4- Identitas Keluarga

1.1K 129 21
                                    

Pagi yang cerah ini, Jennie dan Jisoo menghabiskan waktunya di taman depan rumah. Jejeran bunga tulip putih serta mawar merah tertata indah di sekitarnya. Beberapa tukang kebun juga sibuk melakukan pekerjaan, membersihkan taman.

Mereka berdua memetik beberapa tangkai mawar merah, meletakkannya di keranjang.

"Lama sekali kita tidak memetik bunga seperti ini, ya." celetuk Jisoo.

"Kau selalu sibuk dengan perusahaan, kak. Dalam seminggu saja, kau bolak-balik menjelajah semua benua." balas Jennie.

Jisoo terkekeh. "Itulah hidup, Jane. Bidangku disana, dan aku menyukai aktivitas itu."

"Terkadang aku berpikir, apa yang membuatmu sampai gila bekerja seperti itu. Melihat kertas-kertas perusahaan yang entah apa isinya, aku sudah muak, kak."

"Sekali-kali, ikutlah bersamaku ke perusahaan. Kau akan tahu rasanya."

Jennie berdecak, "Membosankan. Lebih baik aku pergi ke club dan bersenang-senang."

"Bekerja juga bersenang-senang jika melakukannya dengan enjoy, Jane. Itulah perbedaannya. Kau dengan duniamu, sedangkan aku dengan duniaku sendiri. Maka jika kau bertanya kenapa aku gila melakukannya, maka jawabannya sama sepertimu, aku senang melakukannya."

"Baiklah, ku akui bidang kita berbeda. Tapi aku ingin tahu, dengan kesibukanmu yang padat begitu, kau tidak mungkin tidak berkencan kan?"

Jisoo tersenyum memandang lekat adiknya, "Tidak untuk saat ini, Jane."

"Mustahil sialan. Oh ayolah Veranica, kau cantik dan talented, kau hanya tidak menceritakannya padaku."

"Serius, Jane. Aku tidak sedang berkencan dengan siapapun."

Jennie memicingkan matanya, "Tapi jika di sebut sebagai crush atau pria yang kau idamkan, pasti ada kan?"

"Tentu, Jane. Semua orang pasti memiliki tipe idealnya."

"Siapa orang yang memikatmu huh?"

"Aku hanya menyukainya, tidak lebih dari itu. Karena aku sadar, jika melebihi batasan akan keterlaluan."

Jennie mengernyit, "Kenapa seperti itu? Memangnya siapa?"

Namun sebelum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Jennie terperangah karena melihat gerbang utama terbuka, mempersilahkan sebuah mobil yang memasuki pekarangan rumah mereka.

Ia berdecak kesal karena tahu siapa pemilik mobil tersebut.

Jisoo menoleh, tahu jika Jennie tidak suka dengan kehadiran tamu mereka.

"Mungkin sebentar lagi, ada yang akan di ajak date time." goda Jisoo.

"Hentikan, kak. Lebih baik aku masuk dan mengurung diri di kamar daripada bertemu dengannya." dengus Jennie, bersiap memutar badan untuk memasuki rumah.

Namun Jisoo mencegah pergerakan Jennie. "Jangan seperti ini, Jane. Temui dulu dan pastikan apa maksud Taehyung datang kemari. Daddy akan marah jika kau bersikap demikian."

Lagi-lagi Jennie mendecak tak suka. Ada alasan tertentu karena ia tak ingin berpapasan dengan Taehyung. Semenjak kejadian malam itu dimana Taehyung mengantarkan dirinya pulang saat tengah mabuk. Jennie hanya sedikit malu karena mungkin racauannya yang di luar nalar.

Apa boleh buat. Ia hanya bisa tetap diam di tempat dan memandang sosok Taehyung yang sedang berjalan ke arahnya.

Jennie merotasikan bola matanya malas saat pria itu tiba di hadapannya.

"Hai, Jen, Vera." Pria itu tersenyum hangat, memberi sapa pada keduanya.

"Hai, V. Pasti ingin bertemu Jane ya? Kebetulan sekali dia sedang menyambut kedatanganmu juga."

PROMISE  | TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang