Part. 13

2.5K 139 4
                                    

•Anyingaseo barudak...
Enjoy Reading..^^

°°

"Gua udah bilang sama lo, gak usah panggil gua dengan embel-embel abang.!!"

"Tapi bang aku ini adek abang lho, bahkan adek kandung abang"

"Sejak kapan gua punya adek kaya lo? Bahkan gua ajh gak kenal lo siapa?!" sarkas Laksa kepada seorang remaja bertubuh sedikit kecil, kacamata yang bertengker di batang hidungnya itu membuat dia terkesan imut.

Tapi dengan gaya style yang seperti 'terlalu rapih' itu di pandangan semua orang, terlihat seperti cupu atau bahkan tidak ada nilainya sama sekali di mata mereka.

Tapi itulah gaya Alvan, lebih tepatnya Alvandy Arrsyan Gevano yang ingin terlihat lugu di mata mereka atau lebih tepatnya keluarganya agar mereka melihatnya seperti remja polos yang masih ingin di perhatikan.

"Bang.!! Salah apa aku sebenarnya sama abang? Sampai abang tidak mengakui aku sebagai adek abang sendiri"

Brak.!

"Apa-apaan dengan nada lo itu? Lo nantang gua? Ha?!! Dan pertanyaan bodoh itu? Masih lo tanyain ke gua?!"

Alvan kalang kabut, dia tidak sadar karena rasa kesalnya itu, sudah lebih satu minggu lamanya dari sejak Celine mengancamnya, dia melakukan pendekatan secara terang-terangan seperti ini.

Yaa.. Alvan menganggap ini adalah kesempatan untuk bisa dekat dengan Laksa, abang ke empatnya, meski di awal selalu ada penolakan, tapi tidak membuat dia berkecil hati, malah dia lebih berani untuk mengungkapkan jati dirinya.

"Ma-maaf bang aku gak sengaja"

Laksa menunjukan jarinya tepat di wajah Alvan "lo pergi dari sini, dan gak usah ganggu gua"

"Ta-tapi ba-"

"Dan jangan panggil gua abang.!! Karena lo hanyalah orang asing bagi gua" tekannya.

"Laksa.. ada apa?"

Laksa menoleh ketika terdengar suara orang yang memanggilnya.

"Bang Dion" ucap Alvan dengan senyuman manis yang terpatri di bibirnya.

Dion mengerutkan dahinya "lo lagi? Gak bosen apa?"

"Apa abang nganggap aku orang asing juga?"

"Emang lo siapa gua?"

Deg..

Sungguh Alvan jengah dengan ini, Alvan cape dengan semua ini, Alvan sakit. Tapi tidak untuk menyerah dia akan lebih berusaha lagi, meski penolakan kasar itu selalu ia terima.

"Apa abang melupakan juga, kalo aku ini adek abang, bahkan kita di lahirin dari rahim yang sama bang"

"Sampah kaya lo? Anak sialan kaya lo? Ngaku sebagai sebagai adek gua? Jangan berkhayal terlalu tinggi, bahkan gua ajh ngerasa jijik kalo semisal punya adek kaya lo" Timpal Laksa dengan nada sinis nya.

"Bang-"

"Apa kamu gak malu Alvan?" Tanya seorang wanita yang berada di samping Laksa saat ini.

Alvan mengernyit bingung menatak seorang wanita yang kini berada di belakangnya "Karena apa?"

"Kamu mengakui sebagai adek Laksa, di saat dia ajh gak ngakuin kamu? Apa kamu cuman cari sensasi ajh?"

Alvandy ArrsyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang