Part 23 | CG&AN

1.2K 44 0
                                    

NOTE📌⚠️‼️
{This story is just fiction, all the scenes in it have nothing to do with real life}
*
*
<GO DISAPPEAR>
*
*

NOTE📌⚠️‼️{This story is just fiction, all the scenes in it have nothing to do with real life}**<GO DISAPPEAR>**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
<<<•>>>
*

Setelah hari itu, pa Prajogo selalu menempatkan penjagaan di luar ruang rawat. Dia tidak akan membiarkan siapa pun masuk tanpa seizin nya.

Begitu juga dengan Teddy. Hampir setiap hari pria itu datang, selalu di hadang oleh ajudan pa Prajogo. Beberapa kali juga Teddy sempat memberontak memaksa masuk, hingga menimbulkan sedikit keributan.

1 bulan berlalu~

Sampai saat ini, Teddy masih belum bisa bertemu dengan pacarnya. Jangan kan bertemu, untuk mengetahui kondisi gadis itu pun, pihak rumah sakit enggan memberinya info.

Di sisi lain, Zara sebenarnya sudah siuman sejak 3 hari yang lalu. Dia di kurung sang kakek di kamar tanpa di perbolehkan keluar, meskipun itu untuk jalan-jalan di taman rumah sakit sekalipun.

Yang bisa Zara lakukan setiap harinya, hanya duduk di ranjang dan memandang keluar jendela. Pa Prajogo yang melihat cucu kesayangan nya seperti itu, akhirnya memikirkan sebuah ide agar cucu nya bisa menjalani pemulihan dengan nyaman.

"Ara... kalau Ara ikut kakek ke Jepang gimana?" tanya pa Prajogo membuka obrolan.

Zara tidak merespon ucapan sang kakek dan hanya terus memandang keluar jendela.

"Haaahh... Kakek kaya gini, karna cuman pengen Ara cepet sembuh. Kakek gak mau Ara banyak pikiran kalau ketemu laki-laki itu"

"Ara emang gak mau liat dia lagi"

Meski mulut nya berucap seperti itu, tapi hati dan perasaan rindu pada Teddy tidak bisa dia bohongi.

"Terus Ara kenapa murung gitu hum?" tanya sang kakek lembut.

"Ara... ara... gak bisa ikut PON kalau kaya gini" lirihnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Pa Prajogo langsung memeluk cucu kesayangannya sambil terus memberikan semangat.

"Gapapa sayang, mungkin belum rejeki nya Ara. Sekarang yang paling penting Ara harus fokus sama kesembuhan Ara dulu ya sayang?"

Zara terdiam dalam pelukkan sang kakek, berpikir sesuatu untuk masa depan nya. " Ara bakal ikut kakek ke Jepang" Zara mendongakkan kepalannya, menatap serius wajah sang kakek.

"Ara yakin? Kakek tanya gini, karna kita gakan pulang ke indonesia untuk beberapa tahun kedepan" pa Prajogo mencoba memastikan keputusan cucunya.

"Ia, Ara yakin"

Meski rasanya berat harus meninggalkan tanah kelahiran, dan pergi menetap beberapa tahun di sana. Zara akan lakukan itu untuk proses penyembuhan dan mencoba melupakan semua hal yang telah terjadi.

CEGIL & ABDI NEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang