Akhirnya Ranti memilih untuk beranjak pergi, meninggalkan Hakham dengan jalan pikiran yang kusut.
Hakham mulai berpikir akan maksud perkataan Alvin.
~•~
Sebulan telah berlalu, waktu seakan-akan berjalan begitu cepat. Segala kenangan di bulan April menjadi hal terpahit dalam ingatan Gallen.
Tidak ada yang mengetahui tentang kejadian yang membuat mental dan harga dirinya hancur. Di hari ia pulang kerumah dalam keadaan kacau, Sagara dan Sajiwa hanya mengira dirinya jatuh sakit biasa, bahkan Daniel menebak dirinya sakit kerena tertular kakaknya.
Ulang tahun Hakham menjadi hari terakhir ia bertegur sapa dengan pria itu. Beberapa kali remaja jangkung itu datang ke Cafe, entah untuk sekedar memesan atau untuk bertemu Gallen.
Gallen sendiri masih enggan bertemu, bahkan hanya sekedar mengutarakan isi hatinya tentang malam itu, ia tidak mau. Ia tidak siap, sangat tidak siap, ia merasa malu harga dirinya sebagai laki-laki sudah jatuh di hadapan Hakham.
Sesekali disekolah Alvin menjelma menjadi juru bicara Hakham. Walaupun merepotkan ia tetap berusaha membantu, Alvin tidak merasa kasihan dengan Hakham, ia merasa iba akan nasib Sagara. Setidaknya hanya itu yang bisa ia lakukan.
Gallen tidak pernah menutup telinga setiap Alvin mengucapkan kata maaf dari Hakham. Ia memaafkan, Gallen tahu remaja itu hanya ingin membantu karena tidak ada cara lain. Mungkin ia akan membicarakan itu, namun tidak sekarang, Gallen masih butuh waktu.
Dan juga, meski ia sudah berbaikan dengan Sagara, dan kondisi mentalnya mulai membaik, ia tetap tidak bisa menjalankan hari seperti sebelumnya.
Entah apa yang terjadi pada dirinya, Gallen sendiri tidak mengerti. Selama sebulan belakangan, ia menjelma menjadi orang yang gampang jatuh sakit. Gallen sering sekali merasa pusing dan lemas setelah pulang sekolah.
Dulu sebelum ini terjadi ia bisa sehabis sekolah langsung bekerja di Cafe hingga larut malam. Namun, sekarang ia sudah tidak sanggup, seluruh pekerjaannya ia tumpukan pada Sagara. Anak itu jelas tidak keberatan, ia senang bisa membantu Papa-nya.
Lalu, baru-baru ini, di pagi hari Gallen kerap kali menjadi penghuni closet. Rutin setiap pagi ia memuntahkan isi perutnya, walau yang keluar hanya cairan bening membuat seisi Cafe terbangun, termasuk Sagara. Anak itu setia menemani dan membantu Gallen di pagi hari.
Keanehan yang sama terjadi pada Hakham. Sore ini, ia kembali mendatangi Cafe bersama Ricky. Raut kecewa terpancar pada wajah Hakham, karena Gallen sedang tidur dikamar karena lelah.
Sagara melayani kedua orang itu dengan sabar. Ricky memesan menu normal seperti biasa, sementara remaja satunya terus-menerus meminta hal aneh.
"Boleh, gak? Kalo gue pesen 1 slice brownies tapi dikasih topping acar bawang." Ujar Hakham dengan santai.
Awalnya Sagara sudah akan mencatat pesanan sebelum akhirnya sadar. Ricky sendiri menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangan, malu.
"Please, gue cuma melayani orang waras."
Hakham melipat tangan di dada, pandangannya kembali melihat papan menu di atas kasir. "Ini lebih gampang, buatkan jus mangga muda deh, kalo gak ada yang muda tambahin extra lemon."
Dua orang yang mendengar bertambah melongo saat Hakham terdengar menarik liurnya. "Aneh banget lo, Kham."
Setelah menerima pesanan Sagara langsung menyerahkan pada Sajiwa untuk di buat. Bahkan Sajiwa menggeleng pusing mengetahui pesanan Hakham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Papa | Hajeongwoo ft Junghwan✓
FanficDi usianya yang baru genap 18 tahun, Sagara dihadapkan dengan fakta yang mengejutkan tentang kelahiran dan keluarganya. Mengetahui hal itu, membuat Sagara frustasi dan gelisah. Ia berharap bisa mengetahui kejadian di hari sebelum dirinya lahir. #Haj...