26

11 2 4
                                    


Caca kini tengah berada diantara anak garnets dikantin, terkecuali Fathan yang sedari tadi tidak kelihatan.

"Kak ridhwan, kak Fathan dimana?" Tanya Caca.

"Tadi sih katanya mau keatap dulu sebentar" jawab ridhwan.

"Coba aja susulin ke atap" ucap ridhwan dijawab anggukan oleh Caca

Caca pun berjalan meninggalkan mereka menuju atap sekolah.

Caca mendengar seseorang sedang membenturkan tangan dan kepalanya ke dinding.

Segera ia membuka pintu dan melihat tangan Fathan yang berdarah dan keningnya yang lebam.

"KAK!" teriak Caca yang membuat Fathan menoleh dan terkejut.

"Kenapa kesini?" Tanya Fathan lembut.

"Ngapain sih kakak bentur bentur tembok begini, tangan kakak jadi berdarah!" Jawab Caca mengomel.

"Lo lucu, gue sayang sama Lo... Tapi kenapa Lo malah jalan sama laki-laki brengsek itu, gue sayang sama Lo. Gue takut kehilangan Lo" ucap Fathan sendu.

"Caca ga akan pergi kak, Caca selalu sama kakak. Maafin Caca kemarin aku malah pulang sama kak indra" ucap Caca menahan tangis.

"Gue gabisa marah sama Lo, gue lampiasin semuanya ke diri gue" ucap Fathan.

"Maafin aku kak... Hiks" ucap Caca tak kuat menahan tangis.

Fathan memeluk Caca dengan hangat yang membuat Caca semakin menangis.

--skipp--

Caca kini tengah membalut tangan Fathan dengan sapu tangan nya.

"Gue dilaporin ke polisi sama keluarga indra, kemungkinan gue di tahan 70% atas tuduhan kekerasan kepada korban" ucap Fathan yang membuat Caca terkejut.

"Ga gaa bolee, kakak gabole masuk penjara, beberapa Minggu lagi kakak sudah ujian dan haruss luluss" ucap Caca.

"Janji sama gue, kalau emang benar terjadi gue ditahan. Gue mau Lo cari pasang--" ucapan Fathan terhenti ketika Caca mengecup bibir Fathan.

"Caca sudah janji, ini adalah ciuman pertama dan terakhir aku ke pasangan ku. Kakak adalah pasangan terakhir ku" ucap Caca.

"Tapi ca gue akan jadi nap--" ucapan Fathan berhenti ketika Caca menempelkan bibirnya di bibir Fathan.

Mereka berdua saling berciuman menandakan tiada kata akhir untuk mereka.

Dug dug dug

Ketukan pintu memberhentikan aktivitas mereka "masuk!" teriak Fathan.

Pintu terbuka, dan terlihat ridhwan yang menatap Fathan dengan serius.

"Udah datang ya?" Tanya Fathan pasrah.

Ridhwan mengangguk "gue bakal cari bukti bahwa Lo ga bersalah than" ucapnya.

Mereka pun berjalan menuruni tangga menuju kantor guru.

"Saya Fathan, saya akan bertanggung jawab jika saya bersalah" ucap Fathan tegas.

"DASAR ANAK HARAM! KAMU GAPUNYA HATI! IBLIS! BRENGSEK!" Teriak orang tua indra kepada Fathan.

Fathan hanya menatap mereka dengan serius "jangan, yang ada masa hukuman Lo ditambah" bisik ridhwan.

"Saudara Fathan, ikut kami ke kantor" ucap salah satu pria berpakaian polisi.

Tangan Fathan pun di borgol, dan ia berjalan melewati siswa siswi yang melihat mereka.

"Semangat kak, kakak ga bersalah" teriakan siswa siswi di antara mereka.

"Pak saya boleh bicara dengan teman saya sebentar?" Tanya Fathan.

"Silahkan, tapi tidak bisa lama" ucap pak polisi.

"Bas, dar, cari perempuan yang gue kirim lewat email. Gue udah jelasin disana" ucap Fathan dan ia pun memasuki mobil polisi.

Fathan melihat kearah Caca dan tersenyum manis.

Pertama kalinya Fathan tersenyum dengan sangat lebar.

"I love you" ucapnya tanpa suara.

Mobil pun berangkat meninggalkan sekolah itu.

-disisi ridhwan-

"Apa yang Fathan bicarakan?" Tanya ridhwan.

"Ini, foto beberapa wanita... Dengan pesan mereka korban pemerkosaan indra, cari mereka... Bantu mereka mendapatkan suara. Seperti itu" jawab babas.

"Tapi kenapa harus mencari Mereka kak?" Tanya Caca yang tidak tau apa-apa.

”suara mereka bisa jadi bukti bahwa Fathan tidak bersalah. Kita akan menjadikan mereka senjata kita untuk melepaskan Fathan dari jeratan jeruji besi" ucap Haidar.

"Berarti suara ku bisa?" Tanya Caca.

"Kemarin pas pulang sama kak indra, aku hampir diperkosa sama dia. Makanya kak Fathan jadi buta dengan emosinya" jawab Caca.

"Ada bukti, seperti foto, video atau rekaman suara?" Tanya ridhwan.

"Kak Fathan naro hpnya di dalam tas aku, pas aku buka ada rekaman. Seperti nya kak Fathan sudah hati-hati dengan Indra" jawab Caca.

"Bagus, Alhamdulillah. Ada bukti yang kuat" ucap ridhwan.

--skipp--

Hari persidangan, dimana saksi pengacara dan anak-anak garnets berkumpul menjadi saksi warga.

Setelah semua saksi dari indra dan saksi dari Fathan memberikan kesaksiannya.

Hakim memutuskan bahwa "Saudara Fathan tidak bersalah, dia dibebaskan dengan jaminan bahwa dirinya tidak akan berbuat onar dan tidak menghakimi sendiri lagi" ucap hakim membuat semuanya bersyukur.

"TIDAK BISA! ANAK SAYA MASUK RUMAH SAKIT, TULANG RUSUKNYA HANCUR! KENAPA DIA BISA DIBEBASKAN" teriak orang tua indra.

"Maaf pak, Bu. Kesaksian bahwa indra pemerkosaan terhadap siswi sekolah sudah cukup untuk Fathan tidak bersalah" ucap hakim tersebut.

"dan perempuan disana menjadi korban atas pelecehan yang dilakukan saudara indra" ucap hakim tersebut menunjuk kearah Caca yang sedang memeluk Fathan.

"DASAR ANAK JALANG! PEREMPUAN BIADAB" ucap orang tua indra.

Fathan mendengar itu langsung menatap kearah orang tua indra.

"Bu maaf jika tidak ingin mati disini, diam saja. Dan urus anak ibu yang menjadi pelaku pelecehan" ucap ridhwan mendekati orang tua indra.

Caca dan anak anak garnet serta ayah dan Aurel keluar dari ruang persidangan dengan wajah gembira.

Terkecuali fathan yang tengah menahan amarah kepada orang tua indra.

"Kak" panggil Caca namun tidak ada respon.

"Sayang, jangan marah lagi. Aku gapapa kok" ucap Caca dengan lembut yang membuat Fathan berhenti dan memandang wajah Caca.

"Katakan sekali lagi, gue ga denger" ucap Fathan.

"Kak, Jangan marah lagi" ucap Caca.

"Bukan itu, tadi yang tadi" ucap Fathan.

"Yang mana kak?" Tanya Caca menggoda Fathan.

Fathan menarik nafas dan membuang perlahan "tidak jadi" ucap Fathan.

"Ihh sayangg, jangan ngambek" ucap Caca.

"S-s-sayangg??? Lo manggil gue sayang?" Tanya Fathan dengan nada tak percaya.

"Iyaa kak fathan sayangg" ucap cacaa sembari tersenyum lebar.

"gue punya ide bagus" ucap Fathan.

"Apa itu kak?" Tanya Caca.

"kita nikah besok!" Ucap Fathan diakhiri senyuman miringnya.

Bersambung...

CATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang