WARNING⚠️ Dilarang Keras untuk men screenshot cerita ini untuk hal yang tidak baik seperti mengcopy paste, Dilarang Keras plagiat untuk masuk ke siniEnjoy
H A P P Y R E A D I N G💞💐🫶🏻
Dua minggu telah berlalu sejak Rakha sadar. Namun, sejak hari pertama kesadarannya, Rakha belum sekalipun melihat Naura datang menjenguk."Gibran, Naura sebenarnya ke mana?" tanya Rakha dengan nada penuh kegelisahan.
"Rakha, kita ngobrol di mobil aja, yuk," tawar Gibran, mencoba menenangkan Rakha sambil menghindari tatapannya.
📍Rumah
Setibanya di rumah besar milik Rakha dan Naura, Rakha memandangi bangunan megah itu. Rumah yang biasanya terasa hangat dan ramai kini sunyi, seperti tak berpenghuni sejak lama. Perasaan tak nyaman menyelimutinya saat ia melangkah masuk ke dalam.
Rakha berjalan menuju kamar mereka dengan langkah berat. Begitu memasuki kamar, hatinya terasa semakin hampa. Ia membuka lemari dan melihat baju-baju Naura sudah tidak ada. Rakha berjalan ke meja rias, memperhatikan bahwa beberapa barang rias Naura juga sudah tidak ada di tempatnya.
Di atas meja rias, ada sebuah surat yang tergeletak. Surat itu ditulis tangan oleh Naura, dengan tinta yang tampak sedikit pudar. Rakha membuka surat itu dengan tangan gemetar, membaca isi surat dari Naura dengan hati yang terasa semakin berat.
"Rakha tersayang,
Dengan berat hati aku menulis surat ini. Aku ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu lebih dari apa pun di dunia ini. Namun, justru karena cinta itulah aku harus membuat keputusan ini.
Aku minta maaf karena pergi tanpa pamit. Maafkan aku karena meninggalkanmu dengan begitu banyak pertanyaan dan rasa sakit. Aku tahu ini keputusan yang egois, tapi aku merasa ini adalah satu-satunya cara untuk menjaga cintaku tetap utuh.
Ketika kamu membaca surat ini, aku sudah pergi jauh. Aku tidak ingin menjadi bayangan yang terus menghantui langkahmu. Aku ingin kamu hidup tanpa beban, tanpa merasa terikat oleh kehadiranku yang mungkin hanya menambah luka.
Aku ingin kamu tahu bahwa setiap detik yang kita habiskan bersama adalah momen terindah dalam hidupku. Cintaku padamu tidak akan pernah pudar, meski kita terpisah oleh jarak dan waktu. Kamu adalah bagian terbaik dari hidupku, dan meski aku tidak lagi di sisimu, hatiku akan selalu bersamamu.
Rakha, aku harap kamu menemukan kebahagiaanmu sendiri, meski itu berarti tanpa aku di sisimu. Aku berharap suatu hari nanti kamu akan mengerti bahwa aku melakukan ini demi kita berdua. Aku ingin kamu bebas, bahagia, dan menemukan cinta yang pantas untukmu.
Selamat tinggal, cintaku. Jadilah kuat untuk kita berdua. Ingatlah bahwa aku selalu mencintaimu, meski kita tidak bisa bersama.
Dengan cinta yang abadi,
Naura."Air mata Rakha mengalir tanpa henti saat membaca setiap kata di surat itu. Dunia terasa runtuh di sekitarnya. Gibran yang berdiri di ambang pintu hanya bisa diam, merasakan kesedihan sahabatnya tanpa bisa berkata apa-apa.
Rakha menutup surat itu dengan tangan gemetar, menatap kosong ke depan, mencoba memahami kenyataan bahwa Naura, cinta dalam hidupnya, telah pergi entah ke mana. Kepergiannya meninggalkan luka yang mendalam dan sebuah teka-teki yang tidak mudah dipecahkan.
Rakha meremas surat di tangannya, matanya berkaca-kaca dan penuh rasa sakit. Ia menatap kosong ke depan, mencoba memahami kenyataan bahwa Naura, cinta dalam hidupnya, telah pergi entah ke mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS RAKHA
Teen FictionGadis ini Bernama Amala Naura Azzahra Seorang gadis penuh keceriaan,penuh impian, Naura paling bisa Gadis yang sangat amat handal dalam menyembunyikan kesedihannya, kesakitannya, Naura si pencari suasana siapapun yang baru mengenal nya akan disambut...