5. Takdir Mereka

190 20 2
                                    

Bahkan indriya pun bisa mengalahkan vaṭa saat mereka tetap bersama dan sahakarma.
-Pena Sansekerta-

✧-✧-✧-✧-✧-✧-✧

Indriya: semut
Vaṭa: belalang besar
Sahakarma: bekerjasama

Gemma yang datang pertama terpaku menatap keadaan toko.

Pot-pot tanaman yang Darren jaga kini hancur, tanahnya berserakan di sekitar hingga ke jalanan. Kaca jendela juga pintu kaca pecah, keadaan di dalam toko jauh lebih parah.

"A-kenapa bisa... begini?"

Beberapa peralatan juga fasilitas rusak. Meja, kursi, semuanya berantakan. Ruang dapur juga sama. Bahan-bahan masakan berserakan di lantai.

Gemma teringat satu hal penting, dia segera menuju meja kasir, memeriksa isi laci yang merupakan bagian terpenting.

"Ba-bahkan, ini juga..."

Karena sudah terlalu shock, Gemma jatuh terduduk. Tangannya yang gemetaran mengambil hp dari saku celana, bergegas menelpon sang kakak kedua dan melaporkan kejadian ini.

Jika dia menelpon si Sulung sekarang itu hanya akan membuat pekerjaannya di kantor terganggu.

"Ha-halo, kak Upan...." Gemma menggigit bibir, mulutnya kelu untuk lanjut berbicara, hatinya terasa sakit melihat keadaan sekitar.

Urfansa yang berada di seberang sana mengerut dahi dengan cara panggilan kembarannya. 'Kak'? Jarang sekali ia mendengar itu terucap dari bibir Gemma.

"Gem, kenapa? Lo udah sampai rumah, kan. Atau ada yang ganggu pas di jalan."

Urfansa semakin panik saat belum mendapatkan balasan dari telpon.

"Hei, jawab!"

Gemma mengatur napasnya sejenak, mengumpulkan keberanian untuk menjelaskan situasinya dengan singkat.

"Pan, toko hancur, semua uangnya dicuri."

"...A-apa?! HAH! KOK BISA? GEM, ADA PENCURI KAH, L-LO NGGAK PAPA KAN?"

Lagi-lagi mulut Gemma kelu, tak sanggup untuk menjelaskan lebih lanjut. Matanya sedikit berkaca-kaca melihat keadaan toko yang mereka bangun dengan susah payah kini hancur hanya dalam sehari.

"Pulang... cepetan."

"Tu-tunggu gue, Gem. Gue bakalan ke sana, oke? Lo tenangin diri dulu." Setelahnya panggilan telpon berakhir.

Gemma hanya bisa duduk di atas lantai, bersandar pada meja kasir dan menunduk dalam, menutupi wajahnya dengan lutut.

Siapa yang sudah melakukan ini? Kenapa mereka melakukan ini pada keluarganya?

Takdir, apa salah keluarganya hingga mereka harus mengalami kejadian ini? Rasanya apa yang mereka bangun... kini hancur dan sia-sia saja.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

"Aqela!"

Sebagian penghuni kelas menoleh pada Zeora yang datang terburu-buru dan langsung menghampiri orang yang dia panggil.

Aqela hanya diam di kursinya dengan tatapan bingung melihat kedatangan gadis seumurannya yang kini menjadi temannya.

"Kenapa, Ze?"

"I-ini, aku dapat pesan dari toko Wira. Katanya ada yang hancurin toko sama curi semua uangnya."

Aqela tak bisa menyembunyikan raut terkejutnya, segera meraih ponsel Zeora yang memperlihatkan isi chat grub dari Urfansa.

Elpízo [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang