Malam nanti, adalah undangan pertemuan keluarga besar Taehyung dan Jennie. Untuk merayakan hari ulang tahun ke-5 putra-putrinya.
Dan sebelum itu, Jisoo selaku Aunty yang baik, tentu saja akan mempersiapkan hadiah paling bagus. Jadilah dirinya dan Seokjin pergi ke pusat pembelajaan di kota.
Menelusuri jajaran rak mainan dan baju telah selesai, selanjutnya ia berniat melipir menuju toko perhiasan, merefreshing matanya sebagai wanita.
Seokjin yang sedang mendapat panggilan telfon itu berujar sebelum mengangkatnya. "Aku menerima telfon dulu, ya? Aku akan menyusulmu."
Jisoo mengangguk, ia membiarkan Seokjin berlalu untuk membahas yang ia yakini perihal bisnis itu.
Saat langkahnya hendak memasuki toko perhiasan, Jisoo tak sengaja menangkap seseorang yang sangat ia kenali.
Netranya terus mengikuti kemana pria itu.
"Kai?"
Di rasa memang benar. Jisoo melebarkan langkahnya menghampiri pria itu. Perasaannya memang masih memiliki amarah atas apa yang di lakukan Kai.
Dan kini, mereka kembali di pertemukan setelah bertahun-tahun.
Jisoo mencegah pundak Kai dengan kasar, sehingga membuatnya berhenti dan menoleh.
"Vera?"
PLAS!
Satu tamparan langsung di terima Kai dari Jisoo.
"Aku malah berpikir mengunjungi pemakamanmu setelah kembali dari Moskow, Kai. Tapi ternyata, baik V atau Jean belum menghabisi bedebah sepertimu, ya?" gertaknya menahan emosi.
Kai mendecih, mengusap pipi bekas tamparan itu.
"Bedebah? Tidak ada bedanya denganmu yang juga pernah melakukan hal bejat. Ingat, Vera, kau juga pernah ingin memisahkan mereka," balas Kai.
"Ya itu dulu, sebelum diriku sadar bahwa orang-orang yang hendak aku sakiti itu adalah orang berharga dalam hidupku. Tapi kau sungguh melewati batasan, Kai. Kau mempertaruhkan nyawa V hingga membuatnya kecelakaan dulu!"
Kai menyeringai. "KARENA V MEMANG PANTAS MATI!"
Jisoo menggeleng tak habis pikir. "Aku tak pernah menyangka jika kau memang bukan manusia. Kau sungguh tak berperasaan, Kai."
"Aku tidak akan menjadi gila seperti ini jika masa lalu itu tidak pernah terjadi dan V tidak pernah merebut Jane dariku, Vera," desis Kai tajam. Netranya menyiratkan penuh amarah.
"Dendammu tidak berubah rupanya. Tapi cobalah buka hati dan pikiranmu. Sadar, Kai. Jane milik V dan mereka sudah bahagia dengan anak-anaknya. Kau tidak akan pernah bisa masuk untuk mengklaim Jane sebagai milikmu. Kau telah kalah sejak awal, jauh sebelum kau mengenal Jane itu sendiri."
Kai menatap remeh Jisoo. "Kau mengatakan ini karena kau pengecut, Vera. Kau menyerah untuk mendapatkan apa yang kau mau."
Jisoo menyeringai. "Tidak juga. Karena dari apa yang ku lakukan, aku mendapat jawabannya. Tuhan membantuku sembuh dan ikhlas, lalu semesta mengirimkan seseorang pengganti, seseorang yang lebih dari yang ku inginkan. Dan ya, aku mendapatkannya sekarang."
"Jikapun kau menemukan pria lain yang menurutmu itu sebagai pengganti yang lebih baik, maka artinya orang itu hanyalah posisi yang membersamaimu untuk melanjutkan hidup saja. Kau tidak akan mencintainya sebesar kau mencintai V, kan? Karena cintamu memang telah habis pada V itu sendiri," tekan Kai.
Kai berharap Jisoo merasa skakmat oleh kata-katanya, namun ternyata salah, wanita itu justru terlihat tersenyum tenang.
"Sok tahu sekali. Seakan kau lah pengendali hati manusia. Jika pun begitu menurutmu bahwa cintaku habis pada V, setidaknya aku bisa sembuh dan mengikhlaskannya untuk bahagia dengan pilihannya sendiri, aku tidak egois dan memilih jalanku sendiri. And yaa... Aku bahagia dengan keputusanku saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE | TAENNIE
Action"Aku hidup untuk menepati janji, tapi jika janji itu tak terpenuhi, artinya aku sudah meninggalkan bumi."