Manajer.

854 96 39
                                    

"Saya mau resign" Ucap wanita paruh baya yang telah bekerja untuk Shani selama karir nya itu dengan sedikit tiba-tiba.

"Aduh kak, masa resign. Jangan dong aku ga bisa hidup tanpa kakak" Shani memohon menahan manager yang sudah di anggap nya keluarga itu agar tidak pergi namun tentu ia tau hari ini akan tiba, hari dimana manajer nya sudah menemukan kehidupannya dan tidak bisa lagi mengurus dirinya.

"Maaf ya sayang, kakak udah berkeluarga sekarang sudah saat nya fokus pada dunia kakak, anak-anak kakak." Jawab wanita itu dengan penuh kelembutan yang penuh kasih sayang padanya. 

Dan akhirnya hari itu hari dimana manajernya terakhir bekerja dengan nya. Hari tersedih, namun kehidupan seorang bintang seperti Shani harus terus berlanjut.

Hari-hari berlalu dengan lambat namun penuh harap, tatkala tim Shani terus berusaha mencari seorang manajer baru yang sesuai untuk mendampinginya dalam segala aktivitas profesionalnya. Pencarian tersebut melibatkan berbagai macam kandidat dengan latar belakang yang berbeda-beda, namun belum ada yang dirasa cukup pantas untuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

Suatu pagi yang cerah, saat sinar matahari menerobos jendela-jendela kaca kantor dan menebarkan cahaya keemasan di ruangan, tim Shani kedatangan seorang wanita muda berusia 23 tahun. Wajah nya begitu tegas, ntah mengapa mereka mendapatkan impresi bahwa wanita itu adalah wanita yang amat serius dan cuek.

Setelah seribu satu pertanyaan di lontarkan, wanita itu akhirnya di terima kerja. Gita Sekar mulai sekarang telah menjadi manajer baru untuk primadona Indonesia.

Hari Pertama.

Hari pertama Gita disana, kehadirannya segera menarik perhatian. Shani, yang terbiasa diperlakukan bak ratu dan dimanja oleh manajer sebelumnya, merasa ada sesuatu yang berbeda dari Gita. Sikap Gita yang tegas dan profesional, serta ketidakpeduliannya terhadap permintaan-permintaan kecil yang tidak perlu, membuat Shani sedikit gusar.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Shani juga terpesona akan paras Gita. Dalam diamnya, Shani sering kali mencuri pandang ke arah manajer barunya, mengagumi garis wajah yang tegas dan mata yang memancarkan ketegasan. Meskipun hatinya berdebar, Shani terus menyangkal perasaan tersebut dan justru berusaha menunjukkan ketidaksenangannya.

"Hey, tolong ambilkan minum itu" Suruh Shani bahkan tampa memandang kearah Gita.

"Tidak, minuman itu ada disebelah mu, ambil sendiri. Jika kamu tidak bisa sopan, saya tidak akan membantu mu" Jawab Gita dengan tegas membalas Shani dengan dirinya tidak memandang ke arah gadis itu dan mengunci matanya pada pekerjaan nya di laptop.

Dengan cemberut ntah kenapa Shani tidak menjawab kembali pada Gita dan dia malah mengambil minumannya itu sendiri. Shani merasa sedikit kecewa karena Gita tidak terpengaruh oleh sikapnya yang manja. Namun, ia mulai menyadari bahwa ketegasan Gita justru membuatnya harus bersikap lebih mandiri. Ia tak lagi bisa dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa usaha.

Satu Bulan Pertama.

Sebulan telah berlalu sejak Gita mulai bekerja sebagai manajer Shani. Selama waktu itu, hubungan mereka yang awalnya tegang mulai berubah. Kedekatan antara Gita dan Shani semakin terasa, meski mereka jarang mengakui hal tersebut secara terbuka. Shani yang biasanya manja dan selalu ingin dilayani, kini mulai lebih mandiri, berkat sikap tegas Gita.

Suatu hari, setelah serangkaian jadwal yang padat, Shani merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat sejenak di ruang santai. Saat itu, Gita masuk dengan membawa makanan nya dan beberapa pil yang Shani tebak adalah vitamin.

"Makan dulu" Ucap Gita sembari menaruh makanan Shani di meja depan nya.

"aaa Gita aku lelah sekali, tolong suapin ya? Badan ku rasanya remuk semua." Pinta Shani, ia tau sebenarnya Gita tidak akan mengabulkan keinginan nya namun apa salahnya mencoba?

GitShan One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang