Perjalanan singkat seketika berubah menjadi perjalanan yang panjang. Kedua manusia dengan perasaan yang mungkin berbeda itu sama-sama menikmati kesejukan angin malam. Biarkan saja kehangatan kalbu menjadi penyeimbang afeksi keduanya untuk malam ini.
~•~
22 Febuari 2004
Kendaraan beroda dua itu kini berjajar apik diparkiran. Gallen melangkahkan kakinya bersamaan dengan Hakham. Kaki jenjang remaja jangkung itu memang bukan tandingan si mata serigala, selebar apapun ia melangkah, ia tetap akan tertinggal.Merasa ada yang tertinggal Hakham lantas menolehkan kepalanya ke belakang, ia melihat Remaja itu sedikit kewalahan mengikuti langkahnya. Hakham reflek berhenti sembari menarik ujung bibirnya.
"Jalannya jangan dikit-dikit," Hakham sedikit mengejek Gallen yang sudah berada di sampingnya, "Gue gandeng aja ya, takut lo hilang."
Hakham menautkan jemarinya, ia menggenggam erat tangan si manis. Seketika tubuh Gallen terkesiap merespon perlakuan Hakham padanya.
Tautan tangan tersebut membawa keduanya memasuki gedung bioskop. Suasana bertambah hangat saat aroma popcorn tercium sampai ke hidung, kedua remaja itu memilih film bergenre Romantis yang baru saja di rilis.
Keduanya sepakat untuk tidak menonton horor, karena sejatinya mereka adalah sosok penakut. Persamaan yang tidak berguna, padahal akan lebih romantis jika Gallen menyembunyikan wajahnya di pelukan Hakham. Lupakan, itu hanya isi hati Hakham.
Hakham dan Gallen duduk berdampingan di kursi barisan tengah, sesekali memakan popcorn yang tadi mereka beli. Satu-persatu lampu bioskop di matikan bersamaan dengan film dimulai, membuat suasana menjadi lebih intim dan romantis untuk beberapa sejoli yang di mabuk asmara.
Pandangan Hakham beberapa kali teralihkan oleh seseorang disebelahnya. Cahaya dari layar seringkali tanpa izin menyinari wajah yang ia suka.
"Cantik..." Gumam Hakham tanpa sadar terdengar oleh Gallen.
"Iya, Kham. Pemeran utamanya cantik banget." Sahut Gallen membuat Hakham membuang wajah masam.
'Sialan'- Hakham.
Satu jam terlewat begitu saja. Layar besar itu menampilkan sebuah cuplikan terakhir sebelum berakhir. Adegan tersebut berhasil membuat Gallen meneteskan air matanya.
"Lo bohongin gue ya, Kham? Katanya romantis kok sedih gini." Gallen masih terisak, Hakham menarik remaja itu untuk bersandar padanya.
"Gue juga gak tau, Len. Kata kakaknya romantis tadi." Ucap Hakham sedikit terkekeh.
"Kasian banget sad ending. Kalo gak di restuin kenapa gak kawin lari aja?" Gerutunya saat film benar-benar sudah selesai.
"Kham, lo kalo di posisi mereka lo bakal gimana?"
Pertanyaan Gallen yang tiba-tiba membuat sang empu berdiri kikuk di dalam bioskop.
"Em... Kayak yang lo bilang tadi. Ajak kawin lari." Balasan yang Hakham sendiri pun tak yakin akan hal itu.
"Ayo kita keluar filmnya udah selesai." Hakham kembali menautkan jemarinya pada milik Gallen.
Kedua remaja itu sudah selesai menonton film. Kaki Gallen berhenti di ikuti Hakham yang melihatnya dengan raut bingung.
"Hakham, tadi berapa harga film sama popcornnya." Gallen merogoh isi dompetnya mencari pecahan uang besar. Melihat itu Hakham lantas menarik dompet dari tangan Gallen lalu menyimpan didalam handbag-nya.
"Gak usah. Gue ajak lo berarti gue yang bayar," setelah mengakhiri kalimat itu Hakham kembali meraih salah satu tangan Gallen.
Gallen sedikit tidak enak mendengar itu. Ia mulai melangkahkan kaki bersamaan dengan Hakham yang menggenggam tangannya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Papa | Hajeongwoo ft Junghwan✓
FanficDi usianya yang baru genap 18 tahun, Sagara dihadapkan dengan fakta yang mengejutkan tentang kelahiran dan keluarganya. Mengetahui hal itu, membuat Sagara frustasi dan gelisah. Ia berharap bisa mengetahui kejadian di hari sebelum dirinya lahir. #Haj...