31.

2 1 0
                                    

Dirumah Fathan.
Fathan kini tengah berada di depan rumahnya, memandangi awan dilangit gelap sembari memandangi foto Caca.

Suda 3 jam chatnya hanya dibaca, tidak di balas apapun.

Sedikit kepikiran yang tidak-tidak, Fathan segera menghapus pikiran jelek itu.

"Apa dia ga butuh gue ya? Atau gue bikin dia bosan? Atau gue yang bikin dia feeling Lonely?arghh kenapa jadi gini sih" gumamnya.

Sudah sangat lama Fathan tidak overthinking seperti ini, semenjak dia tau bahwa dia mempunyai penyakit, dia jadi sering menghubungi caca untuk mendapatkankan sebuah pengakuan, sebuah perhatian kecil.

Mungkin satu kata bisa mengartikan semuanya "ketergantungan" Fathan jadi ketergantungan dengan Caca, dikarenakan Caca melarang Fathan untuk merokok.

Berhentinya Fathan merokok menyebabkan dia sering gelisah, kepikiran sesuatu yang seharusnya tidak ia pikirkan dan membutuhkan perhatian lebih dari Caca.

Tunanganku

Kak?huaaa Maaff
Caca kira suda Caca balas chatnya.
Kenapa kak? Dadanya sakit?

Caca kesana ya, sebentar Caca pesan gocar dulu, setelah itu kesana.

Ndausa
Kamu diruma saja sayang
Suda malam.

Gapapa kak, aku kesana.
Tunggu yaa nanti aku elus elus dadanya.

Beberapa menit kemudian Caca suda sampai dirumah Fathan.

"Ayah, kak Fathan dimana?" Tanya Caca sembari menyalimi tangan ayah.

"Dikamar dia, gatau kayak orang linglung... Kamu tanyakan kedia, ada apa ya... Ayah gatau harus memulainya bagaimana" Ucap ayah.

"Yauda Caca keatas ya yah" ucap Caca dan dibalas anggukan oleh ayahnya Fathan.

Caca terdiam melihat Fathan yang tengah duduk di depan kasurnya sembari meringkuk.

"Kak?! Kenapa dibawah" ucapnya sembari menaruh tas kecil dikasur.

Fathan mendongakkan kepalanya "engga sakit kok" ucapnya sembari tersenyum kecil.

Caca langsung membawa kedalam pelukannya, sembari mengelus kepala belakang Fathan.

"iyaa gapapa nangis aja kak" ucapnya.

Fathan pun langsung menangis "sakit sakit... Dadaku sakit" ucapnya.

"Suda dioleskan minyak kayu putih?" Tanya Caca.

Fathan menggeleng sembari menangis.

"Utututtutuu jangan nangis lagi ya? Masa wakil ketua geng nangis, aku disini kok" ucap Caca.

"Sakitt, tadi tadi aku suda pukul-pukul dadaku, lumayan mereda tapi tetep sakit"ucap Fathan.

"Siapa yang bolehin? Aku gamau kamu seperti itu ya. Aku gasuka kamu melukai diri kamu sendiri" ucap Caca.

"I-iyaa maaff" ucapnya sambil menahan tangis.

"Coba liat tangannya" ucap Caca.

Fathan memperlihatkan tangannya "jangan dimarahin akunya" ucap Fathan.

"Jangan seperti itu lagi, aku sedih liat kamu kesakitan, jangan pukul-pukul lagi"ucap Caca sembari mengelus tangan Fathan.

"I-iyaiyaa maaf" ucap Fathan.

"Jangan iyaiya saja, dilakuin ya" ucap Caca.

"I-iyaaa maaf sayang" ucap Fathan.

"Suda sini peluk lagi" ucap Caca.

CATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang