Part. 3

442 35 0
                                    


Brum.!!
Brumm..!!

Suara deru motor terdengar di parkiran sekolah, semua yang berlalu lalang, maupun yang baru sampai atau bahkan sekedar menikmati cemilan di kala jalan, melihat ke sumber suara, menatap heran karena bahwasannya motor baru itu terparkir di parkiran sekolahnya.

"Anak baru kah?" Tanya seorang wanita kepada temannya dengan mata yang tertuju pada pemuda yang baru memarkirkan motornya.

"Mungkin"

"Ganteng deh kaya nya"

"Bisa jadi"

"Kecceh sekaleh lho"

"Kayanya"

Wanita tersebut pun menatap jengan ke arah temannya, dengan terus memanggut-manggut kan kepalanya seraya membenarkan ucapannya.

"Garing banget sih jawaban lo" celetuknya.

"Gua lagi mengamati ciptaan tuhan yang begitu sempurna, sampai gua mager buat jawaban pertanyaan lo itu"

"Najies.!!"

"Lo tuh-"

Ucapannya terpotong ketika seorang wanita berponi dengan rambut sebahu, menyeruput minumannya dengan tergesa, lalu menelannya perlahan, menghembuskan napasnya perlahan.

"Rahim dede anget mass.!!" Teriaknya hingga membuat kedua wanita yang baru saja berdebat itu melotot tajam ke arahnya.

Plak.!!

Satu geplakan di kepalanya pun mendarat dengan sempurna.

"Malu-maluin lo sumpah" sarkasnya.

"Bukan temen gua" timpal wanita yang satunya lagi.

Sedangkan Alvan yang baru saja memarkirkan motornya menatap jengah kesekelilingnya, lalu melepaskan helmnya secara perlahan.

Sekita semua orang speechless dengan apa yang mereka lihat sahat ini.

Di iringi dengan deru motor yang kembali terparkir di parkiran sekolah.

Semua mata tertuju pada Alvan yang baru saja menaruh helm nya, melirik sekilas ke arah empat pemuda yang baru saja memarkirkan motornya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju kelasnya yang akan ia tempati.

"Siapa dia?" Tanya Zean teman dari Laksa menatap keaseluruh empat temannya dengan tanya.

Laksa mengerutkan dahinya bingung "Lo gak kenal dia?"

Zean menagguk sekilas.

"Tapi kaya Alvan gak sih?" Celetuk Rian dengan mata yang masih menatap punggung Alvan yang mulai menjauh.

Kenan mengangguk-anggukkan kepalanya sekilas "iya benar, mirip Alvan"

"Emang Alvan bego.!!" Sarkas Laksa menatap ketiga temannya jengah

"Ubah penampilan?" Tanya Zean menatap Laksa penuh tanya.

"Peduli apa gua...?" Jawabnya sekilas lalu turun dari motornya setelah Eri turun terlebih dahulu.

"Dia adek lo kan?" Tanya Kenan sekilas hingga Laksa menatapnya tajam.

"Dia bukan adek gua.!!" Tekannya lalu menatap Eri intens "cuman Eri adek gua"

"Lo yakin bilang kaya gitu? Gak bekalan nyes-"

"Diem lo Rian.!" Seakan tau apa yang akan di ucapkan Rian, Laksa memotong ucapannya dengan penuh penekanan, hingga membuat Rian bergidig ngeri menatapnya.

"Kita ke kelas kamu sakerang yah, Abang antar" ucap Laksa lembut "gak usah peduliim manusia minim akhlak disini" jawabnya sekilas lalu menarik tangan Eri menuju kealsnya

Alvandy ArrsyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang