Jaemin memarkirkan motornya di depan rumah Dinda. Dia sengaja tidak memberitahu Dinda, dia ingin mengajak Dinda berjala-jalan Sabtu ini, selesai ekskul. Disaat yang bersamaan, Zayyan keluar dengan motor vespa hitamnya.
"Oey! Jaemin!" sapa Zayyan pada Jaemin.
"Iya," sapa Jaemin balik.
Dinda keluar dengan membawa beberapa box dan tas jinjing. Dinda cukup terkejut dengan kehadiran Jaemin. Tapi dia ingin tetap berusaha berbuat baik pada Jaemin. Seperti tips yang diberikan Mbak Ayu dan Mas Uthman.
"Kok Jaemin ga bilang mau kesini?" tanya Dinda. "Zayyan, tolong,".
Zayyan segera berjalan mendekati Dinda dan menata box itu dijok depan motor. Lalu dia kembali lagi untuk mengambil satu tas milik Dinda.
"Kalian berangkat bareng?" tanya Jaemin.
"Iya," jawab Dinda mengangguk cepat.
"Sejak kapan?" tanya Jaemin.
"Sejak tahun lalu," jawab Dinda.
"Kamu bilang, kamu selalu berangkat bareng Pak Byun," selidik Jaemin.
"Iya, aku bareng Pak Byun juga. Pak Byun berangkat di depan. Kami di belakang," ucap Dinda.
"Kalian pacaran?" selidik Jaemin.
"Emang kalau berangkat bareng selalu pacaran?" tanya Dinda balik.
"Kalian deket banget. Kayak pacaran," ucap Jaemin.
"Kita juga deket banget dulu. Apa kita pacaran?" tanya Dinda.
Zayyan mengembangkan senyumnya, sementara Jaemin mengulum senyumnya. Memang salah Jaemin, masih pagi kok bikin masalah dengan Dinda. Dinda mengambi helm dari tangan Zayyan. Helm buluk buatan Indonesia, karena ada logo SNI.
"Helm dari aku kan bisa dipakai," ucap Jaemin.
"Udah ku balikin kan," ucap Dinda.
Oh iya! Jaemin lupa. Dinda kan sudah mengembalikan semua pemberiannya.
"Sama aku aja," ucap Jaemin.
"Ga cocok helmnya sama motor kamu," elak Dinda.
"Biar Zayyan bawa barang kamu," ucap Jaemin.
"Ga mau! Capek naik motor kamu, ga nyaman," elak Dinda.
Perasaan, dua tahun yang lalu Dinda tidak pernah protes tidak nyaman. Ya sempat sih sesekali dia bilang capek naik motor Jaemin.
"Ayo Zayyan. Jalan," ucap Dinda. Dia sudah naik dikursi penumpang.
Mau tidak mau Jaemin akhirnya mengikut di belakang merah. Sesampainya di sekolah, mereka segera menuju lift basement. Jaemin membantu membawakan dua box milik Dinda. tapi Dinda segera mengambil alih box-box itu.
"Aku bantuin Dinda," ucap Jaemin.
"Ga usah Jaemin. Kamu langsung naik aja," ucap Dinda.
"Naik kemana?" tanya Jaemin.
"Dance room lah," jawab Dinda.
Jaemin menyibakkan rambutnya ke belakang. Dia kemudian mengarahkan semua atensinya pada Dinda. Jaemin bahkan memojokkan Dinda kedinding dekat pintu lift, dan mencengkram lembut bahu sempit Dinda. Membuat Zayyan menjadi panik, menebak apa yang akan dilakukan oleh Jaemin selanjutnya.
"Maaf, aku kayanya belum cerita ke kamu. Aku udah ga ikut dance club," ucap Jaemin.
Kali ini Dinda yang terkejut dan mencengkram lengan besar Jaemin. "Kenapa?" tanya Dinda shock.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN PO | Just Friends | Jaemin ft. Zayyan
FanfictionIni kisah tentang Jaemin dan Dinda yang menjadi teman baik sejak tahun pertama sekolah, kemudian menjadi asing karena kesibukan masing-masing. Dinda menjadi sangat kesepian sepeninggal Jaemin. Kemudian muncul Zayyan yang menemani hari-hari Dinda...