ADA APA?

17 10 1
                                    


Jaemin temenung selama jam makan siang, membuat Dinda bertanya-tanya ada apa gerangan dengan Jaemin. Sementara itu, yang sebenarnya dipikirkan oleh Jaemin adalah bagaimana bisa sosok anak perempuan dihadapannya ini menjadi sumber masalah dalam hidupnya? Toh sejauh dia berteman dengan perempuan dihadapannya ini, semua hal berjalan dengan baik dan cenderung sangat mulus.

"Jaemin kenapa?" tanya Dinda.

"Capek," jawab Jaemin singkat.

Sedikit terkejut, tapi Dinda mencoba tersenyum tulus. Mungkin saja memang Jaemin sedang sangat lelah. Lagipula Jaemin tidak bicara sambil membentak.

"Ada yang bisa aku bantu ga?" tanya Dinda.

"Ga ada," jawab Jaemin.

Kembali, Dinda hanya bisa menahan keterkejutan dalam dirinya. Jaemin sepertinya memang sangat capek dan perlu waktu untuk istirahat. Dinda membiarkan keduanya makan dalam diam, Jaemin juga tidak merasa ada yang aneh dengan makan dalam diam.

"Jaemin!" sapa Luna pada Jaemin.

Jaemin hampir menyemburkan sup yang dia masukkan dimulutnya. Kenapa Luna harus menemuinya di kantin? Jaemin melihat ekspresi wajah Dinda, dia tetap tidak mau membuat Dinda tidak nyaman dengan kehadiran temannya. Tapi Dinda malah tersenyum dengan tulus pada Luna.

"Oh! Kamu pasti Dinda kan?" ucap Luna.

Hello! Siapa yang akan menanyakan pertanyaan itu pada Dinda? Jelas semua anak tau siapa dia. Minggu lalu saja dia berhasil membawa piala juara satu dipekan sains nasional. Jaemin menunggu dengan was-was apa yang akan Dinda katakan pada Luna.

"Iya, aku Dinda. Hi Luna, salam kenal. Aku kemarin juga lihat performance kamu loh! Keren banget," ucap Dinda tersenyum diakhir kalimat.

Kali ini Luna yang terkejut! Bagaimana bisa Dinda mengenalnya? Luna lupa saja, dia dan Bruno sering menarikan lagu dewasa populer. Tentu saja wajah mereka pasti ada dikanal youtube sekolah. Jaemin bisa bernafas lega sekarang, dia kembali menyuapkan sup kemulutnya. Luna mengambil duduk di sebelah Jaemin dan dengan bebas mengayun manja dilengan kiri Jaemin. Kali ini, baik Jaemin maupun Dinda ikut terkejut.

"Kamu udah kenal berapa lama sama Jaemin?" tanya Luna.

"Satu tahun," jawab Dinda masih dengan keterkejutan dalam dirinya. "Kalau Luna?".

"Tiga bulan official," ucap Luna.

"Luna." ucap Jaemin mencoba memindahkan tangan Luna dari lengannya. Dinda mengembangkan senyum yang tidak terlihat oleh Jaemin, tapi dengan jelas Luna melihat itu. Dinda tersenyum menang pada Luna, entah untuk membuktikan apa senyum itu. Mungkin seperti 'Jaemin itu milikku,'.

"Habis makan siang, aku tunggu di dance room ya," ucap Luna.

"Iya, nanti aku kesana,"ucap Jaemin.

Jaemin kira Luna akan pergi, tapi Luna tetap duduk di sebelah Jaemin.

"Aku akan kesana Luna, aku masih makan," ucap Jaemin.

"Gapapa, aku tunggu Jaemin. Tinggal sedikit kan?" ucap Luna.

"Jaemin, kalau gitu aku ke perpustakaan dulu ya," ucap Dinda.

Sebenarnya Dinda sudah selesai makan, tetapi dia menunggu Jaemin selesai. Rencananya hari ini mereka akan ke perpustakaan untuk mengumpulkan refrensi tugas fisika. Jaemin menatap Dinda, memastikan apakah gadis kecil itu sungguhan tidak terluka. Dinda hanya bisa memberikan senyumnya pada Jaemin.

"Bye Jaemin," ucap Dinda.

"See you," ucap Jaemin.

Sepeninggal Dinda, Luna langsung mengucapkan apa yang ingin dia ucapkan pada Jaemin.

OPEN PO | Just Friends | Jaemin ft. ZayyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang