PRESENT

50 24 2
                                    


Dinda, Malik, dan Naomi sedang mendengarkan arahan dari ketua student council mengenai acara leadership. Dinda mencatat poin penting yang bisa dia sampaikan pada teman sekelasnya. Malam ini, pembagian kelompok dan perlengkapan peserta leadership akan dipublish dilaman web sekolah. Besok mereka diminta untuk membawa semua keperluan leadership, dan sorenya mereka langsung berangkat ke tempat leadership.

"Oke, itu saja yang bisa kita bahas malam ini," Tutup Mark, ketua student council.

Dinda, Malik, dan Naomi segera berjalan keluar ruangan. Mereka terus berbincang sembari berjalan. Hingga kemudian, langkah kaki Dinda terhenti, dia melihat Jaemin berdiri menyambutnya di lobby utama sekolah.

"Sudah selesai? Ayo pulang," ucap Jaemin sumringah.

Malik dan Naomi nampak terkejut, tetapi Dinda lebih terkejut melihat Jaemin berada disana sedang menunggunya. Padahal ini hampir jam sembilan malam, kenapa Jaemin menunggunya? Dia kan bisa pulang lebih dulu. Padahal tadi juga Jaemin bilang 'iya', untuk pulang sendiri. Jaemin pasti sudah menunggu disana selama 4 jam.

"Jaemin kan tadi bilang iya," ucap Dinda.

"Aku laper, kita makan dulu ya," ucap Jaemin.

Dinda mengangguk pelan, dia merasa tidak enak pada Jaemin. Sebelum pergi makan dengan Jaemin, Dinda berpamitan dulu dengan Naomi dan Malik. Dinda berjalan beriringan dengan Jaemin menuju basement.

"Jaemin, sudah mau jam sembilan. Kamu gapapa pulang terlambat?" tanya Dinda.

"Gapapa kok, aku bilang ke Mama, aku pergi sama kamu," ucap Jaemin.

"LOH!" Pekik Dinda. Jaemin ikut terkejut mendengar pekikkan Dinda.

"Kenapa Dinda?" tanya Jaemin.

"Kamu kok bilang gitu?" tanyaDinda.

"Kan aku emang pergi sama kamu," jawab Jaemin.

"Ihhhh, kan aku malu sama Mama kamu. Nanti dikira aku membawa pengaruh buruk buat kamu. Ngajakin kamu pergi sampai malam," ucap Dinda.

"Ya enggaklah!" ucap Jaemin. "Aku seneng temenan sama kamu,"

Dinda hanya bisa mengembangkan senyumnya. Dia memukul pelan lengan kiri Jaemin. Sesungguhnya dia sedang salting brutal.

"Apaan sih Jaemin. Cuma temen juga!" ucap Dinda.

Jaemin tidak menjawab dan hanya menyerahkan helm pada Dinda. Dinda menerima helm itu dan segera memakainya. Mereka berdua akan pergi makan malam sekarang. Ingatkan mereka berdua, mereka masih pakai seragam sekolah.

Jaemin menghentikan motornya disebuah restoran korea. Tidak lupa, dengan sabar dia menunggu Dinda melepaskan helmnya.

"Jaketnya dipakai aja," ucap Jaemin ketika melihat Dinda akan melepaskan jaketnya.

"Kenapa?" tanya Dinda.

"Kita masih pakai seragam. Nanti malah ga boleh masuk," jawab Jaemin.

"Ini Dubai Jaemin!" Ucap Dinda sembari tetap melepaskan jaketnya.

Kali ini, Dinda yang menarik tangan Jaemin untuk masuk ke restoran. Jaemin kembali hanya mengembangkan senyumnya dan berjalan disebelah Dinda. Mereka berdua memesang satu mangkuk besar ramyeon, sprite, dan gimbap roll. Sembari menunggu pesanan, Jaemin melancarkan aksinya. Dia meletakkan paperbag berlogo naik di atas meja. Dinda tetap diam dan mengira bahwa Jaemin sepertinya akan pamer padanya.

"Ini buat kamu." Ucap Jaemin sembari menyodorkan paperbag itu kearah Dinda.

"Aku?!" tanya Dinda terkejut. Jaemin hanya mengangguk.

OPEN PO | Just Friends | Jaemin ft. ZayyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang