Perjalanan pulang. Pasangan yang baru saja resmi menikah beberapa jam lalu itu malajukan mobilnya.
Jennie duduk di samping Taehyung. Ia hanya terdiam tak tahu harus melakukan apa. Obrolan juga tidak terlihat karena canggung.
Tapi kemudian wanita itu mengernyitkan dahinya, melihat mobil mereka tidak melewati jalan menuju rumah.
"Kita kemana?"
Taehyung menoleh, "Hotel."
"Apa? Kenapa kita kesana? Aku punya rumah dan harus pulang! Putar balik!" sentak Jennie tak suka.
"Orang tuamu sendiri yang membookingkan hotel untuk kita, Jen. Jika kita pulang ke rumahmu, mereka akan marah. Dan akan ku katakan bahwa kau yang tidak mau ke hotel."
Jennie menggeram, "Kau akan berkata seperti itu? Kau membela mereka?"
Taehyung tersenyum, menoleh lagi pada Jennie, "Jadi, kau mau aku berpihak padamu?"
"Jelas tidak!"
"Yasudah, berarti tidak ada alasan. Kita tetap ke hotel. Lagipula hanya semalam ini. Setelah itu kita pulang ke rumahku."
"Ke rumahmu? Aku?!"
"Tentu. Kau istriku sekarang. Bukankah hal lumrah jika seorang istri ikut tinggal di rumah suaminya?"
Jennie menahan emosinya. "Kau menganggapnya begitu?"
"Memangnya kau tidak mau mengakui pernikahan kita? Bukankah tadi sudah jelas, di hadapan pendeta, kita sama-sama mengucapkan janji suci ikatan pernikahan."
"Pernikahan terpaksa! Kau yang memaksaku!"
Taehyung hanya terkekeh. Dan Jennie semakin geram melihatnya.
"Kenapa pula aku menikah dengan pria brengsek itu" lirih Jennie pelan.
"Aku mendengarnya, Jen. Karena takdir." balas Taehyung tersenyum.
"Diam kau! Ku bunuh disini mau ha?!"
"Ohow, memangnya kau tega membunuh suamimu sendiri hm?"
Kali ini Jennie memejamkan mata, emosinya benar-benar membara, ingin sekali mencakar wajah Taehyung dan menendangnya ke samudera.
"Tuhan. Kenapa semua orang menyebalkan hari ini? Menikah dengan pria brengsek itu, Kakak yang tidak hadir di acara pernikahanku, dan sahabatku yang tiba-tiba menghilang tanpa sepatah kata di acara pernikahanku."
"Rosie pergi bersama Jean karena ada urusan, Jen."
Jennie mendengus. "Urusan sepenting apa sampai meninggalkan acara pernikahan sahabatnya hah? Dia sering sekali begitu."
"Jean dan para pasukan akan bertempur. Ada masalah pencurian aset dari pihak lain. Rosie menjadi penasihat strategi, tentu dia harus bergabung."
Jennie terdiam. Apakah kehidupan para mafia semenyeramkan yang ia baca di novel kebanyakan? Ia jadi tertarik untuk tahu itu.
"Ehem. Maksudmu, Rosie juga ikut turun tangan? Apa mereka akan menggunakan pistol dan membunuh lawan?"
"Jika mengharuskan tentu akan begitu. Nyawa di balas nyawa."
Jawaban itu membuat Jennie bergidik ngeri. Membayangkan jika Taehyung yang berada di dalam lingkaran itu, pasti juga akan bertaruh nyawa.
"Kau juga pernah melakukannya?"
"Aku tidak pernah ikut dalam kelompok mereka. Itu urusan Jean dan Daddy."
"Daddymu juga kelompok mafia?" tanya Jennie penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE | TAENNIE
Action"Aku hidup untuk menepati janji, tapi jika janji itu tak terpenuhi, artinya aku sudah meninggalkan bumi."