Sebulan setelah kegiatan leadership berakhir. Jaemin menjadi semakin dekat dengan Dinda. Membuat beberapa temannya mulai berfikir kalau Jaemin dan Dinda sebenarnya sedang terlibat dalam kisah cinta beda agama. Siang ini, Dinda harus meninggalkan sekolah lebih awal karena telah terjadi kecelakaan kerja pada Pak Byun. Sebenarnya Dinda juga heran, kenapa harus dia yang diajak ke rumah sakit oleh para guru? Kenapa para guru tidak mengatasi masalah ini secara internal?
Memang benar Dinda adalah tetangga Pak Byun. Tetapi kan masalah ini terjadi di sekolah. Harusnya pihak sekolah yang mengevakuasi dan menemani Pak Byun selama masa pengobatan, bukannya Dinda. Meskipun begitu, Dinda akhirnya membantu para guru untuk menemani Pak Byun di rumah sakit.
"Dinda tolong kamu disini saja, Bapak mau mengurus administrasi," ucap Pak Vincent. Dinda hanya mengangguk dan duduk manis di depan kamar Pak Byun di IGD.
Dokter yang membantu Pak Byun memasang infus keluar dan menanyakan kronologi kecelakan Pak Byun. Dinda yang kebetulan melihat dengan jelas proses kecelakaan itu segera menjelaskan dengan rinci kejadian itu.
Sebelum jam istirahat, Dinda berada di lapangan untuk mengikuti pelajaran olahraga, dia melihat Pak Byun menaiki tangga lipat untuk mengganti lukisan dilobby sekolah. Tapi sepertinya Pak Byun tidak memerhatikan dengan benar, apakah baut tangganya sudah kuat atau belum? Jadi ketika Pak Byun menaiki tiga anak tangga, tangga itu merosot jatuh. Kebetulan posisi tangan kiri Pak Byun memegang lukisan baru yang akan dipasang, dan tangan kanan Pak Byun sudah meraih lukisan lama itu. Jadi Pak Byun terjatuh dengan posisi kaki terterkuk dan tertindih badannya sendiri.
Dokter itu mengangguk mengerti. Mungkin Pak Byun ingin praktis, jadi langsung memegang kedua lukisan itu ketika naik. Tapi untunglah, karena Pak Byun memegang lukisan itu, jadi yang bengkok hanya tulang kakinya saja. Karena kalau Pak Byun menggunakan tangannya untuk menahan posisi jatuhnya, mungkin tulang tangannya juga ikut bengkok, bahkan patah.
Pak Vincent kembali dari administrasi IGD, beliau memberitahu pada Dinda, supaya tidak usah kembali ke sekolah. Pak Vincent juga sudah memberitahu Dinda, kalau Jaemin yang akan mengembalikan tas Dinda ke rumah nanti. Dinda harus berada di rumah sakit bersama Pak Byun, sampai proses pengobatan selesai. Dinda ingin memrotes, tapi segera Pak Vincent kembali memberitahu Dinda, kalau Pak Vincent sudah dapat ijin dari Ibunya dan Mbak Ayu. Mereka berdua akan menyusul ke rumah sakit malam ini.
"Dasar perjaka tua memang. Menyusahkan saja bisanya," ucap Dinda dalam Bahasa Indonesia.
Pak Byun memang tinggal sendiri di rumahnya. Dia belum menikah, padahal usianya sudah mapan, pekerjaannya juga sudah mapan. Sudah punya rumah, mobil, dan bahkan punya bisnis. Entah apa yang ada dipikiran Pak Byun?
"Bapak kembali ke sekolah dulu ya. Ini uang, barangkali kamu lapar." Ucap Pak Vincent sembari menyodorkan beberapa lembar uang pada Dinda.
"Kapan Pak Byun dapat kamar sendiri?" tanya Dinda pada Dokter.
"Sabar ya, kita juga harus melakukan beberapa tes. Mungkin sore nanti," jawab Dokter.
"Kalau gitu Pak Vincent ga boleh pergi sebelum Pak Byun dapat kamar. Titik," ucap Dinda.
Pak Vincent menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Beliau menghela nafas panjang, beliau akhirnya memutuskan untuk tetap disana sampai Pak Byun mendapat kamar pribadi. Pak Vincent kemudian mengambil HP nya dan mendiall nomor Jaemin. Darimana dapat nomor Jaemin? Jaemin duluan yang menghubungi Pak Vincent dan menanyakan kabar Dinda.
"Jaemin, jangan lupa pesan saya tadi ya. Tolong antar barang-barang Dinda ke rumahnya. Juga tolong sampaikan ke Malik, tes olahraganya diundur," ucap Pak Vincent.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN PO | Just Friends | Jaemin ft. Zayyan
FanfictionIni kisah tentang Jaemin dan Dinda yang menjadi teman baik sejak tahun pertama sekolah, kemudian menjadi asing karena kesibukan masing-masing. Dinda menjadi sangat kesepian sepeninggal Jaemin. Kemudian muncul Zayyan yang menemani hari-hari Dinda...