Delapan Belas

2.1K 178 3
                                    

Outlet ramai begitu Alfi datang seusai mengantar pesanan untuk Anita. Ia langsung menghampiri pegawai di dapur. Membantu yang ia bisa agar para pelanggan tidak menunggu terlalu lama.

"Bang Al, saya izin makan siang dulu, ya." Salah seorang pegawainya berkata demikian.

Ia langsung melihat ke arah jam tangannya. Waktu makan siang sudah lewat dua jam dan pegawai itu baru ingin memulai makannya. "Dari tadi memangnya ramai pembeli?"

"Iya, Bang. Dengar-dengar ada salah satu pembeli yang review resto kita di sosial media. Saya sih, belum lihat videonya yang mana, Bang."

Alfi sedikit terkejut mendengar informasi yang disampaikan. Ia tidak merasa ada tanda-tanda seorang food vlogger datang kemari. Namun itu tidak terlalu ia pusingkan. Memilih kembali melanjutkan pekerjaannya yang semakin menumpuk.

Baru beberapa menit ia fokus pada pekerjaannya. Ponsel di saku celananya bergetar.

From: Raniaaa

Send a picture

Hari pertama di toko!

Ramai banget pengunjungnya, moga outlet suami aku di sana juga seramai ini yach😚

Alfi tersenyum melihat pesan yang dikirimkan oleh Rania. Sebuah foto yang menggambarkan kondisi ramai pengunjung tengah memilih pakaian. Ia berbalik badan, berjalan menuju arah pintu masuk untuk memotret suasana outletnya.

To: Raniaaa

Send a picture

Outletku juga nggak kalah ramai, nih😎

Perempuan itu langsung membaca pesan yang dikirimkannya. Terlihat sedang membalas. Alfi masih setia menatap layar ponsel.

From: Raniaaa

Wow! So crowded! Sebentar lagi kita akan betulan jadi orang kaya🤑

Alfi masih menanggapi pesan-pesan yang Rania kirim padanya. Sekitar setengah jam mereka chattingan di tengah padatnya pekerjaan dan pengunjung.

Hari ini ia tidak memilih melakukan lemburan. Karena siang harinya pembeli sudah membludak. Para pegawainya juga perlu istirahat. Pun, termasuk dirinya.

Maka jam tujuh malam ia sudah menghentikan motornya yang digunakan untuk mengantar dirinya pulang ke rumah. Begitu ia menginjakkan kaki di area halaman rumah, sebuah amplop tergeletak hampir diinjaknya.

Melirik ke arah sekitar, tidak ada siapapun yang berada di lingkungan rumahnya. Komplek perumahan tempatnya berada kini, memang komplek yang belum seratus persen berpenghuni. Di gangnya saja dari empat belas rumah yang ada, hanya terisi tujuh rumah. Itu pun, ia jarang melihat ketujuh tetangganya itu.

Komplek perumahannya juga tidak ada satpam atau petugas keamanan yang menjaga. Wajar sih, ini tipe komplek perumahan yang paling murah. Dan, dari sekian banyak komplek perumahan yang ia temui di daerah ini. Hanya komplek perumahan inilah yang bisa menyewakan rumah untuk dihuni.

Ia membawa amplop tersebut masuk ke dalam. Diletakkan di atas meja makan. Sedang ia melakukan hal-hal yang biasa ia lakukan setelah pulang dari outlet.

Ia berniat tidak membuka amplop itu. Namun, sepertinya amplop itu tidak direkatkan lem perekatnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengambil kertas yang terlipat di dalamnya.

Dari: Amru Majid

Salam untuk putra kebanggaan Atikah Nurma dan Rasyid Zahab.

Semoga kabar baik selalu saya dengar tentang kamu. Sebelumnya saya izin mohon maaf karena telah membuat terkejut dengan kedatangan surat ini ke tempat tinggalmu.

Can I Ask You a Question? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang