu! "Ujar Langga. Ia tidak suka ditatap kasihan seperti itu.

"Dek,abang mau berangkat dulu. nanti, mau abang bawain apa?"tanya Saka kepada Langga yang saat ini sedang membaringkan tubuhnya dikasur.

"Gak ada"jawab Langga dengan memeluk gulingnya.

"Yaudah kalau gitu abang berangkat ya"pamit Saka dengan mengusap surai Langga yang dibalas decakan sebal.

"Hm"

"Nanti sarapan adek diantar sama Jio"ucap Saka sebelum benar-benar pergi.

"Ya"

"Yaudah abang pamit mau sekolah bye- bye" setelah mengatakan itu Saka pun keluar dari kamar Langga dan menutup pintu itu dengan perlahan. Walaupun kondisi Langga sudah berangsur-angsur membaik tapi, dia belum diperbolehkan untuk sekolah karena takut Langga kecapean dan mempengaruhi kondisi tubuhnya.
Saka menuruni anak tangga dan ia berpapasan dengan Gaby.

"Pagi bang Saka"sapa gadis itu tak lupa dengan senyuman manis. Saka tak menjawab dan terus berjalan. Melihat itu Gaby pun cemberut yang ternyata dilihat oleh Aiden yang kebetulan lewat.

" ututu kenapa sih adeknya abang yang imut ini, kok cemberut? "Tanya Aiden dengan bingung.

"Tadi Gaby nyapa bang Saka tapi, gak dibales malah langsung pergi aja" ujar Gaby dengan mengadu.

Tangan Aiden terkepal kuat dan tersenyum kala menatap Gaby " gak apa-apa, kan abang Gaby bukan cuma dia aja. Ada abang sama bang Aslan yang sayang sama Gaby. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ERLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang