"Gita please bantuin" Mohon Shani padanya.
"Ci, masa iya aku bantuin cici soal beginian, kalo yang lain gapapa deh masa aku harus ajarin cici caranya ciuman." Jawab Gita pasrah.
"Git ya terus aku minta ajarin siapa lagi coba?"
"Teh mpen?" Tanya Gita
"Kamu mau aku di bakar sama Sisca ya?" Jawab Shani sewot, dan tanpa pikir panjang Shani langsung duduk di pangkuan Gita dengan menghadap ke arah nya.
"Udah ya? Please aku gamau kecewain Gracia, bantuin aku belajar ciuman ya?" Ucap Shani sekali lagi dengan mata yang berbinar memohon pada teman nya itu.
Dengan helaan nafas yang berat, Gita menstujui hal konyol itu. Sesungguh nya Gita telah mencintai Shani sejak dari pertama mereka bertemu, jika di hitung sekarang mereka yang telah kuliah semester 5, dan Gita yang mengenal Shani saat mereka masih SMP, itu sudah terhitung... Sekitar 9 tahun. Namun tentu Shani tidak melihat nya seperti itu, jadi cinta Gita bertepuk sebelah tangan.Kembali pada realita sekarang.
"Kamu sudah kunci pintunya kan?" Tanya Gita yang di balas dengan anggukan oleh sahabat nya itu. Shani pun tersenyum mengetahui Gita akan membantunya, ia pun mengalungi tangan nya pada leher Gita. Tangan Gita pun dengan reflek memegang pinggang Shani menjaga nya agar tidak jatuh.
"Ayo" Pinta Shani.
Gita pun mengangguk dan mendekatkan bibirnya dengan bibir Shani. Hanya sebuah kecupan pelan nan kilat. "Udah gitu doang Git?" Tanya Shani setelah berdiam sepersekian detik untuk memproses latihan barusan, "Aku liat di TV kayanya lebih brutal dari itu deh, apa tuh namanya french kiss? Aku juga mau coba itu dong." Lanjutnya.
'Anjir mana bisa gua diginiin woy, ancur semua proses mau move on ini mah' Benak Gita mengeluh.
"Git? Gamau ya? Yaudah deh aku cari orang lain aja buat bantuin soal ini" Ucap Shani dengan nada yang sedikit sedih karena tiada jawaban dari Gita ia pun segera ingin berdiri dan pindah tempat duduk, namun saat dia akan berdiri ia di tahan oleh Gita.
"Bukan gamau, aku barusan lagi mikir aja pernah french kiss apa ngga ci" Jawab Gita sebagai alasan, walaupun benak nya mengeluh tentu ia tidak akan melewatkan kesempatan untuk mencium orang yang telah ia cintai itu.
"Jadi pernah ga?""Pernah, aku izin cium ya ci"
"Iya"
Akhirnya bibir mereka bersentuhan, bagi Gita dunia seakan berhenti berputar. Sentuhan lembut bibir Shani yang hangat membawa Gita ke dimensi lain, di mana hanya ada mereka berdua. Bibir mereka bergerak perlahan, seakan menari dalam harmoni yang sempurna. Lidah mereka bertemu, saling menyapa dengan lembut, mengeksplorasi setiap sudut yang belum pernah dijamah sebelumnya.Lidah mereka bertemu, saling menyapa dengan lembut, mengeksplorasi setiap sudut yang belum pernah dijamah sebelumnya. Gerakan lidah mereka penuh dengan rasa ingin tahu namun tetap berhati-hati, seolah mereka sedang menciptakan simfoni yang indah dalam keheningan malam.
Gita merasakan napas Shani yang semakin cepat, seiring dengan detak jantungnya yang berpacu. Setiap sentuhan, setiap gerakan, membawa sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Mereka tenggelam dalam momen itu, di mana waktu seakan berhenti dan hanya ada mereka berdua dalam kehangatan ciuman tersebut.
Saat akhirnya mereka melepaskan diri, mata mereka saling bertatapan dengan penuh arti. Napas mereka terengah-engah, namun senyum mereka tak dapat disembunyikan.
"Git, makasih ya udah mau bantuin aku," kata Shani dengan senyum tulus, matanya berbinar penuh rasa terima kasih. Gita hanya mengangguk pelan, perasaannya campur aduk antara senang dan gugup.
"S-sama-sama Ci" Ucap Gita yang kini gugup juga, ia berpikir, tidak ia tidak bisa berpikir karena pikiran nya yang kacau. Bagaimana tidak, ia baru saja selesai mencium gadis yang ia suka yang sudah memiliki pacar.Shani mengangkat alisnya, sedikit curiga. "Git, kamu kenapa? Kok muka kamu merah banget?"
Gita tersenyum canggung, berusaha menutupi kegelisahannya. "Gak apa-apa, Ci. Mungkin karena aku udah lama ga pernah ngelakuin ini."
Shani tertawa kecil. "Ah, masa sih? Tapi kamu tadi kelihatan jago, kok."
"Ah, kamu ini," balas Gita sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kamu juga nggak jelek-jelek amat."
Shani tersenyum lebar, puas dengan pujian tersebut. "Makasih ya, Git. Aku nggak tahu harus gimana kalau nggak ada kamu."
Mendengar itu, hati Gita terasa berat. Seharusnya dia senang, tapi kenyataan bahwa Shani memiliki pacar membuatnya sulit untuk menikmati momen ini. "Iya, Ci. Sama-sama."
Shani memandang Gita dengan tatapan serius. "Git, boleh aku tanya sesuatu?"
Gita mengangguk, meski hatinya sedikit cemas. "Tentu, Ci. Tanya aja."
"Aku merasa... kamu berbeda malam ini. Ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku?"
Gita terdiam, berpikir apakah saatnya untuk jujur atau tetap menyimpan perasaannya. Ia menelan ludah, memutuskan untuk mengatakannya. "Ci, aku... aku sudah menyukai kamu sejak SMP. Dari pertama kali kita bertemu, aku merasa ada sesuatu yang istimewa antara kita. Dan sampai sekarang, perasaan itu tidak pernah berubah."
Shani terdiam, tampak terkejut dengan pengakuan Gita. "Git, aku... aku gak tahu harus bilang apa. Aku senang mendengarnya, tapi kamu tahu kan aku sudah punya pacar?"
Gita mengangguk pelan, senyum pahit terlukis di wajahnya. "Iya, aku tahu, Ci. Aku cuma pengen kamu tahu perasaanku."
Shani tersenyum lembut, air mata menggenang di sudut matanya. "Maaf ya aku ga peka soal perasaan kamu, padahal udah selama itu kamu mencintai ku dengan tulus."
Gita menatap Shani dengan mata yang penuh kasih. "Gapapa aku seneng terus bisa ada di samping kamu bahkan jika hanya jadi teman saja."
Gita tahu, perasaan ini mungkin akan selalu ada, namun ia harus belajar menerima kenyataan bahwa cintanya pada Shani hanya akan menjadi bagian dari masa lalu yang indah namun tak terwujud.

KAMU SEDANG MEMBACA
GitShan One Shot
Short StoryGua anak nya gitshan banget bost. ada GXG nya yang ga berkenan silahkan tidak usah di baca. Disclaimer : Bahwasanya cerita disini adalah fiksi (Tidak Nyata) dan orang-orang yang ada di dalam cerita ini tidak benar-benar melakukan nya karena sekali...