"Gue sebenernya anak lo dari masa depan..."
"Anjing! Gila lo."
~•~
"Gue sebenernya anak lo dari masa depan..." Ungkap Sagara penuh ragu, keputusasaan membawanya datang pada Hakham untuk mengakui identitas aslinya.
Hakham berdiri kaku di hadapan Sagara, sekujur tubuhnya tegang. Tiba-tiba saja ia merasa seperti tersambar petir. Suara jangkrik menemani suasana canggung yang menimpa dua remaja yang saling bertukar pandang.
"Anjing! Gila lo." Umpat Hakham.
Anak itu menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal, berpikir sejenak tentang cara membuat Hakham mempercayai Sagara sepenuhnya. Senyum lebar terukir di wajah Sagara ketika sebuah ide bagus muncul di benaknya.
"Sekarang Papi masuk ambil uang yang banyak, habis itu kita pergi ke suatu tempat." ujar Sagara sambil mendorong tubuh Hakham agar kembali masuk ke dalam rumah. Sementara itu, ia akan menunggu di luar sampai Hakham kembali.
Dalam dirinya, Hakham mencoba mengabaikan pengakuan tiba-tiba dari Sagara. Namun, entah bagaimana tubuh dan pikirannya mendadak tidak sinkron. Langkah kakinya membawanya mengambil sebuah dompet tebal kepunyaannya, dan setelah itu ia kembali keluar untuk memenuhi permintaan anak tersebut.
"Sekarang apa?" Hakham bertanya canggung.
Anak di depannya kemudian mengambil alih pergelangan tangannya dan menarik menuju halte bus terdekat. Sagara merasa sedikit lega telah mengakui identitasnya kepada Hakham, karena sejujurnya bersikap seperti orang asing dengan Hakham jauh lebih melelahkan dibandingkan dengan siapapun.
"Kita sekarang mau pergi ke rumah sakit cek DNA."
Remaja di belakangnya masih kebingungan; otaknya tidak bisa menerima kebenaran yang tak masuk akal dari Sagara. "Ini beneran gak, sih?" tanyanya.
Bus berhenti setelah Hakham menyelesaikan pertanyaannya, sehingga Sagara tidak memiliki waktu untuk menjawab. Keduanya menaiki kendaraan umum itu dan duduk berdampingan di salah satu kursi di sana.
Sagara membiarkan jendela terbuka, mengizinkan angin malam masuk dan menerpa kulitnya. Di sebelahnya, terdapat Hakham yang tak henti-hentinya menatap rupa Sagara, menelisik setiap jengkal permukaan wajahnya.
"Papi kenapa?" tanya Sagara dengan polos.
Hakham bergidik geli, bulu halus di seluruh tubuhnya meremang hebat mendengar panggilan seperti itu dari remaja seumurannya. Ia mengusap telapak tangannya mengelilingi leher, mencoba meredakan perasaan aneh tersebut.
"Geli bangsat! Lo kerjain gue, kan?"
Decakan kesal keluar dari bibir ranumnya, Sagara menghela napas dalam-dalam. Sangat sulit membuat Hakham percaya padanya, meskipun apa yang ia katakan tidak masuk akal dan di luar nalar, namun itulah kenyataannya.
"Dosa lah Saga kerjain orang tua!" Sangkal Sagara tidak terima.
"Dosa-dosa! Kemaren aja lo pukuli gue berkali-kali, mau langsung masuk neraka?" seru Hakham sambil menatap wajah Sagara yang tampak bersalah.
Wajah Sagara memucat dan air mukanya mencerminkan rasa penyesalan. "Maaf, Papi. Saga khilaf," ujarnya sambil mengangkat jari membentuk tanda peace.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Papa | Hajeongwoo ft Junghwan✓
FanfictionDi usianya yang baru genap 18 tahun, Sagara dihadapkan dengan fakta yang mengejutkan tentang kelahiran dan keluarganya. Mengetahui hal itu, membuat Sagara frustasi dan gelisah. Ia berharap bisa mengetahui kejadian di hari sebelum dirinya lahir. #Haj...