UJIAN KONSENTRASI

38 20 1
                                    


Kiranya sudah hampir satu tahun Jaemin dan Dinda berteman. Sejak mengetahui fakta bahwa mereka berdua digosipkan pacaran. Dinda menjadi membatasi dirinya dengan Jaemin. Karena demi apapun, dia takut kalau Ibunya akan tau soal ini. Tidak peduli kalau teman sekelasnya tau, atau bahkan teman satu angkatannya tau. Yang terpenting adalah Ibunya tidak tau. Sekarang, Dinda menjadi lebih sering bersama teman perempuannya, Hadijah dan Naomi.

"Dinda, ayo makan," ajak Jaemin.

"Yuk, tunggu Naomi sama Hadijah bentar ya," ucap Dinda.

Jaemin tidak menjawab dan hanya mengangguk pelan. Setelah Hadijah dan Naomi ikut bergabung dengan mereka, mereka berempat berjalan menuju kantin bersama. Jaemin menganggap hal ini sebagai perluasan circle pertemanan, bukan pembatasan pertemanan antara dia dan Dinda. Jaemin juga suka, dia bisa mendapatkan banyak informasi lebih detail tentang Dinda, juga dia bisa berbagi cerita dengan Naomi tentang Dinda versi yang lainnya. Bagaimana kalian akan menanggapi anak laki-laki super positive thinking seperti Jaemin? Dinda saja sudah kewalahan dengannya.

"Eumm, Naomi, Hadijah. Boleh ga hari ini aku makan sama Jaemin aja?" tanya Dinda.

Naomi dan Hadijah yang sebelumnya sudah dibrief oleh Dinda hanya mengangguk. Jaemin sedikit terkejut dengan penuturan Dinda, tapi dalam hatinya dia bahagia kalau hanya makan berdua dengan Dinda. Naomi dan Hadijah segera mencari tempat duduk lain, sementara Dinda dan Jaemin duduk di tempat favorit mereka.

"Kenapa?" tanya Jaemin lembut.

"Jaemin, aku sebenarnya pengen ngomong ke kamu tentang hal ini udah cukup lama. Tapi aku belum nemu momen," jelas Dinda. Jantung Jaemin rasanya hampir meloncat keluar mendengar hal itu.

"Ngomong apa?" tanya Jaemin berusaha tidak menampakkan suasana hatinya yang bergoncang.

"Banyak yang gosipin kita pacaran tau," ucap Dinda.

Jaemin tersenyum miris, dia kira Dinda mau mengungkapkan perasaannya, ternyata cuma mau bicara masalah gosip yang sudah sering dia dengar. "Iya," tanya Jaemin sedikit malas.

"IYA?! Jadi kamu juga udah tau gosip itu?" tanya Dinda terkejut.

"Terus harus gimana? Kan cuma gosip," jawab Jaemin nampak tidak tertarik dengan pembicaraan ini.

"Kita kan ga pacaran Jaemin," ucap Dinda.

Jaemin menghentikan kegiatannya dan menatap Dinda sepenuhnya. Dinda menjadi gemetaran melihat tatapan Jaemin. Jaemin mengarahkan kedua tangannya untuk menangkup wajah bulat Dinda. Dinda benar-benar terkejut dengan sikap Jaemin, tapi dia berusaha menahan keterkejutan dalam dirinya.

"Terus kamu maunya gimana? Kita pacaran beneran?" Dinda membolakan matanya dan menggeleng kuat. Jaemin terkekeh dan melepaskan tangkupannya diwajah bulat Dinda.

"Dinda Adzana Alatas, itu kan cuma gossip, itu bukan hal yang benar kan. Yang penting kita tau aslinya kita gimana. Biarin aja, nanti juga reda sendiri. Kalau kamu pengen menepis semuanya, jelasin ke semua orang, klarifikasi satu satu, malah bikin kamu capek. Mending kita fokus belajar buat ujian konsentrasi biar kita bisa sekelas lagi. Oke," jelas Jaemin.

"O-oke," jawab Dinda menurut.

"Gitu dong." Ucap Jaemin sembari mencubit pelan hidung Dinda.

Dengan tanpa rasa bersalah Jaemin kembali hanya melanjutkan makan siangnya. Sebenarnya Jaemin kecewa, kenapa Dinda begitu peduli untuk menjelaskan dan menepis gosip itu? Dinda menoleh kearah Naomi dan Hadijah yang sedari tadi memerhatikannya. Dia mencebikkan bibirnya kearah temannya. Tapi yang dikatakan Jaemin juga ada benarnya, daripada capek memenuhi ekspektasi orang?

OPEN PO | Just Friends | Jaemin ft. ZayyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang