Bertengkar!

2.1K 115 14
                                    

Perdebatan hebat terdengar dari sepasang kekasih yang tengah duduk di sebuah kafe, sungguh hal tersebut mengganggu pengunjung lain nya.

"Ya terus kenapa harus berduaan sama Chika? " Ucap Shani geram

"Karena tugas aku bagian nya sama dia sayang, ga ada apa-apa selain nugas kita tuh, dari tadi aku udah bilang ke kamu kalau ini tugas kelompok sesuai NIM, aku ga bisa milih." Sanggah Gita yang sudah mulai lelah pada detik ini, nadanya pun menjadi sedikit lebih tinggi.

"Kok jadi kamu yang marah jelas kamu yang salah. " Kembali Shani ber argumentasi dengan amarah yang meletup.

Gita hanya bisa mengehela nafas dan berusaha untuk tidak marah kepada pasangan nya itu, sungguh frustrasi dan malu karena orang-orang di sekitar nya sudah mulai melirik ke arah meja mereka.

"Aku ga marah sayang ku cinta ku dunia ku, kita lanjut di rumah aja ya? Malu disini sudah mulai di liatin orang-orang" Gita memelas berharap Shani luluh dan pulang agar tidak semakin menjadi disini.

"Oh? Jadi kamu malu kalo sama aku? Tapi kalo sama Chika seneng banget tuh kamu pamerin ke satu dunia, udah ah emang wanita di dunia ini kamu doang?!" Ledakan terakhir dari Shani sebelum akhirnya ia berjalan cepat keluar kafe, tentu saja Gita mengejar.

Sekarang Gita sedang memohon-mohon Shani di jalanan karena Shani tidak ingin berhenti dan terus membuang mukanya pada Gita, semakin Gita memohon semakin Shani membuang mukanya.

Muak.

Itu lah yang di rasakan Gita, bahwasanya ia memohon-mohon di jalanan di lihat banyak orang namun kekasihnya malah tidak berkutik sama sekali dan terus berjalan jauh.

"Ah, terserah kamu lah" Pasrah Gita yang sekarang melepas Shani dari dirinya membiarkan ia berjalan cukup jauh.

"Oke, kita putus" Teriak Shani yang memicu perhatian ke mereka, sedari itu Shani langsung memberhentikan taxi dan pulang kerumah nya.

Sekarang Gita di tinggalkan sendiri di tengah jalan, frustrasi akhirnya ia pergi ke warung terdekat untuk menenangkan pikiran nya.

"Bang beli rokok satu sama kopi kapal api nya. " Ucap Gita sembari duduk di sana, sesungguhnya penjaga warung tersebut telah melihat interaksi Gita dan Shani barusan.

"Abis di putusin ya mbak? " Ucap sang penjaga sembari basa-basi dan memberi rokok dan kopi padanya. "Iya bang gitu lah repot nya punya pacar begitu" Jawab Gita singkat sebelum menyalakan rokok yang sekarang ada di mulutnya.

"Udah pacaran berapa lama mbak? Kok bisa berantem sebesar itu" Kembali tanya sang penjaga. "Lumayan si bang 3 tahun, dia cemburu bang sama mantan saya dulu saat SMA satu kelompok sama saya dan harus mengerjakan tugas berdua. " Jelas Gita.

"Wah udah lama ya mbak sayang itu kalo putus begitu, kejar lagi atuh mbak" Penjaga tersebut memberi saran, setelah di pikir pikir memang sayang apa lagi niat nya Gita akan segera melamar Shani supaya saat lulus kuliah nanti ia bisa langsung menikah dengan nya. Gita telah mengumpulkan cukup uang untuk membeli cincin nya, sayang bukan jika di lepas begini? Setelah perkataan sang penjaga itu mengena di hatinya ia jadi memiliki semangat kembali untuk memenangi hatinya.

Rokok habis, kopi habis ia membayar dan mengucapkan terimakasih kepada penjaga warung tersebut, ya memang karena minim uang dan uang yang tersisa hanya 5rb ia pun menunggu bus datang.

———————————————————

Sementara itu saat semua itu terjadi Shani pulang ke rumah dalam kondisi menangis, ia bergegas lari ke kamar nya.

Karena ibu nya tau Shani pergi dengan Gita namun pulang tanpa Gita ibu nya pun bertanya "Loh Shan? Gita mana? " Tanya ibu nya sedikit berteriak karena sedang ada di dapur.

"Sudah putus! " Teriak Shani ngegas dan akhirnya mengunci pintu kamar nya. Menangis dan khawatir karena ia baru saja putus dengan pacar 3 tahun nya. "Gimana ini beneran putus" Ucap nya di sela-sela tangis.

Satu setengah jam telah berlalu. Tiba-tiba ibunya Shani berteriak "Shani itu ada Gita! "

Gita mengetuk pintu kamar Shani sambil memohon agar Shani ingin berbicara padanya. Akhirnya Shani pun membuka pintu dan Gita hanya memeluknya sambil berkali-kali mengucapkan maaf.

"Aku minta maaf ya, aku janji ga bakal deket-deket lagi sama Chika. " Ucap Gita

Shani yang sekarang sudah berpikir lebih jernih pun menerima pelukan Gita. "Aku juga minta maaf harusnya aku ga marah padahal kamu cuman nugas" Shani kembali meminta maaf.

Mereka pun kembali berpelukan untuk waktu yang lama, sampai Gita memecah keheningan itu dengan "Ga jadi putus ya? " Yang kemudian di balas anggukan oleh Shani.

Mereka melepas pelukan tersebut, ada beberapa saat hening di antara mereka.

"Kamu kenapa lama kesini nya?" Tanya Shani.

"Aku nunggu Bus arah rumah mu, tau sendiri pacar nya miskin ga bisa tiba-tiba berhentiin taxi kaya kamu" Ucap Gita cemberut, seakan mengadu ia kemudian melanjutkan "Tolong jangan tinggalin pacarmu yang duit nya pas-pasan ini di tengah jalan kaya tadi" Lanjut nya. Shani cukup tertawa mendengar itu mengingat memang ia yang sekarang sudah kerja bahkan menjadi executive secretary di sebuah perusahaan dan kekasihnya ini baru saja magang disana.

"Iya maaf ya sayang, ga akan aku tinggalin lain kali. " Ucap Shani sembari mengusap lembut pipi pasangan nya itu. Tidak terasa wajah mereka saling mendekat, bahkan sampai di titik Shani bisa merasakan nafas nya Gita.

"May I? " Tanya Gita meminta izin.

"Yes, yes you may. "

Gita pada akhirnya menempelkan bibirnya pada bibir Shani. Manis, rasa bibir Shani yang membuatnya candu, Gita jadi semakin semangat untuk mencium nya, ciuman mereka pun semakin dalam dan permainan lidah pun di lakukan.

Beberapa desahan pelan keluar dari mulut Shani, hingga akhirnya Shani menepuk pundak Gita beberapa kali menandakan bahwa ia kehabisan udara.

"Kamu harus nikahin aku ya kalo udah berani cium-cium kaya gini" Ujar Shani yang tengah mencari udara setelah habis nafas nya di cium Gita.

"Pasti itu mah. " Jawab kekasihnya dengan tengil.

———————————————————

Gais sorry baru update lagi, baru ada ide jujur aja aku ga begitu kreatif soal ini kalo ada mau request atau saran atau kritik bisa ke tellonym di desc aku ya!! Terimakasih sudah membaca!

Regards, Author.





GitShan One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang