14. Siapa bapaknya?

2.3K 294 27
                                    

Jauh di lubuk hatinya ia marah pada Hakham, Papi-nya. Ia merebut surat di tangan Gallen dan berlari menuju pemberhentian bus.

Sagara pergi ke kediaman Wiratama. Amarahnya menggebu-gebu, ia masih tidak tahu harus melakukan apa pada Papi-nya. Semua hal terlalu cepat untuk ia pahami. Sagara harap keberadaannya bisa membuat orang tuanya kembali.

~•~

Bus berhenti di halte terdekat dari rumah Wiratama. Napas Sagara memburu menemani setiap hentakan kakinya selama berjalan. Kemarahan dan kekecewaan jelas terukir di tiap jengkal aspal yang ia lewati.

Amplop tadi masih ia pegang dengat erat di antara jemarinya. Seakan-akan ia sedang  membawa sebuah pertanyaan atas rasa pertanggungjawaban Hakham untuknya, untuk Gallen, dan masa depan mereka.

Kakinya terhenti ketika melihat pagar besi berdiri kokoh dihadapannya. Satpam yang biasa menjaga kediaman Wiratama sudah tidak terlihat, bisa ia tebak keluarganya sudah tertidur pulas di dalam.

Tanpa pikir panjang jarinya menekan bell yang berada di samping pagar besi itu. Secara brutal pula kaki Sagara menendang pagar hingga menciptakan kebisingan.

"WOY HAKHAM, KELUAR GAK LO!!" Teriakan Sagara berhasil membawa keluar Hakham.

Perawakannya terlihat seperti bangun tidur. Hkham keluar mengenakan piyama, tangannya mengucek mata untuk melihat siapa yang membangunkannya.

Pagar terbuka menampilkan pemilik rumah yang kebingungan melihat Sagara. Hakham menarik lengan anak itu untuk masuk ke pekarangan rumahnya.

"Lo apa-apaan teriak depan rumah orang, gak di ajarin orang tua lo sopan santun, hah?!"

Sagara mengepal erat tangan, dadanya naik turun mengisyaratkan emosinya semakin membuncah melihat Hakham.

"Bacot! Papi cuma ngajarin gue buat mukul orang brengsek!" Tinju melesat dengan cepat di pipi Hakham. Sang empu terjatuh di hamparan semen rumahnya lantaran tidak siap menerima hantaman Sagara.

Sagara mengungkung tubuh Hakham yang hendak berdiri, kedua tangannya memegang erat kerah piyama sampai kancing atasnya terlepas.

"Gue diajarin sopan santun sama orang brengsek, lo tau?!" Sagara menatap tajam mata Hakham. Ia masih bingung dengan sikap remaja didepannya.

Tinju kembali menyapa sisi lain pipi Hakham berkali-kali. Jerit kesakitan keluar dari bilah bibir Hakham saat pukulan Sagara sukses merobek tepi bibir Papi-nya.

Pandangannya mengabur, genangan air meluap di pelupuk matanya hendak terjatuh. Sagara tidak kuat, ia menenggelamkan kepala di ceruk leher Papi-nya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak terdengar jelas sama sekali. "Saga kecewa sama Papi! Papi bukan sosok pahlawan yang Saga pikirin waktu kecil."

Rasa kecewa menyelimuti dadanya. Membayangkan Hakham yang selama ini sangat hebat dalam membesarkan. Kini hancur berkeping-keping, tidak ada lagi sosok Papi yang bisa menjadi pahlawan dalam hidup Sagara, ketika ia tahu Hakham sendiri yang merusak Gallen.

Hakham mendorong pundak bergetar Sagara menjauh darinya. Katakanlah dia bodoh, Hakham masih tidak mengerti alasan kemarahan Sagara.

"Lo bisa jelasin gak maksud lo kesini!" Hakham mendudukkan diri, dua orang itu saling berhadapan.

Sagara mengambil surat yang tergeletak ditanah lalu ia lemparkan kedepan wajah Hakham, "Baca baik-baik."

Young Papa | Hajeongwoo ft Junghwan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang