Jaemin memerhatikan Dinda yang kini semakin dekat dengan Zayyan. Seolah Zayyan telah berhasil menggeser keberadaannya dari kehidupan Dinda. Kemanapun selalu berdua, barangkali perasaan iritasi seperti ini yang dirasakan oleh Naomi dulu kepadanya. Dia iri kalau Dinda menjadi akrab dan dekat dengan orang lain selain dirinya.
"Zayyan... Jangan..." ucap Dinda dengan manjanya pada Zayyan, ketika Zayyan bersiap pergi membawa kabur buah potongnya.
"Boleh duduk disini?" pertanyaan Jaemin sukses membuat kegiatan romantis mereka terhenti. Dinda hanya mengangguk pelan, sementara Zayyan mulai memasang wajah sinis pada Jaemin. "Terima kasih," ucap Jaemin.
"Udah cepet makan! Habis ini mau seni loh!" Ucap Dinda menarik tangan Zayyan untuk duduk kembali. Jika bukan Dinda yang menariknya, Zayyan tidak akan duduk bersama Jaemin sekarang.
Mereka makan dalam diam, padahal biasanya selalu ada chit-chat ditengah makan siang mereka. Zayyan tidak bisa membiarkan kebiasaan itu hilang hanya karena kehadiran Jaemin. Malahan sekarang Zayyan ingin menyombong pada Jaemin.
"Cantik, kamu mau direkrut ke ekskul seni lo," ucap Zayyan.
Dinda tersenyum, dia mulai terbiasa dipanggil 'cantik' oleh Zayyan. "Males ah!" jawab Dinda.
"Tenang aja! Aku udah bilang ke mereka. Kamu ga jago dance,-"
"Uhuk-huk," ucapan Zayyan tersela karena tiba-tiba Jaemin terbatuk. "Sorry,".
"Aku bilang ke mereka. Si cantik itu ga jago dance, lari muter lapangan sekali aja asma. Apalagi dance," lanjut Zayyan mengabaikan batuk Jaemin barusan.
"Abis itu?" tanya Dinda.
"Terus aku bilang ke anak seni lukis dan pahat, tangan si cantik tuh kecil, ga bisa megang kuas dengan bener, apalagi pasti ga bisa mahat," ucap Zayyan melanjutkan.
"Heheum, terus?" tanya Dinda.
"Terus aku bilang ke anak teater. Dinda itu ga jago olah emosi. Gabisa dia masuk teater," lanjut Zayyan.
Jaemin kembali terbatuk, mendengar penuturan Zayyan. Dinda menyodorkan gelas minum milik Jaemin. "Kalau kesedak, minum Jaemin,".
"Terus," ucap Zayyan seolah tidak mau Dinda terdistraksi oleh Jaemin.
"Terus gimana?" tanya Dinda.
"Terus akhirnya aku bilang. Paling cocok si cantik masuk ekskul seni musik aja. Cuma perlu duduk nyanyi. Lagian sudah terbukti suara si cantik bagus banget," ucap Zayyan.
"Eyyy itu mah bisaan kamu aja!" Ucap Dinda sembari menoyor pelan pipi Zayyan.
"Jadi kamu mau masuk ekskul apa?" tanya Zayyan dan Jaemin bersamaan.
Dinda membolakan matanya dan menolehkan pandangannya pada Jaemin dan Zayyan bergantian. "Kenapa ngurusin ekskul aku?" tanya Dinda heran.
"Ya karena aku mau sama kamu..." jawab Zayyan.
"Kan udah sama aku terussss," ucap Dinda.
Jaemin rasanya ingin memukul wajah menye-menye Zayyan yang sedang mengejeknya sekarang. Tapi dia tau, kalau saat ini Zayyan yang paling penting untuk Dinda. Jadi Jaemin menahan dirinya.
"Kamu mau terus jadi co-lab?" tanya Zayyan malas. Dinda mengangguk cepat.
"Kamu ga bosen apa eksperimen terus?" tanya Zayyan lagi. Dinda menggeleng cepat.
"Kamu tuh talented tau. Lukis bagus, nyanyi bagus, nari bagus. Ga pengen masuk club seni gitu?" tanya Zayyan. Kali ini nada dari pertanyaan Zayyan terdengar prihatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN PO | Just Friends | Jaemin ft. Zayyan
FanfictionIni kisah tentang Jaemin dan Dinda yang menjadi teman baik sejak tahun pertama sekolah, kemudian menjadi asing karena kesibukan masing-masing. Dinda menjadi sangat kesepian sepeninggal Jaemin. Kemudian muncul Zayyan yang menemani hari-hari Dinda...