Baby Moon

728 66 7
                                    

Setelah beberapa hari terakhir Naura menjadi penopang dan penenang bagi Adara, Rakha memutuskan bahwa inilah saatnya mereka berdua mengambil waktu untuk diri sendiri. Sebuah liburan singkat untuk menyegarkan pikiran, liburan pertama mereka setelah sekian lama sejak honeymoon dulu.

Mobil mereka akhirnya berhenti di depan sebuah hotel mewah yang terletak di pinggir pantai Bali. Udara pantai yang segar segera menyambut mereka begitu pintu mobil terbuka, membuat Naura langsung merasa sedikit lebih ringan. Rakha dengan sigap menurunkan koper dari bagasi, matanya sesekali melirik Naura dengan senyum hangat di wajahnya.

Hotel itu tampak begitu damai, dengan arsitektur elegan yang berpadu sempurna dengan latar belakang pantai yang indah. Hamparan pasir putih yang lembut dan ombak yang tenang seolah memanggil mereka untuk melupakan segala penat. Angin laut bertiup pelan, membawa aroma asin yang menenangkan.

"Kamu suka?" tanya Rakha, suaranya lembut tapi penuh perhatian.

Naura menatap suaminya, matanya berkilau oleh rasa bahagia yang jarang dia rasakan belakangan ini. Dia menganggukkan kepalanya perlahan, senyum kecil menghiasi bibirnya. "I really like all of this. It's perfect."

Rakha tersenyum lebih lebar, senang melihat Naura bahagia. "Bagus. Aku senang kamu suka."

Tanpa berkata-kata lebih banyak, Rakha menggenggam tangan Naura dengan hangat, seolah ingin memastikan kehadiran istrinya selalu dekat dengannya. "Ayo, kita taruh dulu kopernya di kamar hotel, habis itu... aku mau tunjukin kamu sesuatu yang indah," ujarnya dengan nada menggoda, tetapi penuh misteri.

Naura menatapnya penuh rasa ingin tahu. "Indah? Apa yang mau kita lihat? Pantai? Laut?"

Rakha menggeleng pelan sambil tersenyum, tatapannya menyiratkan rahasia kecil yang hanya dia tahu. "Ikut aja, aku janji ini bakal indah."

Mereka berjalan menuju kamar hotel mereka, tangan Rakha tak pernah melepaskan genggaman Naura. Setiap langkah terasa ringan, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Ketika mereka sampai di kamar, Rakha menaruh koper di sudut, lalu berbalik, menatap Naura dengan tatapan lembut yang selalu membuat hati Naura berdebar.

"Siap?" tanya Rakha sambil menawarkan tangannya lagi.

Naura mengangguk, menerima tangan Rakha tanpa ragu. Mereka berdua berjalan ke luar, menuju tempat yang dijanjikan Rakha.

Setelah beberapa menit berjalan di sepanjang pantai, Rakha berhenti di tempat yang cukup terpencil, jauh dari keramaian. Di hadapan mereka, matahari mulai perlahan terbenam di ufuk barat, memancarkan sinar keemasan yang memantul di permukaan laut. Cahaya oranye dan merah jambu mewarnai langit, menciptakan pemandangan yang benar-benar memukau.

Rakha berdiri di belakang Naura, merangkulnya lembut dari belakang, menariknya dalam pelukan hangat. "Ini yang aku maksud," bisiknya di telinga Naura. "Aku mau kita lihat matahari terbenam bersama, seperti ini, dan ingat... bahwa dalam hidup kita yang sibuk dan penuh tantangan, selalu ada momen indah seperti ini. Momen di mana kita cuma berdua, menikmati keindahan dunia."

Naura merasa jantungnya berdegup kencang, seakan-akan dia jatuh cinta lagi pada Rakha untuk yang kesekian kalinya. Rakha mencium pelan sisi kepala Naura, membuatnya merasa aman dan dicintai lebih dari apapun.

"Aku nggak butuh apa-apa lagi, Rakha... Selama kamu ada di sini, bersamaku," bisik Naura, matanya menatap matahari terbenam yang perlahan menghilang di cakrawala.

Rakha tersenyum, memeluk Naura lebih erat. "Dan aku nggak akan ke mana-mana. Aku akan selalu ada buat kamu... dan buat baby kita."

Kata-kata itu terasa begitu mendalam. Naura merasa begitu dicintai, disayangi, dan diperhatikan. Ini bukan hanya tentang pemandangan matahari terbenam yang indah, tapi tentang cinta yang semakin dalam, semakin kuat setiap harinya.

MAS RAKHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang