Di sore yang indah itu, Gita melangkah ringan di trotoar yang tertutup bayangan pohon-pohon besar, daun-daun yang mulai menguning diterpa angin yang sejuk. Suasana kota yang ramai di pagi hari kini telah berubah menjadi lebih tenang, memberi ruang bagi Gita untuk menikmati kedamaian setelah seharian bekerja. Earphone yang menempel di telinganya mengalirkan musik lembut, menemani setiap langkahnya yang teratur, seakan-akan dunia sejenak berhenti, memberikan ruang untuk dirinya sendiri.
Sore itu begitu sempurna, dengan sinar matahari yang lembut menyinari langit, membingkai setiap langkahnya dengan keindahan yang sederhana. Ia menarik napas dalam-dalam, menikmati udara segar yang meresap ke dalam tubuh, melepaskan penat setelah bekerja sepanjang hari. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada momen seperti ini—berjalan sendirian, menikmati ketenangan setelah hiruk-pikuk aktivitas sehari-hari.
Tiba-tiba, ponselnya bergetar di dalam tas. Gita menepikan langkahnya sejenak dan mengeluarkan ponsel, membaca pesan dari ibunya yang terkirim di layar.
"Gita, tolong belikan majalah terbaru ya, Ibu lupa beli tadi. Terima kasih."
Pesan singkat itu membawa Gita kembali ke realitas, memecah sejenak ketenangan sore yang menyelimutinya. Tersenyum kecil, Gita mengetikkan balasan singkat dan dengan ringan berbalik arah, siap menuju toko buku terdekat.
Gita melangkah dengan santai menuju toko buku yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Di dalam benaknya, ia mulai memikirkan tentang majalah yang diminta ibunya. Sejak kecil, ibunya memang suka membaca majalah, terutama majalah yang berisi tentang model dan lifestyle. Gita sudah terbiasa dengan permintaan ini, meski kadang merasa tak terlalu tertarik pada isi majalah yang selalu diminta ibunya. Namun kali ini, ada sesuatu yang berbeda.
Sesampainya di toko buku, Gita langsung menuju bagian majalah. Posisinya di antara deretan majalah yang teratur rapi mengingatkan Gita pada waktu-waktu kecil ketika ia sering menemani ibunya berkeliling mencari bacaan. Namun, saat matanya melintas pada deretan majalah wanita di rak, sesuatu menarik perhatiannya. Di tengah banyaknya sampul yang serupa, satu sampul majalah tampak berbeda. Di sana, terpampang wajah seorang gadis yang begitu anggun, dengan senyum yang begitu manis dan mata yang bersinar penuh cahaya. Itu adalah sampul dari majalah Gaya Wanita, dengan judul besar yang tertera di atasnya, "Shani: Gadis Sampul yang Memikat Hati."
Gita menatap wajah itu sejenak, entah mengapa hatinya berdebar. Gadis di sampul itu terlihat begitu sempurna, dengan aura yang tak bisa dijelaskan. Gita tidak pernah begitu tertarik pada gambar-gambar di sampul majalah, tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang membuatnya ingin tahu lebih banyak tentang gadis itu. Ada ketertarikan yang tak bisa ia bendung. Mungkin karena senyuman Shani yang begitu tulus dan penuh kehangatan, atau mungkin karena kecantikannya yang tak terduga, memancarkan sesuatu yang lebih dari sekadar penampilan.
Tanpa berpikir panjang, Gita mengambil majalah itu dan berjalan menuju kasir. Sementara tangannya menggenggam majalah itu, pikirannya tak bisa berhenti membayangkan wajah Shani.
Setelah tiba di rumah, Gita meletakkan tas dan langsung duduk di sofa. Majalah yang baru dibelinya ia letakkan di atas meja, namun pikirannya terus kembali pada wajah gadis di sampul itu. Ia membuka halaman pertama majalah tersebut, mencari artikel tentang Shani."Shani, Gadis Sampul yang Memikat Hati," begitu judul besar di artikel itu. Gita membaca dengan saksama, menemukan cerita tentang perjalanan Shani, seorang remaja yang meraih kesuksesan melalui ajang Gadis Sampul. Shani digambarkan sebagai sosok yang rendah hati, pekerja keras, dan bercita-cita menjadi model profesional sekaligus aktivis sosial. Gita merasa ada sesuatu yang memikat dari kepribadian gadis itu, bukan hanya karena penampilannya, tetapi juga bagaimana ia mengartikulasikan pandangannya dalam wawancara tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
GitShan One Shot
Short StoryGua anak nya gitshan banget bost. ada GXG nya yang ga berkenan silahkan tidak usah di baca. Disclaimer : Bahwasanya cerita disini adalah fiksi (Tidak Nyata) dan orang-orang yang ada di dalam cerita ini tidak benar-benar melakukan nya karena sekali...