Part. 1

4.4K 200 0
                                    


Brak.!!

Pintu kamar terbuka dengan sangat tidak estetiknya, membuat sang pemilik kamar menatap datar kepada pelaku karena menganggu acara membacanya.

Kaca mata yang bertengker di pangkal hidungnya, buku yang masih berada dalam genggamannya, dengan rambut panjang menutup sebagian area jidatnya.

Menatap malas ketika melihat orang yang membuka pintu tersebut berjalan ke arahnya.

"Sudah bangun lo rupanya anak sialan?"

Memutar bola matanya malas, Alvan kembali pada kegiatannya untuk sekedar membaca buku paket pelajaran, yang bertuliskan Fisika.

Merasa geram karena tidak di hiraukan, ia berjalan ke arah Alvan.

"Gua lagi ngomong sama lo bajingan.!!" Marahnya dengan menaikan oktaf suaranya.

Menghela nafas perlahan, Alvan menutup bukunya, lalu menatap ke arah Laksa Liondares Gevano, yang menjabat sebagai putra ke empat dari pasangan Gino Giorgio Gevano dan Cintya Angelista Gevano.

"Adakah hal penting yang ingin anda sampaikan kepada saya tuan Laksa?" Tanya Alvan dengan sedikit penakanan di akhir kata.

Deg.!!

Seketika Laksa terdiam dengan suara rendah Alvan yang begitu mendominasi. Menatap aneh dengan apa yang ia lontarkan, tidak biasanya Alvan berbicara seperti itu pikirnya, bahkan sekarang dia berani menatap matanya.

Padahal terakhir kalinya dia bertemu Alvan, dia masih selalu menundukan kepalanya dengan takut. Tapi sekarang apa?

"Hah~ kalo tidak ada yang mau di bicarakan lebih baik anda keluar" hardiknya, dan kembali membuka buku paketnya, lalu membenarkan kacamatanya, melanjut sesi bacaannya yang sempat terganggu.

Sampai Laksa tersadar dari lamunannya, menatap nyalang ke arah Alvan, seakan tidak terima dengan apa yang Alvan lontarkan.

Laksa mengambil buku paket Alvan secara brutal, lalu melemparkannya ke sembarang tempat, membuat dia langsung menatap datar ke arah Laksa.

"Lo.."

Laksa yang tidak terima dengan tatapan Alvan, menarik kerah bajunya hingga mambuat Alvan dengan terpaksa beranjak dari duduknya, hingga berdiri berhadapan dengan Laksa.

"Dasar anak sialan.!!" Sarkasnya, sambil melayangkan satu pukulan ke arah wajah Alvan.

Belum sempat tangan itu mendarat di pipinya, Alvan lebih dulu menahannya, lalu memutar tangan Laksa hingga membuat tubuh dia terkunci.

"Arghht...!! Sakit anjing, lepas" unpatnya ketika Alvan menekankan tangannya ke arah belakang.

Alvan melangkah perlahan, mendekatkan bibirnya dekat dengan tilinga Laksa.

"Jangan lo pikir gua lemah yah Laksa. Gua diam bukan berarti gua gak berani, tapi gua masih ngehargain lo sebagai orang yang memiliki orang tua yang sama" tekannya lalu mendorong tubuh laksa hingga membuat dia tersungkur jatuh ke lantai.

Melangkah perlahan, lalu merendahkan tubuhnya, menatap Laksa dengan tatapan tak percaya ke arah Alvan.

Senyum meremehkan turut Alvan pancarkan ketika dia menatap rendah ke arah laksa yang masih terduduk di lantai.

"Tapi untuk sekarang, gua rasa gua udah cukup diam. Mengejar dan mengharapkan kalian, membuat gua sadar bahwa itu hanyalah hal bodoh yang udah pernah gua lakuin" lanjutnya dan kembali berlalu menuju ranjangnya.

Laksa yang masih tidak terima dengan tatapan rendah Alvan kembali beranjak dari duduknya, mengejar Alvan dengan amarah.

"Sialan.!!" Geram Laksa yang kembali akan memukul Alvan.

Alvandy ArrsyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang