Back To New York?
-
Didalam redupnya sebuah ruangan dengan cahaya samar memasuki celah gorden jendela yang tertutup, nafas halus terdengar dari seorang wanita yang tertidur tenang, dengan tidak berbalut pakaian satupun hanya dengan lilitan selimut. Sentuhan halus mengenai kulitnya mengelus wajah serta punggungnya sampai terasa terganggu.
Terpaksa walau berat ia membuka mata meskipun kantuk terus menyerang, samar hingga pandangannya kembali jelas hingga menampakkan seorang lelaki tampan disertai senyuman tipis menyanjung hati, membuat sang empu yang menatapnya terhipnotis akan hal itu.
"Morning cat."
"Morning ... Alex," Jawab Rose dengan suara serak tidak bersahabat setelah merasakan lebih dulu jika tubuhnya bak habis terhantam benda yang membuat tulang-tulangnya linu hingga tidak bisa bangun.
Teringat kegiatan semalaman yang baru Rose mengerti alasan kenapa tubuhnya sakit sebab Alex menyerangnya bertubi-tubi, hari ini merupakan dimana Alex harus kembali ke New York tepatnya ke Manhattan karena pekerjaannya tidak bisa ditinggalkan. "Kenapa menjawabnya terdengar seperti malas, apa saya mengganggu tidurmu?"
"Sangat terganggu, tubuhku sakit semua. Kau menyebalkan sungguh!" Gerutu Rose mendorong tubuh Alex untuk sedikit menjauh karena merasa panas, sepertinya banyak sekali tanda-tanda kemerahan di tubuhnya dari leher hingga ke paha.
"Cat, saya belum memasukannya saja kau sudah seperti ini. Apa lagi jika saya memasukannya nanti," Ucapannya ringan, mendapatkan tatapan tajam dari Rose serta tepukan ringan dibibirnya. Memperingati dengan cara bicara Alex, mungkin yang dirinya coba maksud tersebut ialah olahraga ranjang semalam namun belum ke inti.
"Shut up Alex," Sebal Rose meminta Alex berhenti.
"Watch your mouth baby," Bisik Alex memberikan batasan pada perkataan Rose, itu terlalu sarkas dan kasar. Seharusnya Alex membatasi cara bicaranya sendiri yang terlalu vulgar.
"Saya harus kembali malam ini," Lirih Alex menarik lengan Rose untuk kmebali mendekat.
"Pergi saja, tidak ada dirimu akan lebih baik bagiku. Kau menyiksaku jika terus membuat tubuhku sakit," Alex menarik tubuh Rose untuk berbalik kearahnya dan mengunci kedua kaki wanitanya dengan kaki miliknya, mendekap erat tubuhnya.
"Mulutmu memang kasar, sepertinya lebih baik menghukummu lagi."
"Tidak cukup, aku mohon!" Panik Rose mendorong tubuh Alex untuk menjauh, "one more?" Rose mendongak mencoba menghindari siasat Alex untuk kembali menciumnya lagi.
"Enough Alexandre!" Alex hanya terkekeh geli berhasil menggoda Rose kembali, melihat wajah kesal Rose.
"Okay, not again."
Mencoba bangun walau dengan desisan pelan tetapi berhasil, Rose berdiri dan meninggalkan Alex sendirian diatas kasur yang melihat tingkah Rose. Salahkan dirinya jika semalam terlalu banyak mau bahkan menghabisi tenaganya habis-habisan, lagi pula mau bagaimana meninggalkan Rose setelah menyatakan pertunangan tanpa basa-basi apapun? ini lebih baik dibandingkan kembali tanpa sentuhan untuk menambal rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Findings You [On Hold]
Literatura Feminina"Aku bisa merebutnya meskipun harus dengan cara berdarah, cukup jarinya yang berguna untukku." [ON GOING] Follow for more notifications update. Seorang wanita muda mengalami masa sulit dalam keluarga setelah kepergian sang ayah, pertentangan mengen...