WARNING⚠️ Dilarang Keras untuk men screenshot cerita ini untuk hal yang tidak baik seprti mengcopy paste, Dilarang Keras plagiat untuk masuk ke sini
Enjoy
H A P P Y R E A D I N G💞💐🫶🏻
********
Naura kembali ke rumah, pikirannya dipenuhi dengan segala yang dikatakan Bulan yang begitu mengganggu. Meskipun sedang sibuk memotong sayuran, matanya tak fokus pada tindakannya saat ini, melainkan melayang ke satu titik di depannya.
"Dia terlihat begitu baik, padahal dia tahu apa yang sebenarnya terjadi dan menolong kalian agar dia tidak terlihat seperti apa adanya!"
"Itu adalah orang yang paling dekat dengan kalian, orang sekitar kalian, dan yang selalu tampak setia dan tulus... Namun, dia adalah musuh dalam selimut."
"Naura!!!!" teriak Rakha tiba-tiba, mencegah Naura dari terlalu larut dalam lamunannya, dengan cepat menyingkirkan pisau dari tangan Naura, meskipun menyebabkan luka pada tangannya sendiri saat menghempaskannya.
"Astaghfirullah!" terkejut Naura, melihat kejadian tersebut.
"Kenapa sih, sayang? Kamu ngelamun aja! Untung pisau nya ga kena tanganmu!!!" ujar Rakha dengan nada khawatir dan cemas.
"Eh, tangan mu berdarah, sini!" ujar Naura sambil membawa Rakha duduk di meja makan.
Naura segera mengambil kotak obat dan dengan cermat mengobati luka di tangan Rakha.
"Maafin aku ya!" ujar Naura dengan suara penuh penyesalan, matanya mencari tatapan pengertian dari suaminya.
Setelah sibuk mengobati luka Rakha, Naura duduk di seberangnya, wajahnya mencerminkan campuran kekhawatiran dan ketegangan. Suasana menjadi hening selama beberapa menit, seolah-olah mereka berdua sedang meresapi semua yang terjadi.
Tiba-tiba, Naura memecah keheningan dengan suara lembut, "Kamu punya musuh, atau kamu punya musuh yang dulunya teman dekat?"
Rakha menatap Naura dengan heran, masih teringat akan insiden pisau tadi tapi tertarik dengan pertanyaan yang tiba-tiba dari istrinya. Dia merenung sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Sejauh ini, aku tidak punya musuh yang bisa kupikirkan. Tapi, mengapa kamu bertanya seperti itu, sayang?"
Naura menggeleng pelan, bibirnya sedikit bergetar. "Tidak apa-apa, hanya tiba-tiba terlintas dalam pikiranku. Mungkin hanya paranoiaku."
Rakha menarik napas dalam-dalam, menyadari ada sesuatu yang mengganggu pikiran Naura. "Ada yang membuatmu khawatir?"
Naura menatap lantai sebentar sebelum mengangkat mata, "Bukan apa-apa. Aku hanya harus pergi sebentar ke supermarket. Apa kamu mau aku belikan sesuatu?"
Rakha menggeleng lembut. "Tunggu! Naura, aku ini suamimu. Aku tahu dari tatapanmu, ada yang mengganggumu. Kamu kenapa?"
Naura tersenyum tipis, mencoba menenangkan diri. "Gak apa, Rakha. Aku baik-baik saja," ujar Naura dengan nada yang berusaha meyakinkan.
"Malam ini mau dinner ga? Kita udah lama ga dinner bareng?" tanya Rakha.
"Boleh, atur saja. Aku mau kok!" ujar Naura sambil mengangguk.
Namun dalam hatinya, Naura terus memikirkan apa yang dikatakan Bulan. *"Tapi tentang ini, aku ingat Bulan bilang kalau orang itu iri dengan pencapaianmu. Artinya, dia kenal dekat denganmu. Dan seberapa iri dia dicintai perempuan seperti aku? Mungkin dia kenal dekat denganku? Atau bahkan suka padaku?"* batin Naura, mencoba menghubungkan titik-titik yang terasa semakin jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS RAKHA
Подростковая литератураGadis ini Bernama Amala Naura Azzahra Seorang gadis penuh keceriaan,penuh impian, Naura paling bisa Gadis yang sangat amat handal dalam menyembunyikan kesedihannya, kesakitannya, Naura si pencari suasana siapapun yang baru mengenal nya akan disambut...