Pagi ini, Dinda diajak berangkat bersama oleh tetangganya, Pak Byun. Karena itu tumpangan gratis dan Dinda juga mengenal baik Pak Byun, dia bersedia berangkat bersama Pak Byun. Karena berangkat bersama guru, tentunya Dinda sampai dua puluh menit sebelum gerbang dibuka. Tapi tidak masalah, lebih baik mendahului satu jam dari pada telah satu menit.
"Kamu harus ikut Student Council loh ya," ucap Pak Byun.
"Ck! Apaan sih Bapak, saya masih kelas satu," ucap Dinda.
"Nanti semester tiga kamu daftar, biar kamu bisa jadi senior pas kelas dua," ucap Pak Byun.
"Suka banget jadi senior? Saya sih sukanya jadi junior," jawab Dinda.
"Kamu ga masuk?" tanya Pak Byun.
"Saya nunggu temen saya dulu," ucap Dinda.
"Punya temen kamu?" tanya Pak Byun.
"Punya lah!" elak Dinda.
"Anak Korea kemarin?" tebak Pak Byun. Dinda hanya mengangguk cepat.
"Idih, temen sebiji aja," olok Pak Byun. Dinda tidak menggubris dan hanya berlalu pergi mencari spot lain untuk menunggu kedatangan Jaemin.
Sudah hampir jam tujuh dan Jaemin masih belum menampakkan batang hidungnya. Dinda mulai pesimis, sepertinya hari ini Jaemin juga akan telat. Dinda membenarkan tudung hijabnya yang sedikit meleyot terkena sepoian angin. Dinda tersenyum ketika melihat sosok Jaemin mulai memasuki area parkir. Dinda melambaikan tangannya untuk memberitahu Jaemin bahwa dia sedang berdiri disana untuk menunggu Jaemin.
Dinda ingat dengan benar warna motor ducati milik Jaemin. Kemarin saat makan malam, Jaemin sempat menunjukkan motor yang akan dia pakai untuk pergi sekolah hari ini. Jadi Dinda langsung mengingatnya. Jaemin melepas helmnya dan itu adalah scene yang sangat keren. Benar-benar terasa seperti nonton syuting FTV bagi Dinda. Jaemin melepaskan jaket kulitnya dan berjalan kearah Dinda.
"Hai, kamu nungguin aku?" tanya Jaemin.
"Iya, aku lupa ngasih kamu ini." Ucap Dinda sembari menyodorkan nametag milik Jaemin.
"Masuk dulu yuk, takut telat." Ucap Jaemin, lagi-lagi sembarangan menarik tangan Dinda untuk berjalan mengikutinya.
Dinda dan Jaemin menaiki lift dari basement menuju lantai lima, untuk sampai ke kelas mereka. Dinda menunggu Jaemin meletakkan jaketnya diloker miliknya. Jaemin segera berdiri dengan sedikit membungkuk di depan Dinda,membuat Dinda bertanya-tanya dengan perilaku Jaemin.
"Pakaikan," ucap Jaemin.
'Idih! Untung ganteng ini anak,' batin Dinda.
Dengan pelan Dinda memakaikan nametag milik Jaemin didada kiri Jaemin. Nametag custom mereka bisa dilepas dan dipasang seperti pin atau bross. Setelah selesai memasang nametag, mereka berjalan menuju kelas mereka diserambi kiri paling ujung.
"Assalamualaikum," ucap Dinda.
"Waalaikumsalam Habibi," ucap Amala.
"Eyyyyy,,, mana yang Habibi kamu?" tanya Dinda.
"Kamu lah...Masa Jaemin," ucap Amala.
Dinda mengambil duduk di depan karena dia termasuk golongan anak yang paling pendek dikelas. Jaemin mengambil duduk di belakang Dinda, intinya dia tidak ingin jauh-jauh dari Dinda. Pukul tujuh lima belas, bel berbunyi. Sekolah diawali dengan berdoa, kemudian Pak Byun masuk ke kelas.
"Kemarin kita belum menentukan perangkat kelas kan?" tanya Pak Byun.
"Belum pak," ucap anak-anak.
"Minggu ini, kalian belum ada pelajaran. Bapak juga yakin, kalian belum mengenal dengan baik teman-teman kalian. Jadi supaya gampang, Bapak akan tunjuk salah satu dari kalian sebagai perwakilan kelas ya,"ucap Pak Byun.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN PO | Just Friends | Jaemin ft. Zayyan
FanfictionIni kisah tentang Jaemin dan Dinda yang menjadi teman baik sejak tahun pertama sekolah, kemudian menjadi asing karena kesibukan masing-masing. Dinda menjadi sangat kesepian sepeninggal Jaemin. Kemudian muncul Zayyan yang menemani hari-hari Dinda...