19. Sankalpa

158 19 10
                                    

Just information:

Bab kali ini akan berfokus ke keluarga Dvipantara (Aqela dan Aksara) juga sudut pandang Satya hingga bab selanjutnya.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Bhagya rekha bisa merusak segalanya. Bahkan merusak sankalpa yang sudah mencapai akhir, tak sesuai dengan hasil yang dia inginkan. Tapi manusia egois, bahkan niyati pun akan dia lawan hingga santosa mereka dapatkan.
-Pena Sansekerta-

✧-✧-✧-✧-✧-✧-✧

Bhagya rekha: alur takdir
Sankalpa: rencana
Niyati: takdir
Santosa: rasa puas

Kini Alindra tahu alasan dirinya diliburkan selama tiga hari secara mendadak.

Sebenarnya dirinya sudah curiga pada anak bosnya sendiri sejak awal. Gadis itu yang memberitahunya lebih dulu, menawarkan banyak bantuan dan juga memberinya saran.

Tak ayal jika Aqela-lah yang meminta kepada bosnya untuk meliburkan dirinya. Tapi untuk apa semua bantuan itu?

"Jadi Alindra, untuk sementara kamu bisa handle kantor ini, kan?"

Ucapan itu membuyarkan lamunan sementara Alindra. Sekarang lelaki itu bicara empat mata dengan sang pemimpin perusahaan G&N di ruangannya.

Tadi Ganendra bilang apa? Dirinya menggantikan posisinya yang merupakan pemilik perusahaan ini?! Hei, dirinya baru beberapa hari resmi menjabat sebagai kepala departemen dan sekarang akan menggantikan posisi seorang CEO.

Apa dunia ini rusak ya? Maksudnya... hal beruntun seperti ini adalah hal paling tak masuk akal.

Dari awal dirinya yang diterima sebagai kepala departemen sementara saja sudah membuatnya heran. Dan sekarang dia akan menduduki peran pemilik perusahaan (meski sementara juga).

Ingin bilang bersyukur tapi keberuntungannya terlalu berlebihan. Hei, ini bukan dunia film yang tak masuk akal begitu.

"Saya akan melakukan yang terbaik."

"Hahaha! Kamu memang bisa dipercaya. Tenang saja, yang lain akan membantumu."

Yang lain?

"Hanya kamu yang tahu untuk saat ini. Staff yang lain cuman ngira kalau saya  pergi liburan yang sebenarnya itu perjalanan bisnis penting dan rahasia."

Bahkan Alindra diberi kepercayaan yang amat tinggi dari seorang Ganendra. Sekali lagi, apa dunia ini rusak?

Setelah percakapan antara keduanya mengenai pekerjaan, Alindra kembali menuju ke lantai bawah. Sekarang ini dia harus mempersiapkan diri. Mungkin dia akan tambah sibuk nantinya. Pekerjaannya nambah lagi.

Haah...

"Kak Aksa! Kau nggak dengar apa? Sejak kemarin ku cari-cari tapi kau malah pergi berkeliaran entah kemana. Lakukan tugasmu dengan benar!"

Alindra menghentikan langkahnya sejenak untuk melihat situasi yang terjadi antara dua anak Dvipantara. Baru kali ini dia melihat mereka bertengkar. Bahkan Aqela sampai menaikkan suaranya dan tak mempedulikan tempat.

"Ck, iya-iya... aku sudah berusaha yang terbaik. Tidak mudah mencari tahu dalang hacker itu, Ela." Aksara menghela napas kasar.

"Udah dua kali lho, kak. Kakak gimana sih?!"

"Aku yang punya kerjaan, kenapa malah kamu yang pusing?"

Aqela berdecak, membuka mulut untuk menyanggah ucapan Aksara. Namun beberapa detik dia tak mengeluarkan suara seakan mempertimbangkan sesuatu yang pada akhirnya hanya suara decakan lagi yang keluar dari mulutnya.

Elpízo [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang