"Eh maaf dek, kita sudah mau tu–"
"MAMA!!!"
~•~
The Nils Bite
2004"Ma! Mama! Ini Sagara, Ma!" Reflek Sagara memeluk pelayan toko tadi, yang di peluk lantas terkejut badannya sempoyongan menerima pelukan tiba-tiba.
Sagara semakin mengeratkan pelukan diiringi isak tangis yang sangat kencang sampai-sampai pemuda dihadapannya kebingungan. Tidak tahu harus bagaimana, pelayan cafe itu hanya bisa mengatur napas, sesak. ia harap tidak mati di pelukan orang asing ini.
"Aduh, dek. Lo kayaknya salah orang." cicitnya sambil berusaha melepas pelukan Sagara.
"Ma! Mama kenapa tinggalin Sagara sama Papi?" Racau Sagara masih dengan tangisan membuat remaja laki-laki dipelukannya bertambah kesal. Jujur saja ia tidak nyaman di sebut mama.
Akhirnya dengan sekuat tenaga remaja itu berhasil melepas pelukan remaja bongsor tersebut. Ia mencoba mendudukkan Sagara pada tempat duduknya tadi.
Helaan napas berat terdengar, ia sedang mengatur emosi agar tidak terlalu meledak. Mata serigala itu menatap tajam lawan bicaranya yang masih terisak. Mungkin ia mencoba agar terlihat mengintimidasi.
"Dengar baik-baik! Pertama, gue cowo. Gue juga punya kelamin kayak lo kalo gak percaya. Nih, paling gak lo panggil gue papa atau ayah."
Sagara mendongak memperhatikan pelayan itu dengan mata berkaca-kaca, kalau saja ia berkedip mungkin air mata itu akan lolos lagi. Tak jarang ia menarik kembali liquid kental di hidungnya agar tak ikut lolos keluar.
Sejenak Sagara memikirkan perkataan pelayan itu. Ada benarnya, ia laki-laki.
"Oke, Pa!" Sahut Sagara penuh semangat sambil mengacungkan jempolnya.
Harap-harap mendapat pujian justru Sagara mendapatkan pukulan kencang di bahu.
"Maksud gue gak beneran lo panggil papa! Nih yang kedua, nama gue Gallen Pradipta, panggil Gallen. Kita mungkin seumuran jadi panggil nama aja."
Sagara mulai berpikir yang tidak-tidak. Jelas ia tadi melihat paras Gallen sudah tidak muda. Sagara bangun dari duduknya, ia perhatikan wajah 'papa-nya' yang memang berubah muda.
Tunggu! Ia lupa memperhatikan lingkungan sekitarnya. Benar saja, tidak ada lagi cafe berinterior modern tempat itu berubah menjadi cafe sederhana, terlihat seperti cafe umkm yang baru buka.
"Maaf, ini tempat apa?"
"Ini The Nils Bite, Cafe tempat kerja gue."
Mendapati lawan bicaranya kembali diam, bahkan tatapannya menjadi kosong membuat Gallen bergidik ngeri. Gallen tidak tahu bahwa Sagara tengah mencerna cobaan baru apa lagi yang harus dihadapi.
Tiba-tiba saja Gallen merasakan butiran air menetes di atas kepalanya. Menyadari akan turun hujan, Gallen mengajak Sagara untuk ikut masuk ke dalam Cafe.
"Ck! Malah bengong. Ayo! Masuk kedalam."
Tidak ada pergerakan bahkan saat hujan bertambah deras. Mau tidak mau Gallen menarik Sagara masuk.
Di dalam terdapat Jiwa— kakak Gallen. Jiwa menatap kedatangan Gallen dan orang asing yang di bawanya. Decakan sebal sudah terdengar padahal mereka baru sampai pintu.
"Bagus, Gallen. Hujan-hujanan, meja-kursi gak di beresin, tuh liat cap kaki kamu."
Menyadari kesalahannya Gallen hanya bisa cengengesan.
"Maaf, kak. Nanti Gallen bersihin."
Kini Jiwa mulai penasaran dengan seseorang di belakang adiknya, "Itu yang sama kamu siapa?", Jiwa menunjuk Sagara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Papa | Hajeongwoo ft Junghwan✓
FanfictionDi usianya yang baru genap 18 tahun, Sagara dihadapkan dengan fakta yang mengejutkan tentang kelahiran dan keluarganya. Mengetahui hal itu, membuat Sagara frustasi dan gelisah. Ia berharap bisa mengetahui kejadian di hari sebelum dirinya lahir. #Haj...