"Aku ga mampir dulu gapapakan?"
Salsa tersenyum lembut sembari menganggukkan kepalanya
"Yaudah aku pulang, kamu istirahat, salam buat bunda" Lanjut Al
"iyaaa"-Salsa
Al pun pergi dari kediaman salsa, setelah sedikit percekcokan tadi siang akhirnya salsa bisa tenang dengan segala kata dan perlakuan Al, Al tidak pantang menyerah untuk meyakinkan wanitanya bahwa dia akan selalu berada di sisinya.
Salsa memasuki rumah nya yang sudah pasti di sambut oleh bunda juga kakaknya, tapi kini lebih, karna ayahnya juga ada di sana dan di pastikan bundanya sudah tau kejadian tadi siang tentang salsa yang hampir saja mem bun*h orang.
"Aluna dari mana aja si kamu" omel bundanya saat melihat Salsa
"Maaf bun" hanya itu yang keluar dari mulut salsa, sementara paul? dia hanya duduk di sofa, diam menyimak apa yang akan terjadi selanjutnya begitupun dengan ayahnya, Mahendra akui apa yang Putrinya lakukan tadi siang jelas-jelas akan membuat murka bundanya jadi dia juga tidak terlalu banyak bicara kali ini, selagi mantan istrinya itu tidak berlaku berlebihan
"duduk" perintah bundanya yang langsung di turuti oleh salsa, salsa duduk di sebelah paul sementara bundanya duduk di sebrang dia dan Mahendra duduk di kursi solo di sebelahnya
"Mau ngapain si kamu hah? biar apa ngelakuin kayak gitu?" tanya bunda nya tegas
"bunda udah bilang kalo kamu masih tetep mau mertahanin dan mimpin geng motor kamu itu lakuin sesuai apa yang kamu janjiin ke bunda, masih inget sama janji kamu?" sarkas bundanya lagi, salsa hanya diam menunduk
"kalo kamu mau bikin relasi, memperbanyak temen, atau Comunitas apapun itu bunda setuju bunda ga pernah ngelarang apalagi kalo di dalem nya ngelakuin hal-hal yang positif dan nguntungin orang-orang, bukan kayak gini. gimana kalo tadi ayah kamu ga keburu dateng? bisa gila bunda mikirin kamu beurusan sama polisi dek...." cerocos bundanya panjang lebar
"bunda tuh khawatir sama kamu bunda gamau putri bunda kenapa-napa apalagi sampai berurusan sama polisi, kalo bunda ga peduli sama kamu, kamu mau jadi berandalan, mau tauran di jalan atau jadi pembunuh sekalipun bunda ga akan peduli kalo bunda ga sayang sama kamu alunaa!!!!" lanjut bundanya lagi tapi kini di barengi dengan isak tangis nya
"maaf bun..." lagi dan lagi hanya kata 'maaf' yang mampu salsa ucapkan, dia hanya menunduk diam mendengar semua omelan bundanya
"mulai sekarang kamu berhenti ikut-ikutan geng motor lagi" pinish bundanya
"bun gabisa dong" potong salsa
"kenapa gabisa? kamu bisa serahin jabatan kamu ke anak lain, bunda gamau hal kayak gini ke ulang lagi" titah bundanya
"ini bukan soal jabatan nya bun, aku bangun Comunitas ini dari awal yang cuma ada 3 orang sampai sekarang jadi ratusan orang gamungkin tiba-tiba aku keluar gitu aja dong, lagian ini ga sesuai janji aku sama bunda" bela salsa
"terus kamu nepatin ga janji kamu? yang katanya ga akan ngelakuin kekerasan atas nama geng kamu itu ga akan buat rusuh apalagi sampai berurusan sama polisi?, terus tadi apa? kalo misalkan tadi kamu lagi apes kamu sekarang lagi di kantor polisi aluna...." ucap bundanya panjang lebar di akhiri suara yang mulai me lirih
"kamu ini perempuan dek.....masih banyak yang harus kamu lakuin ke depannya sebagai perempuan, kamu bakal jadi istri, jadi seorang ibu masih banyak tugas kamu dek...." lanjut bundanya dengan tangis yang mulai histeris, paul dengan sigap pindah ke samping bundanya guna menenangkan nya, sementara ayah nya kini pindah ke samping putrinya.
"bun... untuk urusan nikah sama punya anak kan aku udah bilang ga akan terburu-buru itu masih ada waktu lama buat aku nyiapin semuanya bun...dan aku kan udah bilang aku bakal nyerahin gelar ketua aku kalo aku udah nikah"-salsa
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sembarang Cerita.
Teen FictionTerkadang sesuatu yang di takdirkan untuk kita di masa depan itu sesuatu yang kini tengah berada di dekat kita.