00. Prolog

176 19 24
                                    

PERINGATAN: CERITA INI HANYA DAPAT DINIKMATI UNTUK USIA 17 TAHUN KE ATAS. BEBERAPA ALUR, KATA-KATA KASAR DAN TIDAK PANTAS AKAN HADIR DI CERITA INI. DIHARAPKAN PEMBACA BISA BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI.

CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA.

Jangan lupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️❤️💙💙💙

Jangan lupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️❤️💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


00. PROLOG
||• KENANGAN YANG MANIS •||

.

.

.

Rintik air hujan terdengar dari dalam rumah. Malam yang pekat ditemani oleh sejuknya angin sendu. Sekarang sudah pukul 00.00 tepat, waktu yang sangat strategis untuk melancarkan rencana.

Di antara lantai kamar, dia menyeret tubuh wanita malang itu menuju dapur. Dengan bersimbah darah yang menyelimuti lantai kamar. Mengotori beberapa keramik. Dia menutupi mayad tersebut menggunakan plastik sampah yang terikat.

Seharusnya tidak ada yang curiga. Terlebih lagi sekarang sudah larut malam, kebanyakan orang pasti telah terlelap di antara mimpi yang indah. Setelah semuanya selesai, dia hanya perlu menunggu seseorang untuk datang.

Berjalan menghampiri wastafel, dia membersihkan tangannya terlebih dahulu. Menghilangkan noda merah yang menghiasi kedua tangan itu menggunakan sabun.

"Hhh, bau banget." Dia bergumam ketika menghirup aroma amis di tangannya, bergidik jijik.

Padahal dia sudah membeli sabun yang wangi. Seharusnya itu sudah cukup untuk menghilangkan aroma tak sedap tersebut. Yeah apa boleh buat, sepertinya dia harus membeli sabun merek lain.

Sedang sibuk melakukan aktivitasnya itu, seseorang mengetuk pintu belakang. Kebetulan pintu belakangnya memang tersambung dengan dapur, hal itu agar memudahkan dia untuk beraksi.

Tanpa basa-basi, dia berjalan dan membuka pintu. Menyambut seseorang yang menyapa dirinya.

"Ey, maaf lama. Udah beres ya? Kok cepet banget," ucapnya seraya masuk ke area dapur. Mendekati kantong sampah yang berisi mayad perempuan.

Dia hanya sebatas membuang wajah saja, tampak kesal. "Buat malam ini udah cukup. Lagi pula dia juga nggak asik, kurang gampang dibodohi. Jadi ya, aku habisin aja setelah bersenang-senang."

"Dasar, masih kesal soal diakah? Emang belum ketemu ya?"

Dia menggeleng sebagai jawaban, menghela napas panjang. "Belum, aku udah mati-matian nyari dia tapi sama sekali belum ketemu. Entah dia ada di mana sekarang."

"Yang sabar ya, bro. Makanya dijaga bener-bener pacarnya, kan kalau udah putus begini jadi repot. Udah enam bulan kan selepas kalian putus?"

"Iya, dan semenjak itu juga aku nggak pernah ketemu dia. Padahal aku selalu ke rumahnya tapi kosong."

"Yaudah, aku doain moga cepet ketemu ya. Aku juga bakal minta ke anak-anak tongkrongan buat bantu nyariin kabar. Nah sekarang, ayo bantu aku buat mindahin mayad ini ke mobil. Semakin cepat semakin baik, kan?"

Benar juga, baiklah dia mengangguk. Kemudian membantu temannya untuk memindahkan kantong sampah itu ke dalam mobil.

"Okelah Zay, cabut dulu ya. Kalau udah ada hasilnya nanti aku transfer." Sembari menyalakan mobil, temannya itu pamit undur diri.

"Iya, hati-hati."

Mobil itu bergegas pergi. Bersamaan juga dengan dirinya yang kembali masuk ke dalam rumah. Membersihkan segala kekacauan yang terjadi. Noda darah, ruangan yang berantakan, dan lain sebagainya.

Setelah selesai membereskan segalanya, dia mengambil satu botol minuman keras dari kulkas. Duduk di sofa ruang tengah, berhadapan dengan televisi yang menyala. Sesekali meminum dan terkekeh. Adegan yang ada di acara televisi itu membuatnya teringat akan sesuatu.

Kenangan yang manis.

"Jadi inget kamu deh, Sayang." Ucap dia bersamaan dengan senyuman penuh arti.

Meneguk beberapa tegukan lantas tertawa lagi. Dia meraih ponsel yang berada di saku celana, menatap sebuah foto gadis idamannya. Jemarinya perlahan mengusap lembut layar foto tersebut.

"Kamu itu milikku. Setelah ini, jangan harap kamu bisa lepas dariku lagi ya. Aku sayang kamu...."

Mau mencari sampai ke ujung dunia sekalipun, dia pasti akan menemukan sosok itu. Sosok yang paling dia cintai. Satu-satunya wanita yang berhasil membuatnya jatuh cinta hingga sedalam ini.

.

.

.

TBC.....

Okelah, tipis tipis dulu ya buat prolog. Pengenalan konflik nyaha.

Cerita ini hasil ideku dan salah satu saudara terbaikku. Orang yg paling aku kasihi jg hehe. Mau aku tag tapi enggak jd deh, entah kenapa agak trust issue. Intinya cerita ini milik kita berdua. No debat no kecot.

Sementara, aku bakal nulis book ini dulu dan hiatus di lapak fanfiction. Aku lumayan jenuh jadi nyoba suasana baru aja. Moga kalian terhibur sama book ini, pan kapan lagi and see you. Tata~~

Malam yang Gemerlap [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang