Alvan duduk di kursi belajarnya, mengusap sudut bibirnya yang terdapat bercak darah."Sakit juga pukulan dia" gumamnya.
Untungnya Alvan selalu menyempatkan diri untuk memperkuat dirinya dengan berolahraga dan melakukan beberapa gerakan dasar beladiri. Karena dia juga sadar kalo dia masih berada di tubuh Alvan yang baru pertama kali ia tempati, mungkin Alvan akan ambruk dengan mudah.
"Gua gak akan main-main tuan Gino Giorgio Gevano" ucapnya dengan sedikit menyunggingkan senyum.
Membuka laptopnya lalu memasukan beberpa kode dengan jari yang seakan menari di atas tumpuan keyboard'nya, suara ketukannya seakan menambah irama dimana seseorang tengah melakukan pekerjaannya dengan serius, hingga Alvan mengklik enter pada barisan huruf berpadu dengan angka, yang tertera di layar monitornya.
Menyenderkankan punggungnya di kursi lalu menatap langit-langit kamarnya seakan ada objek di atas sana yang membuatnya tertarik.
Ting.!
Suara notifikasi terdengar, Alvan kembali mensejajarkan duduknya di kursi, menatap handphonenya sebentar lalu branjak dri duduknya setelah dia mematikan laptopnya kembali.
"Selesai. Tanpa hambatan" gumamnya.
Kryukk..!!
"Hahhh.!! Gua lupa belum makan" ucapnya ketika suara nyaring dari perutnya kembali terdengar "dasar pak tua sialan.!! Pengen makan aja perlu banyak drama" racaunya.
"Tidur ajh lah gua, besok ajh gua isi" ucapnya lalu mengusap perutnya pelan "yang sabar yah lo, soalnya gua males kalo keluar lagi dan malah ketemu sama para iblis dan titisannya"
Merebahkan dirinya di kasur king size miliknya lalu menutup matanya dengan rapat, menggapai dunia mimpi, meski rasa lapar masih saja dia rasakan, namun kali ini dia lebih memilih untuk tidak menghiraukan apapun.
Tenaga dan batinnya benar benar di kuras habis disini.
•••••
Pintu lift terbuka, menampilkan seorang remaja dengan gaya seragamnya yang sedikit berantakan, baju yang di keluarkan, rambutnya yang lumayan acak, serta dasi yang terpakai di lehernya dengan longgar.
Contoh tampilan. #By : Pinterest
Berjalan menuju pintu utama, sampai mata dia berpapasan dengan Gino, menatap malas lalu memotong atensinya sepihak, dan berlalu pergi.
"Alvan.!!" Panggil Gino ketika Alvan sudah berada di ambang pintu dan hendak keluar.
Alvan menatap sekilas, menaikan sedikit alisnya menatap bingung.
"Soapan kamu begitu?"
Alvan memutar bola matanya malas dan kembali melenggangkan langkahnya tanpa memedulikan ucapan Gino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvandy Arrsyan
Teen FictionAlvandy Arrsyan seorang remaja 18tahun, sosoknya yang cerdas, dengan keahlian hacaker handal serta jago bela diri. Hidupnya yang sebatang kara, mengharuskan dia menjadi pribadi yang mandiri, dimana sikap yang tak mau kalah dari apapun itu membuat o...