"Dengan segala hormat Kak Shani, di mohon pengertian nya untuk evaluasi triwulan ini. Mengapa di lakukan pas setelah UTS itu berlangsung? Saya yakin amggota fungsionaris dari BEM memiliki tugas-tugas atau proyek-proyek UAS sendiri yang memerlukan waktu sampai setelah UAS itu selesai, saya hanya meminta di undur saja." Tegas Gita menolak pemberitahuan akan pemberlakuan nya rapat evaluasi kinerja BEM selama tiga bulan ini.
Suasana menegang, Gita sudah mulai emosi terlihat dari sekarang yang tadinya ia duduk menerima paparan dari SENAT, sekarang berdiri tidak terima.
"Dengan segala hormat juga, Kak Gita. Ketentuan penanggalan dari rapat ini sudah kita sah kan bersama dengan persetujuan anda juga sebagai ketua BEM dan telah di sahkan menjadi TAP kerja kita." Kembali jawab Shani dingin, ia bahkan sampai mengeluarkan file TAP dari persetujuan mereka.
Gita terdiam sejenak, memang betul mereka menyetujui itu, namun kesalahan fatal Gita sebelum menyetujui undang-undang itu adalah tidak menghitung apabila kalender akademik mundur. Itulah yang terjadi sekarang kalender akademik mundur satu minggu, membuat semua rencana Gita goyah.
"Mohon di lihat dari perspektif mahasiswa, bukan sebagai anggota organisasi saja. Biarkan mereka berfokus pada tugas-tugas serta proyek-proyek nya terlebih dahulu, saya mengajukan hanya mundur satu minggu." Kembali Gita berargumen.
Shani menatapnya malas, menurut Shani BEM selalu begini tidak mau mengikuti persetujuan yang padahal dari awal mereka sahkan bersama, jika memang tidak mau dari awal seharusnya bilang dari awal agar tidak repot begini.
Shani menghela nafas dengan kasar, "TAP nya sudah di sahkan, tentu kami bisa memberi keringanan namun, bagaimana dengan tanggapan Ibu Titiek? Beliau sudah melihat dan proof read TAP yang kita beri, jika tidak sesuai dengan plan awal kamu yakin beliau tidak akan marah?" Skak Shani membawa dekan masuk kedalam argumen nya, tentu akan sulit di bantah.
Gita terdiam, kedua matanya menatap tajam pada Shani. Argumen yang tadinya ia bangun dengan penuh keyakinan kini runtuh begitu saja. Shani benar, TAP sudah disahkan, dan kesalahan Gita hanyalah kelalaiannya dalam memeriksa jadwal akademik yang berubah. Membawa nama Ibu Titiek, dekan yang terkenal tegas dan jarang memberi toleransi, adalah langkah yang tepat dari Shani. Gita tahu, jika ia terus bersikeras, hanya akan membuat situasi semakin rumit, bahkan bisa membahayakan hubungan baik antara BEM dan dekanat.
Gita menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia tahu bahwa jika ia melawan lagi, itu hanya akan merugikan dirinya sendiri dan seluruh organisasi. Dengan berat hati, Gita menundukkan kepalanya sedikit, menandakan kekalahannya.
"Baik, Kak Shani," ucap Gita dengan suara yang mulai melunak. "Kita laksanakan sesuai dengan TAP yang sudah disahkan. Terima kasih atas pengertiannya."
Shani hanya mengangguk kecil, menunjukkan bahwa diskusi sudah selesai. Ia menyimpan kembali file TAP-nya ke dalam map dan mengalihkan perhatiannya ke peserta rapat lainnya. Gita merasa dirinya telah terskakmat, tidak ada ruang untuk argumen lebih lanjut.
Beberapa jam kemudian, Gita duduk di kantin kampus. Asap rokok perlahan mengepul dari ujung bibirnya, mengambang di udara sebelum menghilang. Matahari mulai turun, menciptakan bayangan panjang di atas meja tempat ia dan Oniel, wakil ketua BEM sekaligus sahabatnya, duduk.
"Emosi banget tuh tadi gua liat-liat, gua sama Teh Mpen udah lirik-lirikan liat lu berdua debat." Ledek Oniel yang setelahnya menyuruput kopinya.
Gita menghembuskan asap nya, "Gua cuman minta keringanan satu minggu, anak-anak udah ngeluh sama gua pas liat tanggal segitu." Ucap nya dengan sedikit emosi.
Oniel menatap Gita dengan penuh simpati, lalu melirik sekeliling kantin yang mulai ramai oleh mahasiswa yang pulang dari kelas. "Lu kan tau kak Shani memang keras kepala soal aturan, apalagi kalo udah bawa-bawa nama dekan. Tapi lu tahu kan, dia cuma jalankan tugasnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
GitShan One Shot
Short StoryGua anak nya gitshan banget bost. ada GXG nya yang ga berkenan silahkan tidak usah di baca. Disclaimer : Bahwasanya cerita disini adalah fiksi (Tidak Nyata) dan orang-orang yang ada di dalam cerita ini tidak benar-benar melakukan nya karena sekali...