Part. 2

3.7K 201 2
                                    


Dengan posisi tengkurab Alvan mentap layar handphonenya yang menampilkan film animasi yang bergenre isekai, berkekuatan over power dan banyak di kelilingi wanita cantik yang seakan kagum pada MC nya kali ini.

Kreak...

Suara pintu terbuka, menampilkan sosok pemuda berwajah datar dengan nampan yang berisi makanan, berjalan ke arahnya.

"Taro ajh di meja bi, nanti Alvan makan" ucapnya tanpa menoleh ke arah lain, karena matanya yang masih fokus menatap kedepan.

"Ekhem.!!" Dehemen pelan pun terdengar, tapi itu tidak membuat Alvan terganggu, dia hanya fokus ke layar hp nya, seakam tidak ada yang lebih penting dari kegiatannya saat ini.

Yahh.. begitulah Alvan ketika dia sedang ngewibu, tak ada yang asik di sekitarnya kecuali apa yang dia lihat sekarang.

"Bibi boleh pergi, saya masih mager" ucapnya seakan yang mengantarkan makanannya itu adalah maid.

Pemuda tadi hanya mengangkat sebelah alisnya bingung, apakah dia tidak menyadari dengan suaranya tadi?

"Mau sampai kapan kau melakukan hal itu?" Tanyanya dengan nada penekanan.

Tapi itu tidak membuat Alvan terganggu, dia masih fokus menatap layar hp nya, bahkan dia tidak mau menggubrisnya sama sekali.

Geram seakan tidak mendapatkan jawaban, pemuda itu kembali berucap

"Alvan.!!" Panggilnya keras.

Sampai akhirnya Alvan menoleh kaget, hingga tatapan itu berubah menjadi malas.

"Ada apa?" Tanyanya.

Dan itu berhasil membuat pemuda itu bungkam.

"Kau mengabaikan ku?"

Alvan memutar bola matanya malas "apa ada hal penting tuan Dion?"

Ya pemuda itu adalah Dion, kakak ketiga Alvan.

"Sopan kah begitu?"

"Peduli apa gua?"

Dion menatap tak suka ke arah Alvan "jaga bicara mu?"

Alvan mengerutkan keningnya bingung "lah, jaga juga sikap lo itu"

"Semakin kurang ajar ya kamu.!?" Hardiknya menatap tajam ke arah Alvan.

"Berhenti berbacot, dan katakan, apa mau lo?" Sarkasnya lalu menatap tak lalah tajam ke arah Dion.

Menghela nafasnya perlahan "makan lah" printahnya.

Alvan menyunggingkan senyumnya "sejak kapan lo peduli?"

"Jaga bicara mu Alvan, atau saya akan marah"

"Lah peduli apa gua? mau lo marah ke, seneng ke, sedih ke, gua gak peduli" tekan Alvan.

"ALVAN.!!" Teriaknya yang seakan geram dengan kelakuan baru adeknya itu, meski dalam diri tersirat emosi tapi dalam hati ia merasa heran dengan perubahan drastis Alvan.

Ada apa dengannya kali ini?

"Pergi. Gua males ribut lagi mager" jawabnya enteng tanpa merasa takut sedikipun dengan tatapan tajamnya.

"Kau mengusirku?"

"Lantas? Apa kurang jelas dengan kosa kata manusia ini? Oh lupa lo bukan manusia kan yah. Hahah" jawabnya dengan tawa menekan di akhir kata.

"Kurang ajar.!!" Geramnya marah lalu menarik kerah baju Alvan yang membuat dia langsung berdiri dari duduknya, hingga tangan kanan Dion terangkat yang akan memukul Alvan.

"Apa?" Sengitnya "mau mukul gua? Tapi jangan salahin gua kalo gua mukul balik lo. Faham?!" Hardiknya.

Dan itu berhasil membuat Dion melepaskan cerngkarannya lalu menghempaskan tubuh Alvan ke atas kasur dengan kasar.

Alvandy ArrsyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang