Bertahanlah sayang

856 71 15
                                    

WARNING⚠️ Dilarang Keras untuk men screenshot cerita ini untuk hal yang tidak baik seperti mengcopy paste, Dilarang Keras plagiat untuk masuk ke sini

Enjoy

H A P P Y R E A D I N G💞💐🫶🏻

pukul 18.00

Rakha meraih ponselnya yang terus bergetar di meja. Namun, bukan telepon atau pesan yang masuk. Alarm yang berbunyi itu adalah alarm dari sistem CCTV di rumahnya-bukan alarm biasa, tetapi alarm darurat yang telah disambungkan ke semua perangkat milik Rakha.

Dengan cepat, Rakha membuka aplikasi CCTV di laptopnya, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Begitu layar menampilkan gambar dari kamera di rumahnya, Rakha terdiam sejenak, syok dengan apa yang dilihatnya.

"Ya Allah, ada apa ini?" batin Rakha bergumam, matanya membelalak melihat sosok pria berpakaian serba hitam yang tengah berhadapan dengan Naura di dalam rumah mereka. Keringat dingin mulai mengalir di keningnya, dan tanpa berpikir dua kali, Rakha menutup laptopnya dengan cepat dan segera bangkit.

Panik dan cemas, Rakha meraih kunci mobilnya. Pikiran-pikiran buruk mulai membayangi, tapi satu hal yang jelas di benaknya: dia harus segera pulang.

"Naura... tunggu aku sayang. Aku akan segera sampai," ucap Rakha dalam hati, sebelum ia bergegas keluar dari kantornya, mempercepat langkahnya untuk menyelamatkan orang yang paling ia cintai.

Rakha menginjak pedal gas lebih dalam, rasa cemas memacu adrenalin di dalam dirinya. Dalam waktu kurang dari 10 menit, ia sudah sampai di depan rumahnya. Nafasnya tersengal saat melihat pintu rumahnya yang setengah hancur, bekas didobrak dengan paksa. Perasaan takut dan khawatir semakin kuat merayap ke dalam pikirannya.

Ia bergegas masuk ke dalam, pandangannya menyapu seluruh ruangan. Rumah itu berantakan, barang-barang berserakan di lantai. Tetapi yang paling menakutkan bagi Rakha adalah ketidakhadiran Naura. "Naura?" panggilnya dengan suara bergetar, namun tak ada jawaban.

Matanya tertumbuk pada secarik kertas yang tergeletak di lantai, menambah kecemasan yang sudah meluap di hatinya. Rakha memungut kertas itu, dan jantungnya hampir berhenti berdetak saat membaca pesan yang tertulis di sana. "Kesayanganmu akan lenyap di tanganku!" Kata-kata itu tidak hanya mengancam, tetapi juga ditulis dengan darah, membuat Rakha merinding dan diliputi rasa takut yang amat sangat.

"Naura... Naura!!!" Rakha berteriak putus asa, berlari ke setiap sudut rumah, membuka setiap pintu, mengecek setiap ruangan. Tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Naura. Rumah itu sunyi, hanya suara napasnya yang memburu dan detak jantungnya yang keras yang mengisi keheningan.

Dalam kepanikannya, Rakha merogoh ponsel dari saku dan mencoba menelepon Naura. Tapi suara dering ponsel Naura terdengar... dari dalam rumah. Rakha berlari mengikuti suara itu dan menemukan ponsel Naura tergeletak di atas meja, tak tersentuh.

"Licik!" Rakha menggeram, tangannya menggenggam ponsel itu dengan erat. Rasa marah dan takut membaur menjadi satu, membuat kepalanya berputar-putar dengan berbagai skenario buruk. Nafasnya semakin berat, kepanikan mulai mendominasi pikirannya.

Rakha merasa putus asa, tapi ia tahu ia tak bisa menyerah. "Aku akan menemukanmu, Naura. Aku janji!" Dengan tekad yang semakin membara, Rakha tahu dia harus segera mengambil tindakan, sebelum semuanya terlambat.

Rakha bergegas keluar rumah, langkahnya cepat menuju pos satpam kompleks. Pak Udin, satpam yang bertugas, terlihat sedang berdiri di sana dengan wajah yang sedikit bingung.

"Pak Udin," Rakha mendekatinya dengan nada mendesak, "Tadi lihat mobil asing masuk ke kompleks? Ke arah mana mereka pergi?" Suaranya penuh dengan ketegangan.

MAS RAKHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang