KAMU KENAPA?

19 8 1
                                    


Senin ini Pak Byun sungguhan memanggil orang tua Jaemin. Entah kebetulan atau tidak, Dinda tidak sengaja berpasan dengan mobil keluarga Jaemin.

"Zayyan, pelanin motornya." Ucap Dinda sembari menarik-narik jaket Zayyan.

Zayyan memelankan motornya, sehingga mobil itu bisa berjalan bersama dengannya. Mobil itu mengikuti motor Zayyan, sehingga keluarga Jaemin parkir di basement motor. Dinda buru-buru turun dari motor dan berlari kecil menuju mobil itu.

"Om, parkiran mobil di lantai dua Om," ucap Dinda.

"Oh! Jaemin bilang disini juga gapapa," ucap Tuan Nahn.

Dinda menolehkan pandangannya ke kursi penumpang. Oh! Jaemin memang disana. Yasudah, pikir Dinda. Dinda berjalan kembali menemui Zayyan dan meminta Zayyan melepaskan helmnya. Tidak! Bukan karena manja, tapi karena Zayyan tidak punya uang untuk beli helm baru untuk Dinda. Juga Dinda tidak mau membeli helm baru karena helm dari Jaemin masih bagus, dan dia tidak mau memakainya lagi. Klip helm itu sudah karatan, jadi susah untuk dipasang dan dilepas.

Baru selesai Zayyan melepas klip helm Dinda, Mama Jaemin sudah di belakangnya. Mama Jaemin memeluknya dan menepuk pelan punggungnya. Dinda bersalaman pada orang tua Jaemin, Zayyan juga melakukan hal yang sama.

"Jadi kalian jarang main lagi karena sudah sama-sama punya pacar ya?" tanya Mama Jaemin.

'Oh, jadi Giselle udah dikenalin ke orang tuanya? Keren banget nih anak! Eh, tapi aku juga dikenalin deh. Sebagai teman!' batin Dinda. "Tetangga Dinda Tante, bukan pacar,".

"Oh tetangga," ucap Mama Jaemin.

Dinda hanya mengangguk pelan. Dinda berjalan beriringan bersama Mama Jaemin, membuat Jaemin, Zayyan dan Tuan Nahn harus berjalan di belakang perempuan itu. Zayyan sih biasa saja, tapi Jaemin gelisah. Dinda mengantar orang tua Jaemin ke ruang Pak Byun, mereka berdua langsung disambut hangat oleh Pak Byun.

"Dinda sama Zayyan ke kelas dulu ya Om, Tante," pamit Dinda.

"Jaemin kan juga ke kelas," ucap Mama Jaemin.

Dinda hanya diam, memunculkan spekulasi diotak Mama Jaemin. Pasti ada sesuatu yang buruk yang terjadi antara Dinda dan Jaemin. Dinda kemudian hanya mengangguk dan berjalan mendahului Zayyan. Zayyan berpamitan pada orang tua Jaemin dan mengajak Jaemin naik ke kelas. Jaemin masih diam dengan perilaku Dinda barusan.

Di kelas, Dinda juga masih mendiami Jaemin. Mereka harus membentuk kelompok yang berisikan empat sampai lima orang. Dinda juga benar-benar menghindari sekelompok dengan Jaemin. Disela-sela pelajaran, orang tua Jaemin naik ke kelas mereka. Pak Byun masuk dan meminta ijin pada Pak Vincent untuk memanggil seseorang. Jaemin yang merasa akan dipanggil karena itu orang tuanya, dia sudah berdiri lebih dulu.

"Dinda Adzana Alatas, ayo ikut saya," ucap Pak Byun.

Sebelum berdiri, Dinda sempat dengan sengaja menghela nafas panjang. Dinda keluar dan menemui orang tua Jaemin. Rupanya kata Pak Byun, mereka ingin bercerita dan bertanya sedikit pada Dinda tentang perubahan Jaemin. Dinda tidak bisa banyak menjawab karena mereka sudah tidak dekat lagi, dan lagi setau Dinda, Jaemin berubah karena kesalahan Dinda.

"Maaf tante, saya ga tau apa-apa. Kenapa Jaemin bisa seperti itu," ucap Dinda untuk kesekian kalinya.

"Kenapa kamu bilang begitu. Kata Jaemin dia masuk club dance atas saran kamu. Jangan bilang kamu tidak tau terus. Kalian berteman kan? Nilai dia menurun, dia jadi sangat boros, dan moody," jelas Mamanya.

Dinda menelan salivanya kasar. Lagi-lagi dia disalahkan. "Memang Dinda yang nyaranin, tapi ga cuman satu saran. Ada saran lain, dan itu keputusan Jaemin sendiri untuk masuk club dance. Tante jangan nyalahin saya juga dong! Semua orang nyalahin saya! Coach dia, temen dia, guru dia, sekarang tante juga nyalahin saya? Saya tuh udah usaha buat ngerangkul Jaemin terus. Tapi dia udah punya pacar kan? Kenapa ga Tante tanya ke dia aja?"Dinda hanya bisa membatin.

OPEN PO | Just Friends | Jaemin ft. ZayyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang