Part. 19

2.4K 120 2
                                    

Enjoy Reading...

Brak..!!

"Diam dan jangan kemana-mana" tekan Gino sembari menghempaskan tubuh Alvan ke atas ranjang.

"Hiks Dadd.. Alvan mau liat Mommy. Hiks"

Gino lebih memilih abai dan berlalu pergi, namun sebelum dia keluar, Alvan berlari dan memeluk kaki Gino, bersimpuh di lantai dengan derai air mata yang tak kunjung berhenti.

"Hiks Dadd. Alvan ikut, Alvan juga mau ikut Dadd.."

Gino langsung berbalik menatap Alvan tanpa ekspresi, menekan bahunya dengan keras hingga membuatnya meringis.

"Awww hiks.. Dadd.. sakit,, Dadd sakit, lepas"

"Dengarkan saya sekarang, kamu diam disini dan jangan pernah keluar kalo bukan saya yang menyuruh kamu untuk keluar. Mengerti.!!"

Alvan mengangguk cepat, dia merasa takut dengan Daddy nya saat ini, karena untuk pertama kalinya Alvan menerima perlakuan kasar dari Gino "i-iyaa Alvan akan disini. Hiks.. Hiks Alvan akan disini"

Gino langsung beranjak keluar dari kamar Alvan, lalu menguncinya dari luar dan berlalu pergi tanpa menghiraukan tangisan Alvan yang semakin kencang.

Alvan terduduk lemas, dia masih memikirkan sang Mommy, rasa khawatir yang begitu melekat serta takut akan hal-hal yang ia pikirkan akan terjadi "Mommy. Hiks hiks, apa benar Mommy ninggalin Alvan? Mommy hiks... Daddy barusan jahat sama Alvan Hiks, tangan sama bahu Alvan sakit Momm.. hiks, Alvan mau sama Mommy." Racaunya.

"Jangan tinggalin Alvan Mommy, Alvan gak mau disini tanpa mommy, Alvan takut.. hiks hiks"

Tangisan yang begitu pilu pun terus menggema di ruang kamarnya, isakan yang diringi aduaan turut Alvan utarakan, Alvan yang masih merasa belum tenang, karena keadaan sang Mommy yang belum pasti ia ketahui, apalagi kejadian yang menimpa mommy nya itu tepat berada di depan matanya sendiri.

Sedangkan di satu sisi, Gino sudah kembali berada di rumah sakit, dengan langkah panjang tergesa-gesa perasaan kacau serta pikiran yang berkecamuk membuatnya seakan takut, benar-benar takut atas apa yang menimpa istrinya itu benar-benar terjadi.

Sampai dia tiba di ruang IGD, tangisan yang begitu menggema sampai ke indra pendengarannya.

"Laksa, Dion, Reksa" panggil Gino ketika melihat ketiga putranya yang sedang menangis pilu sembari memeluk istrinya yang sudah terbujur kaku di atas brangkar.

"Daddy..!!" Laksa langsung berhambur kepelukan Gino "Dadd.. Mommy Dadd, gak mungkin kan Dad.. pasti dokter itu salah kan Dadd? Mommy gak mungkin ninggalin aku"

Gino membalas pelukan Laksa erat, dia berusaha menenangkan putra ke empatnya itu yang masih meracau dengan tangis pilu, meskipun saat ini hati dan pikirannya masih begitu kacau.

Dion melangkah perlahan lalu memberi pelukan di belakang tubuh Laksa, bagaimna pun juga dia tak tega dengan adiknya itu, meski pikirannya masih tertuju pada adik bungsunya itu, bagaimana keadaan dia sekarang? Dan apa yang di lakukan Daddy nya tadi?

Dimana setelah Ashlan yang mengatakan bahwa kejadian ini gara-gara Alvan, Gino menjadi bersikap dingin kepada Alvan. Tapi tak di pungkiri dia masih belum mempercayainya, bagaimna bisa kan?

Mana mungkin juga Alvan berusaha ingin mencelakai Mommy nya? Melihat kedekatan mereka yang selalu terlihat manis, meski terkadang ada rasa iri di hatinya, tapi dia tak menghiraukannya, karena hal itu sangat wajar juga karena bagaimanapun Alvan adalah bungsu mereka Dion sadar akan hal itu, dan Mommy nya juga tidak pernah pilih kasih hanya saja pada Alvan sang Mommy lebih sedikit selalu memanjakan Alvan.

Alvandy ArrsyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang