Part 32 | CG&AN

3.7K 97 8
                                    

NOTE📌⚠️‼️
{This story is just fiction, all the scenes in it have nothing to do with real life}
*
*
<OUR PROMISE>
*
*

NOTE📌⚠️‼️{This story is just fiction, all the scenes in it have nothing to do with real life}**<OUR PROMISE>**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
<<<•>>>
*

Aula ballroom hotel mulia senayan sudah mulai di penuhi orang-orang. Sebagian besar yang hadir saat itu hanya keluarga besar kedua mempelai dan kerabat dekat saja.

Seorang pria berpakaian khas pengantin adat sunda itu, sudah duduk ditempat dimana prosesi ijab qobul yang sebentar lagi akan di laksanakan.

Dia menelisir setiap sudut aula yang luas itu untuk mengalihkan kegugupannya.

"Ted" panggil seorang pria paruh baya yang datang menghampiri nya.

"Siap pa" dengan sigap Teddy berdiri dari kursi dan menjabat tanggan pria di hadapannya.

Pria paruh baya itu tak lain dan tak bukan adalah pa Prajogo, beliau memandangi Teddy dengan lekat. Rasa haru tak luput dari wajah nya.

"Saya titip cucu saya, jaga dan cintai lah dia selalu. Jangan pernah kamu sakiti dia"

"Siap pa, saya pasti akan selalu menjaga dan mencintainya sampai akhir hidup saya" ucap Teddy dengan mantap.

Pa Prajogo menepuk bahu Teddy dan beralih ke kursi yang disediakan untuk keluarga mempelai wanita.

Teddy kembali duduk dengan tenang sambil menunggu kedatangan penghulu dari KUA. 10 menit menunggu, akhirnya penghulu datang bersama dengan Zafir.

Keringat dingin meluncur dari pelipisnya, manakala penghulu itu sudah duduk di samping nya. Tinggal menghitung menit saja proses ijab qobul itu di lakukan.

Teddy melafalkan doa dalam hatinya, meminta di tenangkan dan dipermudah oleh yang di atas.

"Bismillah Ted" itu Agus yang duduk di hadapannya, pria yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya itu memberinya semangat.

"Dimohon kebersediaan bapa Barito dan bapa Jaya sebagai saksi pada prosesi ijab qobul ini" ucap MC.

"Gausah tegang gitu Ted mukanya. Rileks, rileks" ucap Jaya membantu adiknya agar bisa sedikit rileks.

Teddy hanya terseyum tipis memandang kakaknya yang masih tertawa bersama pa Agus dan juga pa Barito.

"Baik, bisa kita mulai sekarang proses ijab qobulnya?" tanya penghulu meminta kesiapan Teddy. Teddy mengangguk siap.

CEGIL & ABDI NEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang