19

20 6 28
                                    

PERINGATAN: CERITA INI HANYA DAPAT DINIKMATI UNTUK USIA 17 TAHUN KE ATAS. BEBERAPA ALUR, KATA-KATA KASAR DAN TIDAK PANTAS AKAN HADIR DI CERITA INI. DIHARAPKAN PEMBACA BISA BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI.

CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA.

Jangan lupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️❤️💙💙💙

Jangan lupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️❤️💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


19
||• MALAM YANG MEMABUKKAN •||
.

.

.

Minuman yang mereka nantikan akhirnya tiba, mengundang perasaan canggung di antara keduanya. Maya tetap pada posisinya, menunduk rendah. Dia sama sekali tak memiliki keberanian untuk menatap siapa pun. Suasana di tempat itu benar-benar terasa menyeramkan baginya dan Maya sama sekali tak betah. Dia ingin segera pergi dari tempat tersebut.

"Yow, ini ya. Selamat bersenang-senang, aku tinggal ke sana dulu." Laki-laki itu terlihat mengulas senyuman lebar, mempersilakan mereka untuk menikmati hidangan lalu berjalan meninggalkan Zayyan dan Maya di tempat.

Zayyan sekilas menganggukkan kepala, menuangkan minuman ke dalam gelas kecil, mengulurkannya kepada Maya. "Nih, kamu cobain dulu deh, Sayang. Enak loh."

Maya tak langsung menjawab, ekor matanya kian melirik menuju sumber suara. Dagu Maya perlahan terangkat. "Ini....minuman apa?"

Helaan napas pelan mulai terdengar dari posisi Zayyan, menunjukkan ekspresi datar. Dia kembali menuangkan minuman itu ke dalam gelas lagi, kali ini gelas itu diperuntukkan untuk Zayyan sendiri. Hanya dalam sekali teguk saja minuman itu bisa langsung kosong. "Udahlah May, cobain saja dulu. Nih, aku juga ikut minum kan. Minuman ini nggak mengandung racun kok, jangan takut-takut begitu."

Setelah mengatakan hal itu, Zayyan pun kembali menikmati hidangannya. Sesekali kedua matanya mengedar mengamati suasana sekitar yang teramat ramai. Di depan sana, banyak sekali pemuda dan pemudi yang saling berdansa dan bermesra ria layaknya sepasang kekasih. Mereka menari tanpa memiliki rasa malu sedikit pun, memamerkan kecantikan yang dimiliki agar seluruh mata tertuju kepada mereka.

Namun semua perempuan yang berada di sana masih kalah cantik dengan Maya. Mungkin Maya adalah perempuan yang pemalu dan sering kali meragukan dirinya sendiri. Dia sama sekali tak pernah membuat dirinya menjadi bahan tontonan masyarakat. Tetap menjaga diri dan kehormatan layaknya berlian yang patut mendapatkan perlindungan.

Itulah yang membuat Maya semakin menarik. Zayyan menyukai sisi itu darinya dan dia pun sangat menghormati keputusan Maya dalam menjaga dirinya. Maka di situlah peran Zayyan muncul, selama ini yang menjaga seluruh kehormatan Maya adalah dirinya. Bertahun-tahun dia mempertahankan Maya untuk tetap bertahan dan bisa hidup. Tanpa jasa darinya, mungkin hidup Maya akan segera berakhir dengan mudah.

Malam yang Gemerlap [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang