DAILY ROUTINES

47 26 5
                                    


"Dek! Kamu tuh gimana sih? Katanya ga pacaran? Terus kenapa dia pagi-pagi udah bertengger di depan rumah?! Kalau ketahuan Ibuk gimana?!" ucap Mbak Ayu setengah berbisik pada Dinda yang sedang melahap nasi gorengnya.

"Apa sih mbak? Siapa?" tanya Dinda cengo. Dia heran dengan sikap Mbak nya.

"Nahn Jaemin! Dia jemput kamu tuh!" bisik Mbak Ayu.

Dinda membolakan matanya dan segera berlari ke depan rumah. Dinda terburu membuka pintu rumah dan gerbangnya. Sehingga tentu saja itu menimbulkan bunyi yang keras. Benar saja, Nahn Jaemin dengan motor ducati merahnya sedang menunggunya di depan rumahnya.

"Jaemin ngapain disini?" tanya Dinda kaget.

"Oh! Ku pikir rambut kamu hitam," Jaemin malah fokus pada rambut Dinda yang dikuncir kuda dan berwarna honey butter itu.

"Hah?!" Pekik Dinda sembari memegangi rambutnya yang ternyata belum tertutup hijjab. Dinda segera berlari masuk dan mengambil hijab instan yang tersampir rapi di ruang tamu. Biasanya hijab itu digunakan untuk mengambil paket atau menyiram tanaman oleh keluarganya.

"Mbak Dinda kenapa kok buru-buru gitu?" tanya Gendhis pada Mbak Ayu.

"Ssttt! Jangan berisik," ucap Mbak Ayu.

Dinda kembali keluar rumahnya dan meminta maaf pada Jaemin.

"Maaf Jaemin. Aku tadi lagi sarapan. Makanya gak berhijab. Kamu ngapain di rumah aku pagi-pagi?" tanya Dinda.

"Jemput kamu. Kan aku udah pernah bilang," jawab Jaemin.

"Kamu kan bisa chat aku malamnya Jaemin. Jangan tiba-tiba disini aja. Kalau Ibu aku tau gimana?" ucap Dinda sedikit kesal.

"Emang kenapa kalau Ibu kamu tau? Kan aku temen kamu juga," ucap Jaemin.

"Kamu ga ngerti Jaemin. Ibuk tuh,-"

"Dinda, temennya suruh masuk. Sarapan dulu." Ucap Si Ibu yang ikut keluar menemui Jaemin.

Ya, tadi karena Gendhis banyak nanya. Akhirnya Mbak Ayu jujur pada Ibu. Kalau Dinda adiknya, dijemput oleh temannya.

"Tante," sapa Jaemin pada Ibunya Dinda. Jaemin mendekat dan mencium tangan Ibunya Dinda. "Saya Jaemin tante. Maaf Tante. Kebetulan saya udah sarapan,"

"Oh, udah sarapan? Beneran?" tanya si Ibu.

Dinda panas dingin melihat Ibunya memperlakukan Jaemin dengan manis. Ini bukan hal baik untuknya, dia pasti akan diomeli habis-habisan oleh Ibunya.

"Udah Tante. Oh iya, senang ketemu Tante. Minggu lalu, waktu saya kesini, katanya Tante shift dua ya?" ucap Jaemin.

'Kenapa mesti ngomong itu sih?!' batin Dinda. "Buk, Dinda berangkat dulu ya,".

"Siap tadi namanya?" tanya si Ibu.

"Jaemin buk," jawab Dinda.

"Oh, jadi dibantu jawab?" ledek si Ibu.

"Ibuk. Enggak Buk, beneran. Tanya aja sama Mbak Ayu," ucap Dinda.

"Jaemin tunggu sebentar ya. Dinda harus sarapan dulu, kalau ga, kalian ga boleh berangkat," ucap si Ibu pada Jaemin.

"Aman bu, saya tunggu disini aja gapapa," ucap Jaemin.

"Jangan, tunggu di teras aja," ucap Dinda.

"Oohhh gitu..." ucap si Ibu.

"Astgahfirullah Ibuk!" protes Dinda.

Jaemin ikut masuk dan mengambil duduk dikursi kayu di teras. Dinda segera masuk bersama Ibunya dan mencoba menyelesaikan sarapannya. Tapi nampaknya si Ibu ingin agar masalah ini segera selesai pagi ini juga.

OPEN PO | Just Friends | Jaemin ft. ZayyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang