18 Febuari 2023
Jika ada yang bertanya, apa ulang tahun adalah hari yang paling Sagara tunggu? Jawabannya tidak.
Waktu sudah menunjukkan tengah malam. Sagara tengah berbaring pada kasur king sizenya sembari menonton cuplikan video perayaan hari lahirnya 8 tahun lalu.
Saat itu usianya menginjak 10 tahun. Sagara kecil memaksa untuk dirayakan. Namun, perayaan itu tidak ada hal menyenangkan. Bahkan di hari spesialnya orang-orang masih sibuk dengan urusannya masing-masing. Tak terkecuali kakeknya yang tidak menaruh minat sama sekali padanya terpaksa datang membuat acara bertambah suram.
Sebab itulah Sagara tidak pernah lagi meminta ulang tahunnya dirayakan.
Mengingat kejadian itu membuat Sagara haus. Remaja yang baru bertambah usia itu memutuskan untuk pergi ke dapur.
Sagara turun dari kasur dan berjalan menuruni tangga. Namun, saat di tangga terakhir netra hitamnya mendapati kamar utama sedikit terbuka dengan lampu kamar yang masih menyala.
Itu kamar orang tuanya. Meraka baru kembali dari perjalanan bisnis. Sebuah hal biasa yang terjadi di keluarga kecil Wiratama. Meninggalkan anak semata wayang bukanlah masalah, yang menjadi masalah adalah percakapan dari orang tuanya sendiri.
Sagara mengurungkan niat untuk minum, percakapan serius ke dua orang di dalam kamar menarik perhatiannya.
"Hakham, gimana? sudah ada informasi baru tentang dia?" Pertanyaan Ranti-mami Sagara.
Terdengar helaan napas berat dari kepala keluarga, " belum ran. Sudah belasan tahun gak ada satupun yang tahu..."
Ranti mendudukkan diri di samping kasur tatapannya berubah sendu, "Gue harap dia kembali sebelum kita bercerai..."
Sagara seketika membeku, ia harap hanya salah dengar.
"Hakham, gue sudah belasan tahun hidup sama lo. Setelah perceraian gue harap lo gak akan batasin gue buat ketemu sama Sagara, biar bagaimanapun juga gue sudah membesarkan dan menganggap dia seperti anak gue sendiri." Lanjut Ranti.
Pernyataan Ranti membuat Sagara terkejut dan takut setengah mati. Apa maksudnya? Mendengar mereka bercerai saja membuatnya hilang akal, apalagi mengetahui bahwa dia bukan anak Ranti.
"Ya, lo bebas ketemu anak gue. Mungkin kita bisa bilang ke Sagara waktu sarapan."
'Obrolan bodoh! Apa-apaan itu sialan!'
Sagara memilih kembali ke tempat tidur. Ia tidak mau mendengarkan percakapan itu. Sial! Apa ini hadiah ulang tahun mereka?
~•~
Pagi ini, Sagara sudah duduk di tepi kasur. Sebenernya dia tidak tidur karena memikirkan perihal semalam.
Sagara memilih pergi ke dapur, kembali menuruni tangga. Ternyata kedua orang tua-ah bukan, maksudnya dua orang yang telah membesarkannya sudah berkumpul di meja makan.
Hakham-papi Sagara sedang duduk di kursi bagian tengah, terlihat seperti kepala keluarga yang sangat berwibawa. Sementara Ranti-mami Sagara tengah menghidangkan makanan selayaknya istri pada umumnya.
Sagara ingin sekali tertawa melihat sandiwara keluarga ini.
Ranti yang menyadari keberadaan Sagara tersenyum, "Sayang, baru aja mau mami bangunin. Ayo sini makan."
Sagara mengangguk dan langsung duduk di kursi sebelah Hakham. "Ayo cepat di makan, ada yang mau papi omongin ke kamu."
Sagara melirik Hakham sekilas, "Papi sama mami mau keluar kota lagi, kan? Gapapa, pi. Biasa juga kan langsung pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Papa | Hajeongwoo ft Junghwan✓
FanfictionDi usianya yang baru genap 18 tahun, Sagara dihadapkan dengan fakta yang mengejutkan tentang kelahiran dan keluarganya. Mengetahui hal itu, membuat Sagara frustasi dan gelisah. Ia berharap bisa mengetahui kejadian di hari sebelum dirinya lahir. #Haj...