Extra Chapter (2/3) - Future Perfect

1.6K 161 9
                                    

"Sagara akan selalu dirayakan."

__________________________

18 Januari 2015

__________________________

Jika ada yang bertanya kembali kepada Sagara, apa ulang tahun adalah hari yang paling ia tunggu? Maka Sagara akan dengan lantang mengatakan "iya".

Sagara selalu dirayakan, tidak hanya setiap tahun pada hari kelahirannya saja, namun setiap saat-selamanya.

Hari ini adalah ulang tahun Sagara, dan usianya kini genap 10 tahun. Sesaat setelah ia terbangun dari tidur lelapnya, ia berlari menuju ruang makan, di mana seluruh keluarga besarnya sudah menunggunya di sana.

Sagara berlari kecil menuruni tangga menyambar pelukan hangat Papa-nya. Semua pasang mata menatapnya was-was, terutama Gallen yang baru saja menerima pelukan erat di pinggangnya.

"Tuman deh, Saga. Kan Papa udah bilang turun tangga itu jangan lari." Gallen merunduk menyamakan tingginya dengan Sagara, tangannya terulur mencubit hidung mancung anaknya.

"Selamat ulang tahun, Sagara. Nakalnya dikurangin ya, sayang," Ucap Gallen, setelahnya ia menciumi setiap jengkal wajah Sagara.

Anak itu hanya terkekeh geli mendengar permintaan Gallen, mengingat akhir-akhir ini ia sering kali memancing emosi sang Papa.

Sagara bergeser sedikit, mendekati Hakham yang sudah memegang sebuah bingkisan di tangannya. Tanpa rasa malu, ia langsung menengadahkan tangan, bermaksud meminta bingkisan tersebut dari Hakham.

"Untuk Saga ya, Pi?"

Sagara mencoba menarik bingkisan itu tanpa menunggu jawaban dari Papi-nya. Hakham terdiam sejenak, lalu menahan kedua tangan Sagara dan meletakkan bingkisan tersebut di lantai.

"Enak aja, gak gratis!" ucap Hakham. Mendengar itu, Sagara langsung memalingkan muka, seakan merajuk.

"Dengarkan Papi dulu," kata Hakham, masih menahan tangan kecil Sagara dengan satu tangan, sementara tangan yang lain digunakan untuk meraih wajah cemberut anak itu. "Selamat ulang tahun, kesayangan Papi."

Sagara menundukkan wajahnya, memasang raut wajah salah tingkah, lalu menggoda Hakham. "Terimakasih, Papi. Sekarang mana hadiahnya?"

Hakham tertawa kecil, melihat tingkah putranya. "Kiss papi dulu baru di kasih," Hakham merogoh sakunya mengambil ponsel pintar miliknya lalu ia menyerahkan ke Gallen. "Sayang, tolong dokumentasikan."

"Ayo, Saga, kiss Papi. Kamu ini anak siapa, sih? Masa Bapak sendiri gak mau dicium," protes Hakham.

Sagara mendengus pelan, mau tak mau Sagara mendekatkan bilah bibirnya mencium pipi Hakham. Di saat yang bersamaan, Gallen berhasil merekam momen itu.

"Nah, ini baru anak papi!" seru Hakham sambil tertawa senang dan menyerahkan kado yang sedari tadi ia tahan.

Sagara menerima kado tersebut lalu berlari menuju Wiratama dan Almira. Kedua orang itu duduk berdampingan di kursi meja makan, sebagian rambut mereka sudah di tumbuhi uban.

Mereka secara beriringan mengucapkan selamat pada cucu semata wayangnya. Secara bergantian pula mengecup kening Sagara, mereka terlalu selaras untuk dua orang yang sudah lama berpisah.

Young Papa | Hajeongwoo ft Junghwan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang